3. Suka? I

80 15 0
                                    

Adel menghentikan motornya, Ducati Desmosedici GP. Adel ini memang benar-benar anak miliader. Dia turun dari motor, berjalan menuju pintu rumah yang sebenarnya lebih mirip kastil. Pintu rumahnya itu bisa dibilang lebih besar dari pada gerbang sekolahnya.

Orangtua Adel jarang pulang kerumah. Alasanya kalau tidak kerja ya kerja. Hal itu membuat Adel (sangat) tidak dekat dengan orangtuanya. Adel sebenarnya suka melukis, tapi dia memutuskan untuk merahasiakan hobinya itu kepada orang lain. Yang orang lain tahu, dia sangat suka bermain bulu tangkis dan basket.

Bisa dibilang, teman Adel hanya satu—setidaknya yang bersedia berteman dengannya. Adel sudah berteman dengannya dari kecil, karena rumah mereka saling berhadapan. Temannya ini memiliki perilaku yang mirip dengan Adel, keras kepala. Namanya Azizi. Azizi Shafa Asadel, bisa dipanggil Zee.

Adel masuk ke dalam rumahnya, langsung disambut dengan seorang cewek, memakai celana pendek dan hoodie, Zee.

"Ngapain lo disini?" tanya Adel kepada Zee.

"Bosen gue di rumah" jawab Zee, dia mengikuti Adel.

"Lo harusnya tadi sekolah" Adel melepas tas punggungnya, menaruh sembarangan di lantai. Dia meraih pintu kulkas, mengambil minuman dingin.

"Males" jawab Zee santai. Tangannya mengambil minuman dingin dari tangan Adel.

Adel mendelik sebal, "Mau sampe kapan lo bolos sekolah terus, Zee?"

Zee tidak menjawab, lebih memilih meminum minuman dingin di tangannya.

"Lo tuh ya, udah dari SD kerjaannya kalo gak bolos ya mabal" Adel mendengus sebal.

"Peduli amat lo" jawab Zee santai.

Adel mendelik. Dia mulai beranjak pergi, malas mengobrol dengan Zee.

"EH DEL—Lo mau kemana—"

"Kamar"

"Ikut"

"Ga"

"Parah banget"

"Kan kamar gue, suka suka gue"

Zee diam, sebal. Adel melanjutkan langkah kakinya.

"Kalo lo besok gak sekolah jangan dateng kesini lagi!" seru Adel.

Zee mendelik, iya, iya, cibirnya dalam hati.

***
Hari kedua sekolah.

Ashel berjalan beriringan bersama Kathrin dan Marsha. Kathrin memperkenalkan Ashel kepada Marsha, walaupun masih canggung-canggung sedikit. Ketiga cewek itu berjalan menuju kantin sekolah, yang sudah penuh dengan banyak murid-murid yang berebutan membeli jajanan.

Di tempat yang sama, Adel sedang melamun di pojok kantin, memperhatikan lalu lalang murid. Lamunannya berhenti. Seseorang menepuk pundaknya.

"Zee?"

Cewek yang memiliki nama itu menyeringai, memperlihatkan semangkok bakso ditanganya.

"Lo gak jajan del?"

"Lo masuk sekolah juga akhirnya" kata Adel.

Zee tidak menjawab, sibuk dengan baksonya. Mata Adel kembali berputar, memperhatikan setiap manusia yang bergerak. Seketika, bola mata hitam Adel berhenti, matanya bertemu dengan mata hitam cemerlang, sangat cantik. Mata Ashel. Napas Adel tertahan.

Bola mata Ashel juga berhenti. Memandang mata Adel dari kejauhan.

"Cantik" kata Adel tiba-tiba, membuat gerakan tangan Zee terhenti.

"Siapa?" tanya Zee " Gue? Jelas itu mah"
Adel mengalihkan pandangannya, "Najis banget" katanya pada Zee, lalu berdiri.

"Eh-eh-ehhh" Zee menahan Adel "lo mau kemana? Gue belom selesai makan anjir"

Adel menarik napas "Ya terus, masalah buat gue?"

Zee mendelik sebal, "Yaudah deh sono, gausah temenin gue"

Adel tertawa, lalu pergi.

***

"Lo ngeliatin apa sih?" tanya Marsha pada Ashel, membuat Ashel refleks menoleh padanya.

"Ah—enggak kok" jawab Ashel, tertawa.

Kathrin menoleh kebelakang, matanya menangkap keberadaan Adel.

"Alah" kata Kathrin "biasa Sha, ngeliatin crush-nya"

Mata Marsha membulat, "Oya? Siapa-siapa?"

Ashel memandang Kathrin dengan tatapan bingung, "Sejak kapan gue punya crush?"

"Sejak lo ketemu yang namanya Reva Fidela Adel Pantjoro kan?" kata Kathrin, lalu tertawa.

"LO SUKA ADEL?" jerit Marsha.

Ashel menatap Marsha, seakan menyuruhny diam.

"Eh iya maaf-maaf" Marsha mengecilkan suaranya "tapi lo beneran suka? Gila"
Ashel menggeleng "Itu mah emang Kathrin aja yang suka ngada-ngada"

"Iya Sha, bercanda doang" kata Kathrin "tapi lucu juga gak sih, kalo Ashel suka sama Reva?"

Ashel mendelik sebal. Tapi dia mulai mempertanyakan hal yang sama, lucu juga gak sih, kalo Ashel suka sama Reva?

***

Haaiiii! Makasih yang udah baca JANGAN LUPA BINTANGNYA YAAHHH!! (gak maksa kok). Tunggu next partnya ya! Makasi makasi makasi <3

Our Secret Diary (A DelShel Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang