03

158 44 5
                                    

Menunggu itu bosan
Bosan yang memusingkanku
Coba saja kau merasakan
Terima saja terima

.

.

.

"Kak Suzy, diem diem ya ternyata jadi pengganti Kak Nana." Goda Susan, sembari menatap Suzy dengan tatapan mengejek nan kentara.

"Tau nih, kemarin bilang nya ngasih opsi ke kita, eh tapi berarti rumor kemarin salah dong, yang bener emang Kak Suzy udah fix dijadiin pengganti Kak Nana." Sahut Arin.

"Iyalah jelas Kak Suzy yang dipilih, orang dia yang paling gak tebar pesona atau cari perhatian ke boss, mirip kayak Kak Nana. Tapi aneh nya selama ini loe selalu berusaha gak interaksi langsung sama si boss ya kan kak, kenapa masih aja masuk ke radar nya?." Tanya Naya, dengan wajah bingung.

"Tau boss loe pada aneh, banyak yang lebih kompeten malah gue yang dipilih, gue gak kepikiran sama sekali bakalan gantiin Kak Nana tapi ya gimana titah boss besar. Sebenernya gue lebih suka sama posisi yang sekarang tapi karena ini cuma sementara yaudah lah diikutin aja toh cuma 3 bulan ini. Dan karena gue bakalan jarang makan siang bareng kalian kedepannya, jadi makan siang kali ini biar gue yang bayar." Jelas Suzy dengan senyum.

Dibalas dengan sorakan ceria oleh para junior nya, membuat Suzy tersenyum lalu mengumpat dalam hati kepada Tristan yang bertingkah sesuka hati seperti kera sakti.

.

Entah sudah berapa kali Suzy membaca kontrak kerja nya sebagai asisten pribadi dari boss tampan nya yang berbahaya.

Tentu saja Suzy sadar bahwa Tristan berbahaya, saat pria itu mengiyakan dengan penuh kesadaran tentang obsesi terhadap dirinya. Meski memang sebagian hati Suzy merasa lelaki itu hanya bercanda dan  hanya sekedar penasaran, mengingat boss nya selalu mendapatkan apa saja yang diinginkan.

"Kenapa sih cantik? Kamu gak percaya sama aku? Atau jangan jangan nominal sama fasilitas nya kurang? Atau soal libur sama lembur nya?." Tanya Tristan, sembari menatap Suzy dengan tatapan sayang nan kentara, membuat orang yang melihat mengira mereka sepasang kekasih.

"Oke saya tanda tangan ya pak." Jawab Suzy, merasa tidak ada yang mencurigakan atau merugikan di surat kontrak ini.

"Kamu curigaan mulu sih, juga kan aku bilang kalau diluar gak usah formal banget, kita santai aja."

"Bapak sudah tau menu apa yang mau dipilih, biar saya panggil pramusaji nya?."

"Udah dipesen kok, kan via barcode, makanan kamu juga udah aku pesenin. Kamu bandel banget sih, dibilang santai aja kalau lagi diluar kantor, sebenarnya di kantor pun juga gapapa kalau kamu mau."

"Mana bisa, bapak kan boss besar sementara saya ini asisten pribadi dan kita ini profesional kan."

"Oh kamu mau hubungan kita lebih dari profesional, yaudah kapan mau tunangan nya? Biar aku siapin."

Suzy mendelik, rasa rasa nya bukan itu yang ia maksud kenapa tiba tiba anak ini membahas tentang pertunangan.

"Ah kalau itu terlalu instan yaudah kita jadian aja, kan dulu belum sempet. Aku tuh bosen banget karena hubungan kita kayak gak ada progres tau gak."

"Ya kalau bosen ngapain nungguin gue?." Tanya Suzy, mulai habis kesabaran.

"Iya orang gue mau nya sama loe, ya kali si Evan yang gue tunggu yang ada di suntik mati sama istri nya. Apa susah nya sih nerima gue? Gue udah mateng sekarang juga mau berapa lama lagi gue nunggu tanpa kepastian? Loe kena karma loe kan kalau terus terusan mainin hati mungil gue."

"Astaga Tristan loe tuh freak banget ya emang, gue gak mau, gue tuh gak suka sama cowok yang kesana kemari, juga gue tau rekam jejak loe yang suka HTS an. Makasih banyak karena loe udah suka sama gue, tapi kan loe punya banyak opsi lebih baik dan lebih cantik dari gue, jadi gak perlu lah nungguin gue yang suka mainin hati mungil loe itu."

Tristan terdiam lalu menunduk, membuat Suzy merasa jawaban nya agak keterlaluan dan entah kenapa merasa tak enak hati.

"Maaf, gue tuh lagi gak mikirin cinta cintaan aja sekarang ini, bukannya gue gak ngehargain perasaan loe tapi gue gak mau loe terus nunggu sesuatu yang gak pasti dari gue." Kata Suzy, menggenggam tangan Tristan.

Membuat Tristan mendongkak dan memasukkan cincin yang entah dari mana asalnya ke jari manis Suzy. Menghasilkan tatapan terkejut dari sang korban.

"Kita resmi tunangan mulai sekarang." Kata Tristan dengan senyum manis mengandung racun.

"Wah beneran gak waras anak ini." Pekik Suzy, sadar bahwa ia dijebak.

.

Menurut Tristan, cinta itu harus di paksa segera

Ya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang