05

155 39 4
                                    

Langsung saja
Coba katakan ya

.

.

.


Suzy berusaha untuk bertingkah normal dan profesional saat Tristan dengan penuh kesadaran memperkenalkan Suzy sebagai kekasih nya kepada setiap kolega yang mereka temui. Padahal Suzy merasa tak pernah menerima atau setuju dengan julukan mengada-ngada dari sang boss.

"Iya bund, ini Suzy calon menantu bunda." Kata Tristan, kepada prempuan paru baya cantik yang Suzy kenal sebagai Nyonya Thalia Valiandra, ibu dari Tristan.

Menempatkan Suzy pada posisi yang sama sekali tak nyaman, bahkan untuk sekedar bersuara saja ia tak bisa karena terlalu gugup dan gelisah.

"Ya ampun, duduk sayang sini, jangan gugup, bunda gak makan orang kok, pantesan aja ya Tristan tiba tiba minta buat makan siang sama bunda ternyata eh ternyata mau ngenalin calon menantu." Sambut Thalia dengan raut wajah bahagia.

"Iya tante." Jawab Suzy, yang mau tak mau mengikuti skenario aneh dari boss nya.

"Jangan tante dong, panggil aja bunda, siapa nama nya cantik? Tristan baik kan sama kamu, gak bikin kamu nangis? Juga udah berapa lama kalian pacaran?." Tanya Thalia yang suasana hati nya tampak baik.

"Bunda satu satu dong nanya nya, nama dia Suzy, aku selama 3 tahun  selalu ini nge treat kamu baik kan ay." Jawab Tristan tersenyum tak kala manis.

"Ah iya tan-bunda, saya Suzy, kita udah jalan 3 tahun dan Tristan selalu memperlakukan Suzy dengan baik dan sayang tanpa ada paksaan maupun jebakan apapun." Jelas Suzy menekan kata terakhir dengan nada ceria.

Makan siang mereka dilalui dengan cukup hangat. Pembawaan Thalia sendiri seperti Ibu dari Naoki Irie di drama itazura na kiss. Ceria dan ramah serta penuh dengan dukungan untuk hubungan anak nya.

.

"Gimana, calon ibu mertua nya? Gak semenakutkan yang kamu bayangin kan?." Tanya Tristan, fokus pada jalanan.

Ya, selama ini Tristan tak memperbolehkan Suzy selaku asisten menyetir dan selalu menyuruh Suzy untuk jadi passanger princess. Dan jika ia enggan menyetir maka ia meminta supir dan menyuruh Suzy untuk duduk di kursi belakang bersama nya saja.

"Yang paling menakutkan itu ya boss lah, bisa bisa nya langsung bilang kalau gue calon menantu. Kalau nyonya tau kita pura pura gimana coba?."

"Lah kita kan emang gak pura pura, udah sampe tahap aku ngenalin kamu ke kolega sama keluarga kok pura pura sih."

"Ih kan boss yang bikin skenario nya, saya selalu asisten pribadi ya ikutan aja daripada nanti bayar pinalti. Lagian sehabis ini kontrak saya selesai dan saya bakalan resign dengan tenang kok." Jawab Suzy sembari menatap keluar jendela.

Tristan tak menjawab dan memasukkan mobil ke halaman parkir rumah mewah yang Suzy tau sebagai rumah Tristan. Tanpa kata Tristan turun dan buru buru membuka kan pintu penumpang, pertanda bahwa Suzy harus turun.

"Pak, jadwal kita kan seharusnya balik ke kantor."

"Ya, saya mau ambil dokumen dulu. Mumpung satu arah."

Suzy mengangguk mengikuti langkah Tristan, sembari menatap rumah mewah dengan interior estetik, sangat Tristan sekali.

"Tunggu diruang tamu bentar, aku agak lama, nanti biar aku suruh bibi nyediain camilan sama minum." Suruh Tristan dengan nada lembut.

"Oke Pak, kalau perlu bantuan buat nyari dokumen nya bilang ya."

"Iya sayang, juga aku lebih suka kamu nyebut nama aku ketimbang manggil aku pake sebutan boss."

Suzy tak menjawab, karena sibuk mengobservasi ruang tamu Tristan yang memajang foto keluarga dan peliharaan nya serta siluet dari wanita yang tak asing, juga beberapa karya nya.

"Diminum non." Sapa prempuan tua dengan senyum keibuan.

"Makasih Bi." Jawab Suzy ramah, mengambil teh dingin dan cheesecake dari nampan.

Membuat Suzy bertanya darimana bibi tau tentang selera nya, lalu dengan senyum meneguk teh dan memakan cheesecake. Meski tak lama ia merasa teramat sangat mengantuk, lalu terlelap.

"Aku tau kamu gak akan bisa nolak makanan. Makannya cantik ku jangan bikin aku marah dengan bilang kalau kamu mau pergi dari aku" Kata Tristan, muncul dengan senyum.

Sembari mengendong Suzy yang terlelap, mengendong Suzy yang terkena efek obat tidur kedalam mobil dan melaju. Membawa Suzy ke tempat yang hanya ia saja yang tau.

.

Jadi dia bucin atau obses?

Ya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang