07

169 39 8
                                    

Kau pikir aku santai
Kau pikir aku sabar

.

.

.


Sebulan berlalu sejak insiden 'penculikan' dan tak terasa hari ini menjadi hari terakhir Suzy sebagai asisten pribadi Tristan, mengingat sudah 3 bulan dan Senin ini Nana kembali bekerja.

Tidak ada hal yang berarti, kecuali cerita simpang siur tentang hubungan Suzy dan Tristan yang penuh keanehan. Mulai dari mereka kawin lari, sampai pada mereka kemarin menghilang karena bulan madu.

Dan semua makin parah karena Tristan secara gamblang menunjukkan perhatian pada dirinya. Seolah tak peduli dengan rumor tentang mereka. Pun Suzy tak sempat memberi klarifikasi apapun untuk para junior yang dekat dengan nya, mengingat mereka itu masuk dalam golongan pengagum Tristan.

Tapi hari ini, Suzy sengaja mengajak mereka untuk makan siang bersama dan tentu saja ditraktir oleh nya. Karena setidaknya meski tidak bisa klarifikasi di seluruh kantor, ia bisa memberitahu kebenaran pada rekan kerja yang ia rasa agak dekat dengan nya.

"Beneran kaka sama pak Tristan gak ada apa apa?." Tanya Susan sekali lagi.

"Kalau Kak Suzy bilang gak ya seharusnya gak sih, tapi kenapa gak beneran aja sih Kak, kalian serasi gitu." Komentar Arin.

"Iya, apalagi si big boss kan masuk kriteria menantu idaman. Kata gue mah justru sayang kalau gak beneran." Sahut Naya.

Suzy mendengus, merasa percuma klarifikasi kepada mereka ini, karena mereka memilih cerita tak masuk akal itu menjadi kenyataan. Lalu ia berdiri dan langsung menuju toilet.

Bertepatan dengan kedatangan Tristan, yang membuat ketiga junior nya saling tatap lalu tersenyum dan mempersilahkan Tristan untuk duduk sembari menunggu Suzy kembali.

"Makanan kalian udah dibayar?." Tanya Tristan, yang memang sengaja datang untuk menjemput Suzy, meski si cantik itu melarang.

"Kurang tau boss, tadi Kak Suzy sih bilang nya ditraktir sama dia, atau jangan jangan boss yang traktir kita." Jawab Susan, si gen z yang tak ada takut takut nya.

"Boleh, tolong pesenin minuman juga lah, untuk divisi kalian." Jawab Tristan.

"Eh serius pak?." Tanya Arin memastikan, dibalas anggukan.

Sementara Naya sudah terlebih dahulu ke kasir dan memesan beberapa minuman. Kebetulan memang mereka makan siang di kafe yang toast nya enak, meski menu andalan mereka tetap minuman.

"Boss bayar nih boss." Kata Naya, membuat Tristan berdiri dan melangkah menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

Tak lama Suzy kembali dan terkejut dengan kehadiran Tristan. Seperti nya ia sama sekali tak sadar kalau sempat berpapasan dengan si boss besar.

"Ngapain beliau?." Tanya Suzy kepada Susan yang tak ikut ke kasir.

"Nyusulin istri nya lah, apalagi. Sekalian traktir divisi kita. Udah kak jadiin aja semua cerita yang ada, sayang banget lagi, cowok ganteng plus royal begitu dilepas."

Suzy mendengus, lalu kembali ke kamar mandi lagi, entah kenapa ia merasa seperti salah makan, padahal sebelum nya terasa baik baik saja.

.

Suzy tak kembali ke kantor bersama yang lain, karena Tristan membawa nya untuk periksa, begitu melihat Suzy tampak lebih pucat saat keluar dari toilet kafe.

Dan disinilah mereka, di klinik milik istri Evan, yang juga merupakan junior Suzy saat di kampus dulu, hanya saja beda jurusan dan mereka kenal melalui unit kegiatan mahasiswa.

Suzy cukup dekat dengan Bulan, bahkan sempat hadir saat pernikahan nya kemarin. Dan ini pertemuan pertama mereka sejak pernikahan, yang mana kali ini Bulan sedang mengandung, tapi tak menghentikan dirinya untuk tetap bekerja.

Pemeriksaan pun berjalan lancar juga dengan beberapa pertanyaan, yang mana Tristan juga ikut serta disana sebagai wali katanya.

"Kalian udah resmi jadi pasangan kan?." Tanya Bulan, menatap Suzy dan Tristan dengan senyum.

"Hah?." Tanya Suzy bingung, kenapa Bulan tiba tiba menanyakan hal seperti itu.

"Iyalah udah." Jawab Tristan tanpa beban.

"Selamat, kalian bakalan jadi orang tua, Kak Suzy lagi mengandung sekarang, usia kandungan nya sudah hampir 4 minggu." Kata Bulan dengan senyum manis.

.

Ya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang