Tanpa sepengetahuan Arya, Shelby menangis dalam diam sampai tertidur. Keesokan hari dia yang lebih dulu membuka mata. Yang pertama dilakukannya adalah menoleh ke sebelah kirinya. Senyumnya mengembang mendapati Arya ada di sana dan mereka berada dalam satu selimut. Pasti Arya yang melakukannya, pikirnya. Pelan-pelan dia menggeser tubuh hingga mepet ke tubuh Arya, kemudian tanpa ragu memeluk sang suami yang masih terlelap. Tiba-tiba dia tersentak. Dia merasakan sesuatu yang membuatnya menyibak selimut. Betapa terkejut dia melihat Arya yang ternyata bertelanjang dada. Uh, pemandangan yang indah di permulaan hari. Apakah ini yang dinamakan roti sobek? Dia tersenyum lagi, lantas melanjutkan memeluk sang suami seperti memeluk guling. Dia sudah sah menjadi istri Arya. Jadi dia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan apa yang diinginkan pada suaminya.
Rasa nyaman saat memeluk Arya membuat Shelby tertidur kembali. Namun saat dia terbangun, dia sendirian. Suaminya sudah tidak ada. Dia bangkit dari posisi berbaring, kemudian duduk mengumpulkan kesadaran. Dari arah walk in closet dia melihat Arya keluar dan sudah rapi dengan celana panjang dan baju koko. Pemandangan yang tak kalah indah dari yang sebelumnya.
"Aa ....," sapa Shelby. Tak lupa tersenyum.
"Barusan saya mau bangunin kamu. Ternyata kamu udah bangun," kata Arya sambil berjalan menuju Shelby. Setelah sampai, dia berdiri di sisi ranjang.
"Aa mau sholat, ya?"
"Iya. Habis sholat, saya mau langsung pulang."
Shelby langsung murung. "Sesubuh ini?" protesnya. Bahkan sayup-sayup suara azan masih terdengar dari luar. "Kenapa enggak habis sarapan aja, sih, A?"
"Saya mau sarapan bareng anak-anak, terus nganter Syamsa sekolah."
"Aku juga mau sarapan sama Aa," Shelby merajuk.
"Lain kali aja, oke?"
Shelby diam. Arya tak peduli. Lelaki itu tak tertarik untuk membujuk istrinya dan malah pamit pergi ke masjid. "Kamu mandi, sana, terus sholat," pesannya sebelum pergi.
Masih belum bersuara, Shelby mengangguk. Kemudian mengulurkan tangan kanannya. Arya yang paham langsung memberikan tangan kanannya untuk dicium Shelby. Sebagai balasan, dia mengusap lembut ubun-ubun sang istri. Tindakannya berhasil mengembalikan senyum Shelby.
Ketika Arya mulai melangkah menuju pintu, Shelby bangkit dari tempat tidur, lantas mengikuti di belakang. "Aku antar Aa sampai pintu depan," katanya.
Langkah Arya berhenti di depan pintu kamar, lalu menoleh. Dia mengamati Shelby dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Antar sampai sini aja. Baju kamu terlalu terbuka. Kalo sampai pintu depan, khawatir keliatan Pak Yoga dari pos." Pak Yoga adalah pekerja pengamanan di kediaman Raksa.
Shelby paham maksud dari perkataan suaminya. Dia malah senang. "Siap, Suamikuuuuu! Aku antar sampai sini aja."
"Itu lebih baik." Sekali lagi Arya mengusap lembut kepala Shelby sebelum akhirnya pergi, tapi panggilan Shelby membuat langkahnya berhenti. Dia menoleh. "Apa?"
"Aa tiap tidur enggak pake baju atasan?" tanya Shelby sambil tersenyum canggung.
Arya menjawabnya dengan gumaman, kemudian balik badan untuk melanjutkan langkah.
Suasana hati Shelby jadi semakin baik. Dia tetap berdiri di depan pintu kamar sampai Arya tak terlihat lagi. Barulah dia masuk, mengunci pintu. Dia beralih ke jendela kamar. Dari sana dia bisa melihat SUV hitam yang dikendarai Arya bergerak keluar meninggalkan pekarangan rumah. Dia melambaikan tangan meski Arya tak melihatnya. Setelah itu barulah dia mandi.
Rencananya pagi ini dia akan memasak menu sarapan untuk Arya sebagaimana umumnya seorang istri. Namun rencananya gagal terlaksana. Tak apalah. Dia tahu diri. Sebagai istri kedua - apalagi lewat jalur paksa - dia harus banyak maklum dan tidak banyak menuntut. Arya mau menikahinya saja dia sudah sangat bersyukur. Dia yakin Arya bisa adil membagi waktu untuk dirinya dan Sammy.
Sampai saat ini Shelby masih menganggur. Sebagai lulusan kampus top di Amerika membuatnya banyak menerima tawaran pekerjaan. Namun kemarin-kemarin dia memilih menunda terlebih dahulu lantaran fokus mencari cara untuk menggaet Arya. Kini setelah akhirnya berhasil, dia akan pikirkan dan meminta pendapat sang suami.
"Ada apa ini? Kok, banyak notifikasi?"
Setiap malam sebelum tidur Shelby selalu membisukan ponselnya agar tidak mengganggu jika ada suara pemberitahuan. Pagi ini setelah sarapan dia baru sempat mengecek benda pintar tersebut. Dia terkejut mendapati banyak sekali pemberitahuan di ponselnya. Semalam dia memang sempat mengunggah foto tangannya yang di jari manisnya tersemat cincin bertahtakan berlian. Tanpa keterangan. Cincin tersebut adalah termasuk salah satu dari satu set perhiasan yang diberikan Arya padanya sebagai mahar pernikahan. Mungkinkah itu pemberitahuan komentar atau reaksi pada unggahan tersebut? pikirnya. Namun tidak biasanya sebanyak ini. Dia bukan selebgram yang banyak memiliki pengikut. Biasanya yang memberi komentar dan reaksi dapat dihitung jari.
Digiring oleh rasa penasaran, Shelby membuka satu per satu notifikasi. Banyak akun yang tak dikenalnya menandainya. Mereka menyerbu akunnya, mengomentari setiap unggahannya. Sayang, semua komentar mereka berisi hujatan, cacian, makian. Mereka menyebutnya pelakor.
[Oh, ini cewek yang mohon-mohon pengen dinikahin sama suami Sammy Allen sampe mau bundir?]
[Ngerebut laki orang aja bangga]
[Jauh jauh kuliah di Amerika, pulang pulang jadi pelakor. Lawak lu, Mbiaaakkk]
[Cantik, sih, tapi tetep lebih cantik Sammy]
[Katanya, sih, dia ini anak pejabat]
[Sayang banget cantik cantik jadi pelakor]
[Maksa banget mau nikah sama laki orang. Kayak enggak ada laki-laki lain aja]
[Pelakor semakin di depan]
Masih banyak lagi komentar-komentar serupa. Shelby tak sanggup membacanya. Tubuhnya gemetar dan lemas. Dia heran bagaimana orang-orang itu tahu mengenai dirinya dan pernikahannya? Siapa yang memberi tahu? Dalam waktu semalam dirinya menjadi viral.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA GILA
General FictionShelby mencintai Arya, tapi Arya tidak. Arya menikah dengan perempuan lain. Shelby berusaha move on, tapi gagal. Dia tetap inginkan Arya meski harus jadi yang kedua. Akhirnya dia melakukan hal gila demi mendapatkan Arya.