"apa menurut mu tugas kali ini akan gampang?"
"tidak"
"lalu kenapa kau mengambil nya? bukan nya kau sangat alergi keramaian"ucapan wanita sipit itu sukses membuat Lili menghela nafas panjang
"wae?"
"kau tetap saja tidak ada perubahan, sudahlah aku juga akan beres beres sebentar lagi kedua orang tua ku datang"
"Ok"jawaban singkat Lili membuat wanita sipit itu mendengus, ucapan yang dia tunggu ternyata tidak sesuai harapan
"Dasar kutub Utara tidak peka"
dengan perasaan kesal wanita sipit itu melangkah meninggalkan lili sendiri di dalam kamar tanpa menatap kembali ke arah belakang nya yang juga tengah menatap nya dengan kening berkerut"mungkin saat itu hari paling menjengkelkan yang akan aku lewati"gumam nya lalu kembali melakukan aktivitas memasukkan barang yang akan dia bawa selama di Korea.
Siapa sangka lili yang kecil begitu ceria dan gampang tersenyum seketika berubah drastis sejak kejadian beberapa silam lalu, hari di mana dia tau jika pria baya yang begitu ia sayangi dan ia kagumi justru merenggut kebahagiaan nya, kebahagiaan di mana ibu dan anak bersama, dan kejadian itu juga membuat nya begitu benci akan sosok pria baya yang merupakan paman dari ayah nya yang sama sekali dia tidak tau dari mana asal usul keluarga pria baya itu, apa lagi tentang keluarga ayahnya berada, tentang ibu? dia juga tidak tau apa lagi tentang dia, tempat dia lahir saja dia tidak tau"suatu saat nanti aku akan selalu mengingat itu"hembusan nafas panjang lili begitu berat membuat siapa saja yang mendengar nya sedikit prihatin pada kapten tentara khusus itu
LILI pov
aku tau jika aku begitu berlebihan padanya tapi aku tidak tau harus bersikap seperti apa jika tau pria yang selama ini merawat ku yang telah merenggut kebahagiaan ku sendiri, anak mana yang tidak suka keberadaan ibunya di sisinya?mungkin anak yang tidak tau malu atau malu memiliki sosok ibu di sisinya, kekaguman ku pada nya pudar saat itu juga saat aku mendengar semuanya jika aku di pisahkan oleh pria itu dari keluarga ku dengan cara menjijikkan, sedih iya tapi aku tidak tau harus berbuat apa lagi, mencari mereka mungkin tidak. karna aku tau saat ini mereka sudah melupakan ku, mungkin, buktinya sampai sekarang mereka tidak mencari ku selama 22 tahun ini, sosok ibu yang melahirkan ku saja aku tidak tau wajah dan sosok nya seperti apa, mungkin tuhan sudah menakdirkan ku seperti ini, hidup sendiri tanpa kebahagiaan
"Rindu hanya sebatas mimpi bagiku"
boleh kah aku meminta secara langsung pada tuhan jika aku sangat lelah akan dunia ini, aku lelah harus bersikap dingin pada pria yang selama ini merawat ku dengan baik walaupun aku tau jika dia juga yang menjauhkan ku dari keluarga ku sendiri dan sampai sekarang aku sama sekali tidak mendapatkan ucapan jujur dari pria itu dengan langsung, aku tidak peduli jika sikapku terhadap nya berubah secara mendadak yang membuat nya kembung akan penyesalan, penantian ku mungkin akan sia sia sebelum dia mati
"Jika dia jujur mungkin aku akan memaafkan nya"hanya itu yang bisa aku katakan seterusnya, aku menunggu ungkapan jujur itu dari nya tanpa adanya potongan ucapan yang nantinya dia buang
"Kapten"
"Ya"aku sedikit terkejut saat seseorang tiba tiba masuk dan memanggil ku dengan suara keras
"Maaf kapten"aku menatap nya saat tau siapa yang baru saja masuk kedalam kamar ku, dan ya aku hanya bisa menghela nafas karna tidak mungkin aku membentaknya
"Tidak masalah, kenapa?"
"uhm.. itu, ada yang mencari kapten katanya saudara keluarga kapten"
Aku yang mendengar itu hanya bisa mengerutkan kening bingung, siapa? keluarga aku sama sekali tidak punya apa lagi saudara