10. Flora II

59 8 0
                                    


Tiga tahun silam.

"Selamat pagi, Adel" ucap Flora sembari mendekati Adel yang sedang duduk sendirian di ruang kelas. Biasanya, di sebelah Adel ada Oniel, tapi karena Oniel pindah ke Bandung, tempat duduk Oniel sekarang ditempati Flora.

"Pagi, Flo" jawab Adel sambil tersenyum.

"Kok lemes gitu?" tanya Flora "Kangen Oniel ya?"

Adel tertawa sambil mengacak-acak rambut Flora.

"Eh—Apasih" Flora menarik tangan Adel dari rambutnya "nanti cewek lo marah loh"

Adel menelan ludah, mimik mukanya berubah.

"Gue udah putus sama dia"

"Lah? Kok? Tiba-tiba banget"

"Gue sebenernya terpaksa buat jadiin dia pacar gue" Adel terdiam sesaat "gue cinta sama cewek lain, Flo"

"Hah? Siapa?"

Rasanya lidah Adel kaku. Dia ingin mengatakan bahwa cewek yang selama ini dia cintai adalah cewek yang sedang berada tepat di depannya. Cewek yang pernah menembaknya ribuan kali dan selalu ditolak olehnya. Flora. Adel cinta Flora, tapi Adel merasa dirinya tidak pantas untuk memiliki Flora.

Present

"Jadi kamu beneran pernah pacaran sama Flora?" tanya Ashel.

Adel mengangguk seraya mengelus helai-helai rambut Ashel dengan lembut.

Kembali ke tiga tahun silam

Kelas rasanya sangat sepi, hanya ada Adel dan Flora disana. Keduanya sedang berbincang seperti biasa. Tapi mereka berdua sama-sama agak canggung karena tidak adanya keberadaan Oniel.

Bagaimana Adel bisa kenal Flora? Tentunya karena Oniel. Begitu pula sebaliknya.

Flora selalu mengaggumi Adel diam-diam. Flora menyukai dari saat pertama berkenalan dengannya. Adel sangat menawan. Flora pernah menyatakan perasaannya pada Adel beberapa kali. Jawabannya selalu sama, tidak. Dan akhirnya Flora menyadari bahwa dirinya tidak pantas untuk Adel.

Flora belajar mencintai dan menyayangi Adel. Prinsipnya, jika ia menyukai bunga, ia akan memetiknya, tapi jika ia mencintai bunga, ia akan memeliharanya sampai tumbuh semekar-mekarnya.

Adel juga selalu mencintai Flora dalam diam. Meski Flora pendiam dan sedikit unik, Adel suka. Tapi Adel merasa dirinya tidak pantas memiliki Flora.

"Flo" ucap Adel perlahan "lo masih inget berapa kali lo confess ke gue?"

Ucapan Adel membuat Flora sedikit gugup meski kemudian dia menjawab dengan pelan, "Tiga—"

"Dan berapa kali gue tolak lo?"

"Tiga—"

"Sekarang gantian, gue yang confess ke lo. Flora, gue suka lo dari pertama kali gue natap muka lo. Gue selalu merhatiin setiap hal yang lo lakuin. Gue selalu berpikir kalo misalnya gue terlalu bajingan buat lo yang terlalu sempurna. I love you, Flora. Asal lo tahu, lo orang pertama yang gue confessin. Orang pertama yang bisa gue cintai setulus-tulusnya"

Kata-kata Adel sukses menyihir Flora. Gadis itu tidak berkedip sama sekali seiring Adel mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.

"Will you be my girlfriend, Flora?"

Dan kalimat terakhir itu, menyihir Flora sepenuhnya.

"Siapa pun yang ngajakin gue pacaran gak akan gue terima" Flora menjawab—

"Kecuali lo orangnya, Del" menyihir Adel balik.

***

Hi! Thanks udah baca sejauh ini, makasih untuk bintangnya! Love ya'll

Our Secret Diary (A DelShel Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang