2. Reva

81 16 0
                                    

"KATHRINAAAAA" teriak Ashel dari kejauhan. Gadis yang dipanggil pun menoleh, lalu mendekati Ashel dengan tatapan bingung.

"Lo sepasang sama siapa?" tanya Ashel.

"Namanya Marsha, kenapa emang?" jawab Kathrin.

"Sumpah, gue kemarin sepasang sama cewek nyebelin pake banget"

"Emang siapa?"

"Namanya Reva Fidela Adel Pantjoro"

Kathrin membulatkan matanya, mulutnya terbuka setengah.

"REVA FIDELA ADEL PANTJORO? LO GA BOHONG SHEL?"

Ashel memandang Kathrin bingung, ngapain juga gue bohong.

"Shel, dia tuh anak yang punya sekolah ini"

Ashel seketika melongo.

"Eh Shel, lo baik-baik deh ama dia" kata Kathrin "Ntar kalo lo kenapa-napa pusing dah gue?"

"Emang dia bisa apain gue?"

"Ya lo mikirlah Shel, anak yang punya sekolah mah, bebas mau ngapain. Emang lo gatau, banyak banget murid yang pernah diskors gara-gara nyari masalah sama dia"

Ashel hanya mendengarkan saja, tidak berani berpendapat.

"Terus ya Shel," lanjut Kathrin "ya walaupun gitu, banyak banget cewek yang ngejar-ngejar dia"

"Emang se-spesial apasih si Reva ini?" ucap Ashel akhirnya.

"Se-spesial apa gue?" sebuah suara dari belakang Ashel dan Kathrin membuat keduanya menoleh kebelakang, suara itu berasal dari—Reva Fidela Adel Pantjoro.

"Eh—" jantung Ashel berdegup kencang, bingung ingin mengucapkan apa.

"Mana nomor lo?" kata Reva.

Ashel diam, tidak berani bergerak. Reva memandangnya, menunggu. Kathrin tidak tinggal diam, dia menyikut Ashel yang dari tadi diam.

"Eh—ini" Ashel buru-buru meraih ponselnya, memberikannya kepada Reva. Jari Reva lincah memencet angka-angka di ponsel Ashel.

"Itu nomor gue, dan lain kali" kata Reva, diam sebentar "panggil gue Adel" Reva—Adelmelanjutkan jalannya, meninggalkan Ashel dan Kathrin yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

***

Seusai sekolah, Ashel berdiri di lobby sekolah. Biasanya dia pulang bersama Kathrina, tapi ternyata cewek itu sudah ada janji untuk mengerjakan tugas bersama cewek bernama Marsha. Ashel sebenernya juga bingung, kenapa tugas dari anak OSIS aneh sekali. Masing-masing murid harus membuat video perkenalan—berdua. Video yang paling kreatif akan diberi penghargaan oleh anak OSIS. Benar-benar aneh.

Sebenernya Ashel juga ingin membuat video perkenalan, tapi dia malas sekali bertemu dengan Adel, lagipula deadlinenya masih minggu depan.

"Gue belom tau nama lo"

Ashel terkejut ketika sebuah suara memecahkan lamunannya, orang yang baru saja dia pikirkan. Ashel bangun dari duduknya, hendak pergi. Dia malas sekali berurusan dengan Adel. Di pikirannya masih teringat kata-kata Kathrin, Ya lo mikirlah Shel, anak yang punya sekolah mah, bebas mau ngapain. Emang lo gatau, banyak banget murid yang pernah diskors gara-gara nyari masalah sama dia. Ashel menganggap bahwa dirinya sudah cukup bermasalah tanpa bertemu Adel dan Ashel menganggap bahwa Adel-lah yang bermasalah.

Langkah Ashel terhenti, matanya menatap tangannya, yang sekarang ditahan oleh tangan Adel. Mata Ashel menatap mata Adel, lepasin, seakan-akan mengucapkan hal itu.

"Gue gak akan lepasin" Adel berkata, seakan-akan membaca pikiran Ashel "sebelum gue tahu nama lo"

Ashel tetap menatap Adel, masih kesal.

"Kenapa lo mau tahu nama gue?" Ashel bertanya "Modus lo?"

"Kan lo sendiri yang bilang kita sekelompok" jawab Adel santai.

Bodoh, gumam Ashel pada diri sendiri.

"Ashel. Nama gue Ashel, sekarang lepasin"

Adel melepaskan tangannya dari tangan Ashel. Ashel meneruskan langkahnya, meninggalkan Adel.

Menarik, pikir Adel.

***

"DEMI APA SHEL?" Kathrin menjerit, setelah Ashel ceritakan apa yang terjadi di lobby. "Lo tau kan, berapa banyak cewek yang ngincer dia, dan lo yang diincer dia"

"Diincer bapalo" jawab Ashel "lo juga biasanya gak peduli-peduli amat sama cewek"

"Tapi ini Reva, Shel" jawab Kathrin.

Ashel mendelik sebal, lalu mulai memakaikan kutek di kukunya.

"Menurut gue Re—Adel b aja" Ashel menjawab "emang lo suka sama dia?"

Kathrin menggeleng "Enggak, tapi gue suka aja gayanya"

"Oh"

Kathrin mengangkat ponselnya, memberikannya pada Ashel.

"Liat followersnya, 1.6 M, Shel!" kata Kathrin.

"Percuma followers banyak" cibir Ashel "kalo kelakuannya jelek"

***

Haiii, makasih yang udah baca! Tunggu next partnya yah, mohon bantu bintangnyaa! 

Our Secret Diary (A DelShel Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang