6. Ex

70 17 0
                                    


Hari ini Adel diam saja di kelas. Setelah dia mendapatkan informasi bahwa mantan yang tergila-gila dengannya akan pindah ke 48 School, Adel menjadi semakin sering diam di kelas.

Adel punya banyak mantan. Bahkan, dia pernah memacari tiga cewek sekaligus (tapi setelah kepergok Adel kapok). Tapi mantannya yang satu ini benar-benar gila. Cewek ini benar-benar terobsesi dengan Adel, itu juga alasan Adel memutuskannya. Hubungan mereka bahkan tidak bertahan selama sebulan, Adel sendiri yang memutuskan hubungan mereka.

"Selamat pagi anak-anak" suara Bu Kinal membuat murid-murid diam, lalu beranjak duduk di kursi masing-masing.

"Ibu punya pengumuman" lanjut Bu Kinal "sekolah kedatangan murid baru"

Deg! Adel menelan ludah.

"Ayo, masuk" seorang cewek masuk ke dalam kelas, lengkap dengan seragam.

Cewek itu agak pendek, rambutnya rapih, seragamnya mulus. Mata hitamnya mengeksplor satu kelas, sampai mata itu bertemu dengan mata Adel. Cewek itu langsung menyeringai.

"Halo semuanya" cewek itu mulai berbicara "saya murid pindahan, mohon bantuannya ya. Nama saya Flora Shafiqa. Panggil saja Flora"

Tanpa basa-basi, Flora mendekati kursi—persis sebelah kursi Adel yang kebetulan kosong. Adel bergeser sedikit.

"Nah, sekarang kita mulai pelajaran"

***

Jam istirahat.

Semua murid keluar kelas, kecuali Adel.

"Hai, Del" suara familiar itu membuat Adel menoleh. Flora.

Adel diam saja.

"Del, gue mau minta maaf" lanjut Flora "maaf kalo misalnya selama hubungan kita gue bikin lo gaenak. Gue ngerasa kalo misalnya gue emang terlalu nempel sama lo, dan gue ngerasa itu yang akhirnya ngebuat lo gaenak"

Adel bangun dari duduknya, menghadap Flora.

"Gakpapa" jawabnya singkat.

Flora mendekati Adel, "Gue—gue kangen banget sama lo. Lo orang terbaik yang pernah gue temui. Gue pengen kita balikan"

Kata-kata itu membuat tatapan Adel menjadi kosong. Adel bingung. Flora adalah mantan terakhirnya (sejauh ini). Mantan yang bisa Adel bilang paling tidak membosankan. Karena semua orang yang pernah Adel pacari kebanyakan hanya sayang di awal, minta duit di akhir, setelah itu Adel diputusin. Tidak pernah ada yang tulus kepadanya, sampai dia bertemu dengan Flora. Sejak dulu, Flora selalu mendambakan Adel, tapi Adel tidak pernah peduli kepadanya—sampai Flora confess pada Adel, di depan satu sekolah, meski Adel tolak, karena Adel pikir Flora hanya mau hartanya. Tapi Flora terus berusaha, sampai Adel akhirnya menerimanya. Flora memang tidak pernah minta duit Adel, seminggu mereka pacaran, Flora selalu ikut kemanapun Adel pergi dan Adel selalu menemani Flora. Tetapi, Flora mulai melakukan hal-hal aneh. Flora sering sekali memotret Adel, meski Adel tidak suka. Bahkan Flora terciduk menaruh kamera di kamar Adel—yang untungnya segera ditemukan pembantu Adel. Karena hal itu, Adel memutuskan hubungan mereka.

Tapi, Adel sebenarnya masih sayang Flora. Sehari setelah mereka putus, Adel memandang foto Flora seharian. Adel sayang Flora, karena Flora adalah mantannya yang paling tulus dengannya, tetapi juga yang paling terobsesi dengannya. Sejujurnya, Adel masih gamon, tapi Adel masih memiliki akal sehat, Adel tidak mau balikan dengan Flora, meski sejujurnya dia sangat sayang Flora.

"Eh—maaf, gue pikir gaada orang"

Suara itu memutus keheningan, Adel dan Flora reflek menoleh, di ambang pintu, Ashel menatap mereka berdua.

"Gakpapa kok" Flora yang menjawab, tersenyum.

Ashel balik tersenyum, lalu melangkah pergi.

Adel diam, mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Kalo lo gabisa jawab sekarang gakpapa, Del" kata Flora "gue keluar dulu"

Flora beranjak pergi, meninggalkan Adel yang masih bengong.

***

Ashel duduk di lobby sekolah sendirian. Matanya memperhatikan lalu lalang murid yang satu-persatu mulai pulang ke habitat masing-masing.

Seseorang duduk disebelahnya, tidak lain tidak bukan, Adel.

"Shel" Adel menatap Ashel.

Ashel tidak menjawab, diam saja.

"Lo denger, apa yang tadi Flora bilang ke gue?"

Ashel masih diam.

"Shel—"

"Emang kalo gue denger kenapa?" Ashel bertanya balik, masih memandang lurus ke depan.

Kali ini Adel yang diam, bingung menjawab apa.

"Terus, jawaban lo apa?" Ashel bertanya lagi "Iya atau nggak?"

Adel menatap Ashel makin dalam. Mata Ashel mulai berkaca-kaca.

"Gue duluan" Ashel beranjak pergi.

***

Haiiii, maaff udah lama gak lanjutin, lagi sibuk banget. Makasih udah baca sampe sini, jangan lupa bintangnya!! 

Our Secret Diary (A DelShel Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang