sedangkan di lain tempat dua wanita berbeda umur tengah berbaring di atas kasur dengan pelukan hangat yang di saluran sang ibu, mereka yang tak lain Jennie dan Lalice.
"Mommy, baby Yuyu boleh?"kini tatapan berbinar seorang Lalice membuat Jennie wanita bermata kucing itu hanya bisa menghela nafas panjang, pelukan nya dia renggang kan untuk bisa melihat raut wajah sang anak yang selalu membuat nya gemas."Boleh"angguk Jennie, pasrah, itulah hal pertama yang Jennie lakukan jika melihat tatapan berbinar nan berharap sang anak, apa lagi saat ini dirinya yang melarang Lalice untuk tidak masuk kampus karna seluruh badan gadis Barbie itu tiba tiba panas membuat nya sedikit panik, tanpa pikir panjang Jennie membuka baju sang anak dan hanya meninggalkan baju dalamannya saja untuk dia peluk"apa baby pusing?"tanya Jennie setelah mengeluarkan salah satu payudara nya.
"tidak, tapi baby merasa jika baby seperti kekurangan tidur"jawab Lili lalu langsung memasukkan ujung benda bulat itu pada mulut panas nya.
"Ssssttt panas sekali"desis nya saat hisapan kencang dan hawa panas dari nafas Lalice begitu terasa di area dadanya.
"perasaan baby tidur cukup lama kenapa baby berkata kurang tidur hum? apa baby bangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi?"tutur Jennie sambil mengelus dahi hangat Lalice yang mengeluarkan keringat.
"nghh"geleng nya dengan tatapan tidak pernah teralihkan dari sang mommy, mata bulat dan bersih itu begitu imut bersamaan dengan kedua pipi nya yang mengembang dan mengempis.
"arraseo"
dengan telaten Jennie mengelus punggung Lalice agar bisa kembali tidur, setelah meminum obat dan menunggu setengah jam agar obatnya tidak menyatu dengan air asinya, jennie langsung menyetujui permintaan sang anak untuk menyusui nya karna satu menit setelah meminum obat bayi besar itu mulai merengek menginginkan nya.
"semoga cepat sembuh bayi besar mommy"ucap Jennie, lalu mencium kening Lalice cukup lama.
Cup
"setelah uyyu baby tidak tidur, jangan harap baby bisa uyyu lagi pada mommy, arraseo"ucapan Jennie membuat Lalice membulatkan matanya lebar tanpa melepas hisapan nya
"apa! apa baby mau melawan?"ucapan lembut penuh dengan ketegasan itu membuat Lalice langsung mengurangi tatapan nya menjadi seduh lalu menggeleng.
"anak nya seorang Jennie kim tidak akan pernah melawan, jadi apa baby anak nya Jennie kim?"tanya nya sambil mengelus pipi cumbi Lalice.
"Umm"angguk nya dengan kedua mata berkedip lucu.
"uhh gemesnya anak ku"Kekeh Jennie lalu memeluk sang anak dan tidak lupa mencium kening hangat Lalice.
"tidur ne"pinta jennie sambil mengelus kedua alis tebal Lalice agar sang anak cepat tidur, dan benar saja tidak butuh lima menit kedua mata indah itu seketika meredup secara perlahan untuk menutup. pandangan Jennie sama sekali tidak lepas dari sang anak sesekali Jennie terkekeh saat sebuah bayangan terlintas di benak nya.
*sangat mirip dengan Daddy nya*
JENNIE pov
aku setiap melihat wajah anak keduaku, aku lagi dan lagi teringat kejadian masa lalu entah sampai kapan aku harus mengingat kejadian itu, tapi tuhan sama sekali tidak memberikan petunjuk tentang nya. sungguh tega bukan.
kepergian dua orang yang aku cintai membuat ku hancur, cinta pertama ku meninggal entah karna sengaja di bunuh atau tidak, cinta kedua ku entah kemana di bawa pergi, dan cinta ketiga ku saat ini tengah sakit dalam pelukan ku sungguh tuhan tidak adil dengan ku. orang yang aku sayangi dan aku cintai di ambil begitu saja tanpa meninggalkan jejak untuk menemukan nya.