23. Yang Paling Baik (Menurutku)

121 31 54
                                    

***

"Ini bekal makan siangnya, ini infuse waternya, oh iya satu lagi, yang ini kue buat camilan!" Ujar Yudha sambil tersenyum menyodorkan tas bekal yang terisi penuh itu.

Pagi ini Yura meminjamkan mobilnya untuk dibawa Sang adik, sebab suaminya yang polisi itu sedang ada penugasan di luar kota. Wafa pun mengambil kesempatan baik ini untuk mengantar jemput Yudha. Sejak tak lagi pulang ke rumah otomatis dia tak bisa lagi memakai kendaraan pribadinya. Yudha tak pernah protes, tapi kenyamanan Yudha memang tujuan Wafa.

"Nanti aku jemput ya?"

"Nggak usah, hari ini kan kamu pulang ke rumah ibu, katanya mau ketemu budhe kamu" Ujar Yudha mengingatkan, Wafa terdiam sejenak kemudian tersenyum hingga lesung pipinya terlihat jelas.

"Aku ada ide!" Serunya tiba-tiba

"Ide apa?" Tanya Yudha sedikit ragu.

"Gimana kalau kamu aku ajak ke rumah budhe, sekalian aku kenalin!"

"Ih ogah! Kamu aja bilang kalau kamu nggak terlalu akrab sama Budhe mu, namanya aja Budhe Ageng, serem ah!" Yudha bergidig menggambarkan bagaimana feodalnya keluarga Wafa.

"Budhe Ageng lama tinggal di Jakarta, ya dulu di Solo sih, tapi terus pindah tugas dan baru tahun kemarin pulang lagi ke Solo nemenin anaknya, mungkin dia nggak feodal sekarang, aku nggak inget dulu bude gimana, tapi kayaknya kakak bapakku itu nggak seperti ibu, cuma lebih tegas aja!"

Yudha menghela nafas

"Nggak ah, aku nggak siap, lagian aku nanti sore ngajar anak les ku!"

"Siapa? Jane?"

"Bukan, satunya!"

"Oh! Yang bapaknya duda?"

Yudha mengangguk, tiba-tiba Wafa menekuk wajahnya, tapi Yudha tahu pacarnya tak serius.

"Kenapa sih?" Tanya Yudha

"Takut kamu tergoda sama Si Duda!"

BRAK!

"ADUH!" Wafa mengeram kesakitan sebab Yudha memukulnya dengan setumpuk modul yang dibawanya.

"Ngaco!"

Yudha segera turun dari mobil dan meninggalkan pacarnya yang sedang terkekeh puas mengejeknya.

Gadis itu pun berjalan ke dalam sekolah yang mulai ramai itu, dia menuju mesin tap absensi dan berjalan menuju ruang kelasnya.

Yudha baru saja menaruh semua barangnya ketika ponselnya berbunyi. Sebuah pesan instan dari Wafa.

Wafa

Aku sudah sampai kantor

Yudha

Good, kerja yang bener!

Wafa

Kamu yakin nggak mau aku ajak ke tempat Budhe Ageng?

Yudha

NGGAK!

Wafa

Kamu nggak khawatir kalau ibu nanti gimana gimana

Yudha

Kan yang penting kamu, kamu udah bilang ke aku kan, ibu mau gimana aja kalau kamu kekeuh berusaha ya kita akan berusaha untuk dapat restu

Wafa

Good Girl

Yudha

Yash Daddyh

Thank God, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang