003: Calon Mantu

9 5 10
                                        

Satu titik dua koma,
Saya cantik siapa yang punya?
Ya emak bapak saya yang punya lah, hhh.

Balik lagi dengan saya kembaran Lalisa Manoban😜

Happy Reading gais🧡🌷

_________________

"Hy cewek," sapa Bima, di saat Nara baru saja keluar dari kosan bersama motor matic berwarna biru kesayangannya.

Nara mengerutkan alis saat melihat Bima masih bersantai di depan warungnya.

"Loh, kamu gak sekolah Bim?" tanya Nara, sembari memarkirkan motornya.

"Libur Mbak," jawab Bima, membuat Nara mengernyit heran.

"Udah kelas tiga SMA masih ada libur Bim? Bukannya sekarang lagi sibuk-sibuknya belajar ya."

Bima tertawa kecil. "Libur sendiri Mbak. Btw, Mbak Nara mau ke kampus ya?"

Nara mengangguk. "Iya, ya udah Mbak duluan ya Bim." ucapnya lalu melajukan kotornya pelan meninggalkan Bima yang sedang menatapnya tanpa kedip.

"Rajin bener dah calon bini gue," gumamnya.

Plak

"Jangan kebanyakan halu kau nak bujang! Cucian piring numpuk noh di dapur," omel Mak Jenar sembari melirik tajam Bima yang sedang mengusap pelan bahunya akibat pukulan Mak Jenar.

Rupanya ibu dari Bima tersebut mendengar gumaman anaknya.

"Mbak Nara cakep ya Mak, cocok kan kalau jadi mantu Emak?" gurau Bima.

Mak Jenar terkekeh mendengarnya. "Luar biasa cakep. Napa lu, demen sama tu bocah ya?"

Bima mengusap tengkuknya mendengar pertanyaan ibunya. "Ya, ya demen Mak. Siapa coba yang nolak dikasih jodoh kayak Mbak Nara?"

"Tapi masalahnya tu bocah yang nolak dikasih jodoh modelan nya kek lu. Udah muka jelek, nilai pun ikutan jelek, mana ada cerah-cerahnya masa depan dia kalau sama lu!" ucap Ma Jenar bergurau, tapi lain halnya dengan Bima yang sakit hati mendengar ucapan ibu kandungnya.

"Si Emak, gak suka banget liat anaknya bahagia," keluh Bima lalu masuk ke dalam rumah.

"Jodoh itu cerminan diri Nak, kalau kau mau jodohmu macam si Nara ya kau harus berusaha sepadan lah sama dia," teriak Mak Jenar, walau dalam hati dirinya mengamini keinginan Bima untuk memiliki jodoh seperti Nara.

"Selametan tujuh hari tujuh malem daku kalau sampai jodoh anak bujangku itu sama si Nara," gumam beliau lalu merapikan barang dagangannya hari ini.



🌷🌷🌷

"Cantiknya jodoh gue," ucap seorang pria dengan senyum manisnya.

Nara melirik sinis laki-laki yang berusaha menyamai langkahnya. "Masih pagi Ga, jangan bikin orang badmood."

Dirgantara, teman baik Nara sejak kecil. Dirga memutuskan kuliah di Yogyakarta mengikuti jejak Nara, lebih jelasnya ingin selalu dekat dengan Nara.

Dirga terkekeh geli melihat wajah kesal Nara. "Minggu ini lo free gak Nar ?"

"Free, kenapa? Mau traktir makan gue ya," jawab Nara sekenanya.

"Balik Bandung kuy, lama gak pulkam nih," ajak Dirga, ketika dirinya dan Nara sudah sampai di kantin kampus.

"Duh sorry Ga, kalau balik ke Bandung gak bisa gue. Ya lo tau sendiri free gue cuma sehari." Sedikit tak enak hati Nara menolak ajakan Dirga.

Wajah Dirga berubah lesu. "Ya udah bulan depan aja kita balik, pas liburan semester."

"Gue gak bisa janji ya, soalnya nyokap bokap gue kan lagi di surabaya. Kalau ke Bandung paling ya nginep di rumah eyang uti," ungkap Nara.

"Ayo lah beib balik Bandung bulan depan ya ya ya, plisss. Gue yang bayarin deh," ucap Dirga memohon.

Nara menatap wajah Dirga yang memelas membuatnya tidak tega. "Kalau balik sendiri emang kenapa sih?"

"Gak asik lah beib, gak ada temen cerita sepanjang jalan ke Bandung."

Nara mengernyit heran. "Sejak kapan lo suka cerita? Tiap pulang kampung, di jalan kan biasanya cuma numpang tidur."

Dirga menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gak usah bongkar aib napa Nar, kan jadi malu diriku."

"Aelah napa jadi bahas gue sih, ayo balik Nar balik." Dirga tetap memaksa Nara menggunakan wajah sedihnya .

Nara terkekeh geli. "Muka lo jelek Ga, gak usah memelas gitu."

"Ya makanya ayo balik bareng gue," jawab Dirga.

"Iya iya ayo ke Bandung bulan depan," ucap Nara, mengiyakan permintaan Dirga.

"Yey, gitu dong beib. Jadi makin cinta deh."

Dirga memeluk tangan kanan Nara, membuat semua pengunjung kantin menatap mereka gemas.

Dirga tinggi, putih, pintar, walau sedikit manja dan pemaksa, tapi sangat cocok di sandingkan dengan Nara yang selalu menuruti keinginan Dirga.

"Heh, apaan nih main peluk-peluk di depan umum!"

Seyna, dan Tiara datang membuat wajah Dirga muram. Pasalnya Dirga memang tidak menyukai Seyna yang berisik, sering kali keduanya terlibat adu mulut.

"Apa sih ni Mak Lampir ganggu aja," sinis Dirga, membuat Nara tertawa kecil.

Lain hal nya dengan Nara, Seyna malah memutar bola matanya malas. "Heh, tuyul Afrika! Gak usah ngintilin Nara mulu lo, cowok kok manja."

Dirga mendelik tak terima. "Heh Lampir, gue manja cuma ke Tanara doang Ya, ke cewek lain mana pernah gue kayak gini."

"Abis minta apa lo ke Nara? Nyusahin bener idup lo!" sentak Seyna, lalu menarik kursi tepat di samping kursi Nara.

"Tau dah, cowok kok manja!" ucap Tiara, mendukung ucapan Seyna.

"Beib, mereka ngatain aku ih," adu Dirga pada Nara.

Nara hanya menghela nafas panjang. "Lo ada kelas abis ini kan? Ya udah sana ke kelas duluan Ga."

Dirga mendelik tak terima. "Kamu kok ngusir aku ?"

"Drama," ucap Seyna dan Tiara kompak.

Dirga menoleh ke arah Tiara dan Seyna, lalu menunjuk wajah mereka berdua menggunakan jari telunjuknya.

"Dasar demit alas!" ucap Dirga membuat dua perempuan itu memutar bola mata malas.

"Gue duluan Beib," lanjut Dirga, sejenak mengusap kepala Nara lembut.

"Makhluk gaib gitu lo baik-baikin Nar? Ati-ati ketularan stres lo," peringat Tiara.

Nara menatap Tiara lalu Seyna secara bergantian. "Lo berdua ada masalah apa sih sama Dirga? "

Seyna mengedikkan bahu acuh. "Gak ada masalah sih, cuma gue gedeg aja liat di selalu maksa lo ini itu, selalu manja sama lo, ya pokoknya bibit-bibit benalu kayak dia tuh harus di basmi tau gak."

"Kalau lo?" tanya Nara pada Tiara yang tampak berpikir.

Tiara nampak menimang-nimang jawabannya. "Dia pinter tapi pelit banget sama gue, gak mau bagi-bagi ilmu."

"Bagi-bagi ilmu apa jawaban?" tanya Nara dan hanya dibalas cengiran oleh Tiara.

"Ya namanya juga manusia Nar, kalau gak sanggup lagi ya harus minta sumbangan ilmu lah biar nilai gue gak jelek-jelek amat," sanggah Tiara.

"Ada ya manusia kayak kalian, padahal Dirga gak seburuk yang kalian pikir loh. Gue kenal Dirga dari kecil, dia baik kok," ucap Nara, bermaksud membela Dirga membuat Tiara dan Seyna memutar bola matanya malas.

"Manusia bucin," cibir Seyna.




______________
Jangan lupa vote dan komen.
Thanks gais.

Love you beib🧡🌷

Cinta MonyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang