02

172 40 8
                                    

Kau tahu semua itu
Kau pun tlah merasakannya
Kau pun tlah mengakuinya
Terima saja terima

.

.

.

Evan melirik ke arah sahabat nya berkali, merasa khawatir dengan Tristan yang tersenyum seperti orang mesum sejak Evan menjemput nya. Terlebih saat memejamnkan mata pun ia masih tersenyum.

"Tristan, loe gak lagi kesurupan kan?." Tanya Evan sembari menatap langsung ke arah Tristan yang memejamkan mata.

"Gue kesurupan cupid." Jawab Tristan masih memejamkan mata.

"Loe gangguin Kak Suzy lagi?."

"Gak, gue bukan gangguin, gue cuma minta dia gantiin Kak Nana aja, gue juga udah bilang kan sama loe, terus dia nolak dan si cantik garang itu tantrum, seksi banget keliatan nya cewek gue itu."

"Si anjir, loe gila ya emang, obsesi lo ya, serem anjir."

"Apasih Van, loe tuh harus nya dukung gue, loe kan tau seberapa lama gue nunggu dia."

Evan hanya menggeleng, tak habis pikir dengan Tristan yang sudah mengincar Suzy sejak lama dan penasaran setengah mati dengan kakak kelas nya saat SMA itu. Jangan lupakan juga jika Tristan sering menjadikan Suzy alasan mengapa ia tak pernah menjalin hubungan serius dan sibuk bergonta-ganti patner.

"Loe nunggu dia, kalau dia nya gak mau terus lari karena kelakuan loe ya percuma gak sih buat gue dukung. Yang ada gue mau nyelametin Kak Suzy dari loe."

"Oh loe mau perang sama gue? Juga dia gak akan bisa lari, bakalan gue kejer mau ke dunia bagian manapun. Dia punya gue soalnya. Siapa yang berani ngusik atau ngerebut bakalan gue babat abis abisan."

"Bener bener orang gila satu ini."

"Dih, loe ngomong begitu kayak loe gak sengaja ngehamilin Bulan aja biar si tuan putri gak kemana mana."

"Jangan bawa bawa istri gue anjir."

"Yaudah jangan pisahin gue sama istri gue juga."

Wah sungguh persahabatan yang gila dan tak patut ditiru.

.

T

ristan kembali tengah malam, setelah memenuhi undangan pesta ulang tahun dari salah satu influencer bersama dengan Evan, meski Evan kembali lebih awal karena tak mau istri nya yang sedang hamil sendirian terlalu lama dirumah.

Dan sebagai perwakilan, Tristan tetap disana sampai akhir acara, demi menyenangkan si influencer yang Tristan tau sedang berusaha mengincar nya. Memberi harapan palsu, padahal dia sendiri tak suka diberi harapan palsu.

Rumah Tristan berukuran cukup besar, dengan dominasi warna hitam dan beige dan barang barang estetik. Yang sangat menggambarkan kepribadian Tristan.

Dan diantara semua tempat di rumah mewah nya, Tristan paling menyukai salah satu ruangan yang hanya bisa diakses melalui kamar nya, sebuah ruang yang mirip dengan walk in closet hanya saja bukan diisi oleh pakaian.

Melainkan foto foto Suzy sedari kecil hingga dewasa ini, serta semua hal yang Suzy suka ada disana termasuk album dari penyanyi kesukaan Suzy atau karakter 2D kesukaan nya. Ruangan ini ia sebut sebagai ruangan ratu dan tentu tak ada seorang pun yang boleh masuk kecuali dirinya.

"Hai wife." Sapa Tristan, sembari mengecup foto Suzy yang berbingkai, terletak di atas nakas.

"Besok kamu bakalan tinggal disini sebagai asisten pribadi, meski ya sebenarnya itu cuma alasan aku aja, anggap aja kamu menuhin kewajiban sebagai istri setelah sekian nama nunda dan bikin aku nunggu." Sambung Tristan, mengecup lagi foto Suzy.

Suzy mungkin sudah tau jika Tristan terobsesi dengan nya tapi mungkin ia tak tau kalau sebesar itu obsesi nya.

.

Ini cuma fiksi, kalau nyata ngeri juga

Ya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang