29. To Be or Not to Be

116 29 40
                                    

Bagian pembuka ini, aku tulis untuk Salatiga, yang di bulan Juli ini, berusia 1274 tahun.

-Dirgahayu -

***

Solilokui pertunjukan Hamlet dibuka dengan pertanyaan, "To be or Not To be", di mana Hamlet menanyakan apakah lebih baik hidup atau mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Solilokui pertunjukan Hamlet dibuka dengan pertanyaan, "To be or Not To be", di mana Hamlet menanyakan apakah lebih baik hidup atau mati. Ia merenungkan kedua sisi argumen tersebut: mati akan menjadi pelepasan dari siksaan hidup, tetapi itu juga merupakan sesuatu yang tidak diketahui yang mungkin lebih buruk daripada hidup.

Chalize mengenang babak itu di mana dia mengundang Glen untuk menyaksikan Malam Drama Tahunan yang diadakan fakultasnya. Chalize mendapat peran cukup ikonik sebagai Ophelia,calon kekasih Hamlet yang menjadi gila dan tenggelam di sungai, sebab Hamlet membunuh ayahnya.

Waktu itu Glen merasa jatuh cinta bertubi-tubi setiap kali melihat kelebatan Chalize di panggung dengan tatanan rambut dan busana ala ala putri romawi zaman kuno, kecantikan yang tak akan bisa dia lupakan hingga letih perjalanan Semarang-Salatiga dengan meminjam motor Wafa yang performanya kurang well sebab mobilnya masuk bengkel gara-gara diserempet motor anak STM.

Setelah acara selesai Chalize pun menemui Glen yang menunggu di luar balairung tempat dilaksanakannya pertunjukkan itu.

Chalize masih ingat, Glen waktu itu mengenakan jaket kulit warna hitam dengan rambut belah tengah membuat wajahnya yang rupawan terpancar sampai membuat bebrapa mahasiswi kasak kusuk ingin perhatiannya.

"Glen ..." Ujar Chalize sambil berlari menghampiri Glen yang duduk di tangga pelataran balairung universitas yang sudah berusia 70 tahunan itu.

"Hai" Glen berdiri dan tersenyum cerah seperti langit Kota Salatiga yang bertabur bintang di bulan Juli.

"Aku ganti baju dulu ya, sama hapus make up" Ujar Chalize sedikit tersipu dengan gaun biru berkorset itu.

Glen mengangguk, tapi sepersekian detik tangannya menahan lengan Chalize.

"Kenapa?" Tanya Chalize bingung

"Hair do"

"Kenapa hair do nya?"

"Hair do nya ... gitu aja!" Ujar Glen malu-malu lantas menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Chalize tersenyum hingga menyisakan eye smile nya.

Dia mengerti dan kemudian pamit, sebab team wardrobe terkenal galak-galak, dia harus segera mengembalikan baju.

Glen menunggu dengan sabar, sesabar dia mendengarkan curhatan Chalize dua bulan ini, dari mulai saat audisi, latihan, hingga akhirnya gladi bersih dan tampil. Saat Chalize senang dia ikut senang, Chalize marah dia juga ikut marah, tiap Chalize cerita tentang anggota yang menyebalkan, Glen juga ikut kesal pada orang itu padahal melihat wajahnya saja belum pernah.

Thank God, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang