Sesampainya mereka semua dirumah Jiendra dan juga tempat tinggal Jenvin saat ini, Jiendra mendapatkan tatapan aneh dari teman temannya.
Itu pasalnya Jiendra terduduk di ruang tamu sembari menonton televisi dan juga memakan kue berry, ntah dia mendapatkan darimana pun Jenvin tidak tau.
"Ini yang katanya sakit?" Tanya Al kepada Jenvin.
Siapa sih yang tau ketika di tanya seperti itu dan Jenvin baru saja sampai rumah, dia juga tidak tau jika Jiendra ini bisa berdiri bahkan menonton televisi sembari makan.
Apakah dia sudah sembuh?
"Gue sakit karena alergi, lagian setelah minum obat udah lumayan meski kaya mau mati" jawab Jiendra cukup menggunakan nada ketusnya.
Keven dan Afrel langsung menghampiri Jiendra, mereka mengechek suhu badan Jiendra.
"Ada apasih, gue gk papa" ucap Jiendra kembali menggunakan nada ketusnya.
"Ya biasa aja kali, kita nih khawatir sama lo kaya salah" ujar Renjuna yang langsung duduk di samping Jiendra.
Jiendra hanya tersenyum, namun senyuman itu seperti terpaksa. Kini dia menatap Jenvin yang hendak pergi, Jiendra sangat kesal kenapa Jenvin membawa teman temannya.
Tidak, orang yang menyukainya.
Jenvin yang tidak melihat tentu acuh, dia malah memilih kembali ke kamar dan memutuskan untuk membersihkan diri sembari mengerjakan tugas, tidak perduli kepada Jiendra sama sekali.
Sebenernya selain dia juga sakit, Jiendra ingin menghindari teman temannya sampai pikirannya benar benar tenang.
Entah apa yang merasuki dirinya sehingga dia yang biasanya suka di temani kini ingin sendiri, mungkin karena teman temannya itu menyukainya secara bersamaan?
Atau mungkin Jiendra tidak nyaman karena mereka semua, sehingga dia memutuskan untuk mendiami mereka semua.
"Kalo ada yang sakit bilang Jiendra" ucap Renjuna yang menunjukkan ekspresi sangat khawatir pada adik sepupunya tersebut.
"Jien gk papa kak" ucap Jiendra.
"Serius, lo pucet lagi tuh" ucap al kepada Jiendra yang kemudian mengusap pipi Jiendra pelan.
"Uhuk uhuk"
Mereka semua menoleh kearah asal suara yang dimana terdapat Jenvin sedang menuruni tangga, dia menuruni tangga sembari meminum air di gelas yang mungkin membuat tersedak.
"Jenvin, lo gk papa?" Tanya Jiendra yang seketika bangun dari duduknya dan menghampiri Jenvin.
Jenvin dengan cepat menggelengkan kepalanya dan Jiendra menarik gelas di tangan Jenvin, dia juga mengusap usap punggung Jenvin supaya batuknya segera mereda.
Semua tatapan tajam tertuju pada Jiendra dan Jenvin, bagaimana bisa Jiendra yang terlihat tidak sehat mengkhawatirkan Jenvin. Mereka semua yang kesini untuk menjenguknya Jiendra sengaja di acuhkan atau bagaimana? Mereka tidak suka, apalagi ketika Jiendra menunjukkan rasa khawatirnya pada Jenvin.
"Gk usah lebay cuman kesedak" Keven menarik gelas yang berada di tangan Jiendra, bahkan Al juga menarik tangan Jiendra dari punggung Jenvin.
"Woy kak apa apaan sih, liat si Jenvin lagi batuk batuk" ucap Jiendra menarik tangannya paksa yang di cekal oleh Al.
"Gk papa gue cuman kesedak" jawab Jenvin menggunakan nada dinginnya seperti biasa.
Lagian apa apaan dia ini, perkara Jiendra yang pipinya di usap usap oleh Al saja seperti membuat jantungnya berhenti, entah kenapa dia jadi tersedak karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny's Love | Nosung
FanfictionSequel : Reincarnation Jiendra yang terlahir di keluarga kaya dan hanya anak satu satunya selalu menuruti perkataan orang tuanya, tapi saat dia mulai di jodohkan rasanya dia sangat enggan untuk menerima orang tersebut karena mereka baru saling berte...