Twenty

46 5 1
                                    

Siang ini kelas tampak seperti biasa, mahasiswa datang dengan semangat, beberapa bercanda dan tertawa sementara yang lain sibuk mengerjakan tugas yang belum selesai. Utahime duduk dengan tatapan kosong, merasa ada yang hilang. Biasanya, ia selalu berdiskusi dan tertawa bersama Winter namun laki-laki itu tengah membantu salah satu perempuan di kelasnya.

Utahime bisa melihat bagaimana perempuan itu mencari perhatian dan Winter membiarkan nya. Sudah hampir satu minggu mereka tidak bertegur sapa, saling bertukar pesan pun tidak. Semua menjadi asing dan Utahime sampai saat ini belum mengetahui perubahan sikap Winter terhadap nya, ia takut untuk memulai percakapan.

"Hei Utahime.. kau sudah mendengar tentang Winter?" Tanya Riko berbisik yang menjadi teman nya belakangan ini

"Belum, ada apa memang nya?"

"Kau lihat ini" Riko memberikan ponselnya

Utahime melihat sebuah foto Winter bersama Shoko saat final turnamen basket kemarin, keduanya begitu dekat bahkan ketika melihat tangan Winter melingkari pinggang Shoko ada rasa tidak rela.

"Mereka menjadi berita hangat akhir-akhir ini.. Kau tidak cemburu hum? Secara kau sangat dekat dengan nya" ucap Riko masih berbisik

Utahime memberikan kembali ponsel nya "Mereka berdua temanku, tidak mungkin mereka memiliki hubungan"

"Tidak ada yang tidak mungkin, seorang laki-laki berteman dengan perempuan itu hal yang mustahil"

"Kau lihat saja disana, jika mereka benar-benar memiliki hubungan.. Winter tidak akan mendekati perempuan selain kekasihnya" ujar Utahime yang merapihkan barang nya

"Tapi ia hanya membantu"

"Terserah, aku tidak peduli" Utahime beranjak dari tempat duduk nya lalu keluar dan itu disaksikan oleh Winter

Utahime memutuskan untuk pergi ke cafe tempat dimana ia dan juga Winter sering kunjungi. Duduk di sudut ruang menatap keluar jendela, melihat orang berlalu lalang dengan pikiran nya kemana-mana.

"Permisi.."

Ada seseorang yang datang menghampiri Utahime dan ketika ia menolehkan kepalanya ia tidak percaya siapa yang datang menghampiri nya.

"Maaf, aku tidak sengaja melihat mu keluar dari gedung seni lalu mengikuti mu.. aku hanya ingin bertanya apa kau melihat Kakak ku, Winter?"

Orang yang telah menyebabkan ini semua, orang yang merusak dan menghancurkan kehidupan nya. Seseorang yang tidak akan pernah bisa ia maafkan.

"Masih didalam" ucap Utahime sedingin mungkin

"Apa ia akan datang kesini? Kalau iya aku menunggu nya, tidak apa kan?"

"Winter tidak datang"

"Oh kalau begitu aku menunggu nya didekat gedung saja, terima kasih"

Utahime menghela nafasnya panjang melihat perempuan bersurai putih itu pergi dari hadapan nya. Ia tidak sanggup berada di dekat perempuan yang bernama Uraume itu. Bayangan tentang kehidupan nya selalu muncul dan membuat hatinya sakit.

Niat awal datang ke cafe untuk menenangkan pikiran nya namun saat Uraume datang ia memutuskan untuk pulang, tak lupa ia membayar coklat panas' nya.

Dalam perjalanan pulang Utahime mendapatkan pesan dari Shoko, sahabat nya itu menanyakan keberadaan dirinya dan meminta untuk menemani Shoko berbelanja. Utahime menyetujui untuk ikut Shoko, ia berharap dengan pergi bersama sahabat nya bisa memperbaiki suasana hatinya.

Brukk!

Si raven berjalan sembari memainkan ponsel nya dan pada akhirnya ia menabrak seseorang, untung nya ponsel yang ia pegang tidak jatuh.

"Jangan bermain ponsel saat kau sedang berjalan, itu bisa mencelakakan diri mu"

Iris mata coklat nya terbuka lebar, orang yang tidak sengaja ia tabrak itu adalah Winter.

"M-maaf, Winter"

Laki-laki itu kemudian pergi meninggalkan Utahime tanpa mengatakan apapun. Entah apa yang dipikirkan Utahime, Si raven menghampiri Winter dan meraih tangan nya.

"Tunggu.."

Winter menghentikan langkahnya dan berbalik "Aku sedang buru-buru, Iori"

"Berhenti memanggil nama marga ku, Winter. Aku tidak menyukainya"

Dan terjadi adu kontak mata diantara keduanya.

"Aku harus pergi" ucap Winter namun Utahime masih menahan

"Apa kau tidak merindukan ku? Setelah satu minggu kita tidak berbicara satu sama lain?" Tanya Utahime

"Tidak"

"Jangan berbohong, Winter. Aku tau kau—"

Winter membalikkan tubuhnya dan mencengkram erat kedua lengan Utahime.

"Kau membuang waktu ku untuk hal yang tidak penting, ku peringati kau mulai sekarang menjauh dari ku! Mengerti?" Ujar Winter penuh penekanan

Utahime mengepalkan tangannya dan berusaha menahan airmata agar tidak jatuh.

"Apa alasan kau melakukan ini semua? Apa karena aku menolak ajakan mu untuk datang ke turnamen kemarin dan kau marah? Beritahu aku Winter!" Ucap Utahime tidak kalah tegas

Sejujurnya Utahime belum siap untuk mendengarkan tapi ia tidak bisa membuang kesempatan ini dan mengetahui jawaban atas perubahan sikap Winter.

Cup

Tanpa aba-aba Winter langsung mencium bibir Utahime bersamaan airmata nya yang mengalir dan dengan sadar ia melepaskan lalu menampar keras wajah Winter dan pergi meninggalkan Winter yang masih berdiri.

Baginya hari ini, perasaan kesal dan bingung bercampur aduk dalam hati. Utahime tak pernah menyangka, hari yang seharusnya biasa ini berubah menjadi hari yang penuh dengan kejutan yang tidak menyenangkan. Si raven tidak pernah mengira ia akan melakukan hal seperti itu.

Sesampainya di rumah Utahime duduk termenung di dalam kamar nya, perasaan kesal masih menggantung di hati nya. Ia juga membatalkan janjinya pada Shoko.

"Kenapa kau melakukan itu, Winter?" Utahime bergumam sendiri."Sebelumnya kau bersikap dingin padaku dan tadi kau tiba-tiba mencium ku.. kau membuat ku bingung"

Tok tok tok

"Hime, Satoru datang ingin bertemu dengan mu" ucap Nona Iori dari balik pintu

"Ya tuhan apa lagi ini" keluh Utahime dalam hati nya

"Hime, kau didalam?"

"Ya, tunggu sebentar"

Sejujurnya ia tidak ingin bertemu dengan siapapun tapi ia tidak ingin ibunya mengetahui masalahnya.

"Hai, Hime"

Utahime memutar malas bola matanya "Cepat katakan kenapa kau ingin menemui ku?"

"Aku ingin mengajakmu menonton film"

"Ide yang bagus, Satoru" sahut Nona Iori

"Ma?"

"Pergilah nak, Mama lihat wajahmu sedih saat kau pulang. Mungkin kau butuh hiburan"

"Terima kasih, Nona Iori" ucap Satoru

Terpaksa Utahime harus pergi menonton film dengan laki-laki itu yang semakin membuat hari ini adalah hari terburuk baginya setelah ia hidup kembali.

To be continued

° ° ° °

Terima kasih sudah mampir dan membaca

Stay safe and healthy

Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang