Tap 1 [Keluar Sangkar]

224 25 1
                                    

🍫*˘~。.:*♡✨・゚*:・゚✧🍫

Sunyi. Itulah kata yang sangat cocok menggambarkan ruang apartemen milik Huang Junjie. Lelaki berusia 25 tahun yang hari-harinya tidak pernah berpaling dari layar komputer. Satu-satunya suara lain yang mungkin terdengar adalah Chesnut, kucing putih gemuk milik pemuda Huang tersebut.

"Jie, buka pintunya! Aku membawa kabar baik untukmu" suara dari microfon di pintu apartemen yang menyambung ke kamar tempat Junjie biasa melakukan kegiatannya. Membuat jari-jari yang sedari tadi sibuk di atas keyboard berhenti sejenak dan mengangguk setelahnya.

"Masuklah. Kau tahu kodenya kan Ge" balas Junjie pada pesan suara yang sampai kepadanya.

Tidak berselang lama pintu kamar lelaki Huang tersebut dibuka, membuat suasana gelap yang semula mendominasi mulai berbaur dengan cahaya yang masuk. Menampilkan kamar yang sebenarnya tampak hangat dan nyaman jika saja nuansanya tidak dibuat tertutup dan temaram.

"Aku masih saja heran kenapa kau betah sekali berlama-lama di tempat tanpa udara sehat ini"

"Tidak perlu kuulangi, jawabannya tetap sama. Disini nyaman untukku Ge" Huang Junjie berujar dengan kekehan kecil dalam suaranya. Membuat lelaki jangkung yang barusaja masuk ke kamarnya menghela nafas.

"Kemarilah, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu"

Meskipun penasaran, Huang Junjie menahan dirinya dari bertanya karena ia tahu Yunxi Gege akan menjelaskan sendiri padanya

"Bagaimana Launching bukumu kemarin?" tanya lelaki yang lebih dewasa dari Junjie tersebut.

"Cukup memuaskan. Hasilnya juga bagus"

"Kau puas?"

"Uhng, walaupun tidak begitu fantastis tapi bisa dibilang aku cukup puas" jelas Junjie lagi pada kakak sekaligus managernya tersebut. Novelnya cukup mendapat ruang di pasaran, publik juga menyukai bagaimana ia merangkai kata-kata dalam karya tulisnya.

"Ada apa Gege bertanya?"

"Baguslah kalau kamu puas. Gege sudah menyiapkan hadiah kecil untukmu"

"Hadiah? Aku sedang tidak berulang tahun Ge, itu masih lama"

"Bukan sebagai hadiah ulang tahun. Ini untuk kerja kerasmu selama ini dan keberhasilanmu sekali lagi Didi-ku tersayang" Luo Yunxi menyerahkan sebuah amplop ke pangkuan saudara laki-laki yang duduk di seberangnya.

"Tapi-"

"Jangan menolaknya lagi. Cobalah keluar dari sangkarmu dan nikmati udara segar sesekali"

"Ge-"

"Aku tahu kau tidak suka bepergian. Tapi aku lebih tidak suka kau hanya berdiam diri disini sepanjang masa liburanmu. Kau bisa sekalian me-refresh pikiran dan mencari hal baru disana. Siapa tahu kau akan mendapatkan inspirasi untuk projek selanjutnya" Yunxi menutup mulut Junjie yang sudah coba menyanggah lagi.

"Bisa dibilang 2 tahun ini kau tidak kemana-mana. Aku cukup khawatir untuk itu, jadi aku menyiapkan ini untukmu jauh-jauh hari"

"Baiklah-baiklah, aku menghargai perhatian Gege. Terimakasih banyak." Junjie mencoba membuka amplop putih dalam pangkuannya

"Apakah Gege akan ikut juga?"

"Tentu! Karena proyek filmku juga akan dilakukan di kota tersebut. itu juga sebabnya kenapa Gege menyiapkan tiket untukmu"

Mendengar kata 'proyek film' milik kakaknya, Junjie menghela nafas. Sama saja bohong! Mereka hanya akan berada di tempat yang sama tapi tidak melakukan hal yang sama. "Ini bukan liburan Ge namanya. Kau menipuku, apa bedanya dengan membuangku kesana dan meninggalkanku sendirian?"

Beautifull VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang