Sesuai apa yang pelayan itu katakan. Pangeran mahkota Lev meninggal dunia. Di duga pangeran mahkota Lev diracuni, racun tersebut ditemukan di cangkir teh bekas ia minum ketika bersama kakaknya yaitu calon putri mahkota Alisa.
Mendengar berita tersebut tentu saja membuat putri mahkota Alisa sebagai kakak begitu terpuruk. Baru saja kemarin ia menikmati teh bersama dengan adik tersayangnya itu. Ia begitu sakit hati dan dendam kepada orang yang meracuni adiknya.
Di sebuah ruangan megah nan luas, ornamen putih bersih dan langit-langit yang menjulang tinggi itu di penuhi oleh orang-orang penting. Dari raja, para selir hingga kesatria sedang berduka cita atas kepergian calon masa depan raja mereka yaitu Lev Hector Alexandro.
Tidak ada ekspresi bahagia di wajah mereka, hanya ada air mata yang jatuh. Terlihat jelas jika pangeran mahkota Lev adalah seseorang yang sangat berarti bagi mereka. Khusus nya bagi putri mahkota Alisa.
Raja Avram Hector Alexandro menangisi kepergian putranya di temani oleh ratu Odette yang mencoba menenangkan suaminya itu. Ia berpura-pura sedih agar tidak dicurigai oleh orang-orang disana.
Peti mati berada di atas tangga sana, disinari oleh cahaya matahari dari langit yang dimana hanya menyoroti peti mati milik pangeran mahkota Lev saja.
Disisi peti mati itu, putri mahkota Alisa terduduk dan menangis pilu. Memukul-mukul peti mati itu dan berteriak agar adiknya segera bangun.Dilihatnya wajah pucat sang adik, mengelus lembut dengan jemarinya yang lentik. Mengingat kembali kenangannya selama masih kecil bersama sang adik. Sungguh tidak adil, adiknya pergi menyusul mendiang ibunda mereka.
"Tenang saja... Lev. Kakak pasti akan menemukan bajingan yang membunuhmu dan juga mendiang adik kita," lirih putri mahkota Alisa.
Di tempat banyak nya orang di bawah sana, menyaksikan putri mahkota Alisa yang sangat kehilangan sembari menyentuh wajah sang pangeran mahkota Lev itu membuat orang-orang disana semakin bersalah akibat tidak bisa menjaga calon raja mereka.
Susan yang berada di sana melihat itu hatinya ikut sedih. Apalagi ia baru saja bertemu dengan pangeran mahkota Lev kemarin malam. Entah kenapa hatinya seperti terketuk senang ketika pangeran mahkota Lev mengusap puncak kepalanya. Hangat dan lembut, itulah yang ia rasakan.
Tak sadar, air matanya ikut turun. Menangisi kepergian orang yang membuat hatinya hangat itu.Susan padahal berharap bisa berbincang lebih lama lagi dengan pangeran mahkota Lev. Namun takdir berkata lain.
Hari itu adalah hari yang sangat penuh duka. Entah kenapa Susan juga ikut merasa kehilangan padahal ia baru bertemu sekali dengan pangeran itu.
Hingga upacara pemakaman sudah selesai dan orang-orang kini sudah pergi ke tempat mereka masing-masing.
(•~♦~•)
Tiga jam berlalu setelah upacara pemakaman selesai dilaksanakan. Para pangeran memang sedih karena telah kehilangan salah satu saudara mereka namun tidak ada gunanya terus meratapi hal tersebut. Mereka mencoba tidak terus menerus merasa sedih dan mencoba melakukan sesuatu yang menghibur mereka.Para pangeran pergi ke ruangan belajar pribadi mereka, yang dimana di sanalah mereka belajar secara private di dampingi oleh guru istana. Guru istana mereka ialah bernama Keishin Zovar. Beliau adalah guru istana Gloria yang di percayai oleh raja Avram Hector Alexandro.
Cara mengajarnya sangat santai dan mudah dimengerti. Itulah sebabnya para pangeran kerajaan menyukainya.
Tepat pada jam sebelas siang, ke-14 pangeran kerajaan kecuali pangeran ke-4 datang ke ruang belajar. Mereka duduk di kursi masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐓𝐇𝐄𝐍𝐀 | ℌ𝔞𝔦𝔨𝔶𝔲𝔲 𝔵 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔢𝔯'𝔰
FantasyBagaimana Kisah kehidupan para tokoh Haikyuu yang menjadi seorang Pangeran dan seorang Putri? Tentu saja akan berbeda. Book ini menceritakan tentang seorang gadis cantik yang tenggelam lalu masuk ke tubuh seorang wanita yang sangat cantik. Wanita...