09

15 1 0
                                    

Ares mengemudi mobil nya yang membawa dua orang didalamnya yaitu sahabat dan adik kelasnya.

Dinda sedikit merasa Tak nyaman bila dekat dengan orang yang belum pernah iya dekati.

Gundam yang melihat tingkah Dinda yang kelihatan risih didalam mobil kemudian mengajak Dinda mngobrol.

"Lo kenapa ? Ambeien Lo?" Tanya Gundam diselingi canda nya.

"Gundam, mulut mu !" Ares menasehati sahabatnya yang ceplas-ceplos saat berbicara.

"Ya elah res, gue bercanda juga kale santai aja" sahut Gundam dengan perawakan seperti boti.

Dinda yang didalam mobil hanya bisa tersenyum tipis.

"Ga pp kok , lagian kak Gundam juga becanda" Sambungnya.

"Noh liat tuh , orangnya aja ga marah"

"Tapi jangan gitu lagi dam, liat orang kalau mau bercanda juga" Ares tetap tak membela sahabatnya itu.

"Iya deh iya gue diam nih" Gundam melipatkan kedua tangannya tetap di dadanya dengan ekspresi kesal.

"Udah kak, Dinda juga gak marah kok" Dinda merasa tidak enak dengan Gundam.

Setelah beberapa menit di perjalanan mereka pun tiba di sekolah , Dimana jam pun sudah menunjukkan pukul delapan maka bel pun tak akan lama lagi akan berbunyi.

"Nah, sudah sampai" gumam Ares.

Ares kemudian keluar pertama dari mobil lalu membukakan pintu untuk Dinda.

"Kamu keluar saja barangmu biar saya yang bawakan keluar nanti" ucap Ares yang kala itu sudah membukakan pintu untuk Dinda.

Orang orang di parkiran sekolah yang saat itu sedang ramai terkejut melihat Dinda yang bisa berangkat bersama ketua OSIS terlebih lagi Gisel juga melihat Dinda turun dari mobil mantan pacarnya tersebut.

"Wah itu murid baru dari kelas 10 kan ? Kok bisa sih kaya dekat banget dengan Ares" .

"Kalau untuk gaya sih sayang banget ga pantes buat Ares bukan sih?"

"Tapi maklum aja namanya juga anak baru"

Siswi kelas 11 yang tengah mengobrol membicarakan Dinda yang tak sengaja di dengar oleh gisel yang baru saja memarkirkan mobil nya.

"Apa sih , paling tuh anak gatel" sahut Gisel tak terima melihat Ares dengan Dinda.

Iya lalu menolehkan pandangannya kembali ke arah mobil Ares.

" Res, pintu gue gak di buka in nih ?" Teriak Gundam dari dalam mobil.

"Tangan Lo kemana? Lo gak enak spesial dam" ujar Ares sembari tertawa.

Dinda juga tersenyum.

"Terima kasih kak" tutur Dinda.

Dinda lalu keluar dari dalam mobil sedangkan Ares mengeluarkan barang² yang telah Dinda bawa dari rumahnya.

"Nih ! Mau di bawakan kemana?" Tanya Ares.

"Ehh gak usah kak biar saya saja yang Bawa" jawab Dinda seraya mengambil barang yang ada ditangan Ares saat itu.

Gundam yang melihat tingkah mereka berdua keluar dari mobil yang kala itu iya melontarkan ejekan sebelum pergi meninggalkan mereka.

"Gak papa Din, Ares orangnya baik  sayang banget kalo di sia-sia ini" ucap Gundam tertawa terbahak-bahak saat itu dan langsung cabut dari mereka.

"Gundam , Awas loh ya !!" Teriak Ares yang kala itu malu dengan Dinda.

Sementara Dinda yang malu malu itu tidak memberikan sedikit pun sepatah kata dan ingin pergi meninggalkan Ares di sana namun ketika kaki kirinya melangkah maju Ares menarik tangan Dinda iya lalu mengulurkan tangan nya.

"Ehh!! " Dinda kaget.

"Ma-maaf saya tidak bermaksud, Kita belum kenalan Nama saya Ares , panggil aja Kak Ares" Ares yang kala itu terlihat salting kepada Dinda , entah apa yang iya sukai dari Dinda.

"Mmm , Iya kk Saya Dinda"canggungnya kemudian iya melepaskan genggaman tangan Ares lalu meninggalkan nya sementara Ares Masih Berdiri melihat ke arah Dinda yang berjalan masuk kedalam koridor sekolah.

"Ihhh Gatel banget tuh perempuan masih baru juga , awas aja lu!" Batin Gisel dengan tatapan tajam.

***

Dinda tidak langsung masuk ke dalam kelas namun iya pergi menuju toilet sekolah yang tanpa iya sadari iya di intai oleh Gisel yang telah mengikutinya dari tadi di belakangnya.

"Iuhhh , aneh banget mainnya ke toilet , mau ngapain coba?" Batin Gisel menutup hidungnya.

Dinda berhenti tepat di depan kaca kamar mandi iya lalu meletakkan plastik dagangannya di atas meja di bawah kaca tersebut disana.

"Apa tuh yang iya bawa? Aneh banget bentuk nya" Gisel tambah bingung saat itu.

"Gimana yah kalau roti ini gak dibolehin kantinnya di titipin , masa aku harus jual sendiri di sekolah ini kan gak lucu" gumam Dinda berbicara kepada dirinya sendiri melalui kaca.

"What? Gue gak salah dengar , JUALAN katanya" Gisel cukup kaget mendengar ucapan Dinda tersebut yang iya dengar melalui telinganya.

" Wah ide bagus juga nih !" Sambungnya dengan memutarkan bola matanya.

Karena sudah tak penting lagi mengikuti Dinda Gisel pergi meninggalkan Dinda.

Dengan mengumpulkan keberanian akhirnya Dinda keluar dari kamar mandi untuk pergi kekantin sebelum bel masuk berbunyi namun baru saja iya melangkah tiba tiba bel telah berbunyi yang menandakan bahwa telah masuk.

Dinda kemudian berjalan cepat menuju kelasnya karena jarak dari kamar mandi lumayan jauh untuk ke kelasnya karena iya takut iya terlambat namun ketika iya sampai iya sudah di sambut oleh beberapa OSIS di dalam kelas nya termasuk Ares disana.

"Permisi kak!" Tutur Dinda masuk kedalam kelas seusai mengetuk pintu.

"Dari mana Lo?" Sahut Gundam dengan bercekak pinggang memberikan tatapan serius kepada Dinda.

Sela yang sudah masuk terlebih dahulu hanya bisa pasrah melihat sahabatnya akan dapat hukuman.

"Maaf kak tadi saya habis ke toilet" balasnya.

"Kami tidak mau tahu kamu mau dari mana yang terpenting kamu sudah tahu kalau kamu tidak suka murid yang bandel Disekolah ini contohnya terlambat seperti kamu !" Dimas si bendahara OSIS menegahi perkataan Gundam.

Dinda tidak dapat berkata apa² iya hanya ingin melihat wajah sahabatnya namun karena Andra berada di depan kursi nya iya juga melihat Andra di sana , Andra lalu mengejek Dinda dengan tawa yang membuat Dinda replek berbicara cukup keras
"Apa Lo !" .

Karena perkataan Dinda tersebut membuat Gundam dan Dimas merasa jengkel dengan perlakuan Dinda yang seolah olah tak takut terhadap mereka.

"Apa kata mu ? Kamu tidak suka di berikan nasehat?" Ujar Dimas.

"Ngejengkelin banget ga sih ?" Sambung Gundam.

"Ma-maaf kak bukan seperti itu maksud saya" ucap Dinda meminta maaf  kala itu.

"Gini nih kalau bocah belum dewasa , kegatelan" sahut Gisel tiba² saja datang menengahi pembicaraan disana.

"Apa apaan ini ? Sudah sudah Dinda kamu boleh duduk sekarang!" Ucap Ares memotong semua pembicaraan anggotanya.

"Eits tunggu dulu dong !"ujar Gisel menghentikan langkah Dinda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REDINDA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang