Chapter 6

1.2K 57 6
                                    

Author pov
Tak terasa bulan puasa sudah menginjak hari ke 18, artinya setengah jalan sudah dilalui. Kinal bersyukur belum ada yang bocor puasanya. Seperti hari ini ia tengah males-malesan di tempat tidur, sambil membaca komik ia mendengarkan musik lewat earphone nya, karena volumenya cukup keras ia tak mendengar ada seseorang mengetuk pintu dari luar.
"Nal... Nal..." panggilnya sambil sedikit menggedor pintunya.
Cklek...
"Eh enggak dikunci" gumamnya yang langsung masuk ke dalam,
"Huft pantes aku teriak-teriak enggak di waro huft" ia menghela nafas panjang dengan iseng ia mengambil kain putih di sofa memakainya seperti pocong-pocongan.
"Nanana...nanan...nananan" Kinal yang belum sadar akan kehadiran seseorang didekatnya asik bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang ia dengarkan sambil membuka lembar demi lembar komiknya.
Dengan perlahan dia mendekati Kinal mengendap-endap, hingga...
"Hai Nay hihihihi...~" wajahnya tepat diatas Kinal,
"Astgfirullah ya Allah lontong eh pocong" Kinal kaget, ia langsung terlonjak bangun dari tidurnya, melempar tamu tak diundang itu dengan Komik yang ia baca.
"Nay ihhhhh, awww ini aku Ve ihhhh" ucapnya sambil membuka kain poconganya,
"Astagfirullah Ve enggak lucu tau ihh dasar ihhh sebel deh sebelll" Kinal memukul pelan Veranda,
"Kamu sih dipanggil enggak nyaut yaudah deh aku masuk lagian pintunya enggak dikunci kan heheh~"
Kinal kembali merebahkan dirinya ke tempat tidur,
"Aku kan lagi puasa Ve, jangan diisengin kenapa untung aku enggak bawa tasbeh Ve" gerutu Kinal,
Veranda mengertnyitkan dahinya bingung,
"Emang kalau kamu bawa tasbeh kenapa Nay?"
"Ya nanti aku baca-baca doa zikir biar kebakar pocongnya" ucap Kinal polos Veranda yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak,
"Hahahahaha..hahaha.. mana ada Nay, kamu mah kebanyakan nonton sinetron hahahaha"
"Ishhh malah ketawa" Kinal yang melihat pipi Veranda mengembang langsung menguyel-uyel kedua pipinya.
"Diem mba hhhh" protes Kinal,
"Hahahaha lepas Nay" Veranda mencoba melepaskan tangan Kinal dari pipinya,
"Huhhh awas kalau gitu Ve lain kali aku bales hhhh"
Ucap Kinal sambil meniup poninya,
"Bidadari mah bebas Nal" Veranda mengibaskan tanganya duduk disamping Kinal,
"Ada apa Ve siang-siang gini tumben? Enggak bawa makanan lagi?" Tanya Kinal,
"Nay kenapa sih makanan mulu ihhh, itu Mamah ngajak kamu makan di rumah" ucap Veranda.
"Asikk asikkk Ve emang deh hahahah tau aja aku lagi bokek wkwkwkkwk" gumam Kinal,
"Yaudah Ve aku mandi dulu yah" pamit Kinal.
"Iya Inay"
Sementara Kinal mandi Veranda melihat-lihat ponsel Kinal,
Tak sengaja ia membuka aplikasi Line,
Dilihatnya chat-chat Kinal,
Semakin ia scroll ke bawah dilihatnya ada chat dari adiknya Aaron,
"Hah ini kan line Aaron, ya ampun dia suka chat sama Inay ternyata hufth"
Sial, saat akan membuka percakapan Kinal keburu keluar dari kamar mandi, Veranda buru-buru menaruh kembali ponsel Kinal ia berpura-pura bersikap biasa saja.
"Cepet banget Nay mandi apa nyebur ke bak?" Sindir Veranda.
"Mandi lah mba masa nyebur" ucap Kinal sambil mengeringkan rambutnya,
"Huh kirain abis cepet sih Nay biasanya juga lama"
"Kan mau buka puaca Ve nanti keabisan makanan wkwkwkwkkk"
"Yaudah cepetan"
Setelah dandan yang cukup lumayan lama, Kinal dan Veranda pergi, tak lupa Kinal mengunci pintu.
"Nay digembok segala kayak mau kemana aja orang deket" protes Veranda.
"Biarin ahh di dalem banyak makanan nanti kalau ilang gimana mau ganti gitu Ve?"
"Enggak weeee" Veranda melet-melet.
"Ihh so imut dasar udah tau Kinal Elsa yang imut hihhh"
"Udah ahh ayo jalan keburu magrib" ucap Veranda.
Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju kediaman Veranda.
"Nay?" Panggil Veranda,
Kinal menoleh ke arah Veranda,
"Apa Ve?" Tanya Kinal,
"Mmm... aku mau tanya boleh?" Ucap Veranda sedikit ragu-ragu,
"Boleh, mau nanya apa?"
"Kamu ada apa sama Aaron?"
Degggg...
"Maksudnya Ve? Ya ampun kok bahas Aaron lagi"
"Kamu suka sama Aaron?"
Degggg...
"Ih itu lagi itukan udah aku jawab waktu itu kamu lupa yah Ve?" Kinal mulai sedikit panik dengan pertanyaan demi pertanyaan dari Veranda.
"Ayo ja..."
"Huft udah nyampe Ve ayo masuk hahahahah" Kinal mendahhului Veranda masuk ke dalam rumahnya.
"Thank god untung udah sampe jadi aku selamat dari introgasinya Veranda huft" gumam Kinal.
"Ih Nay tungguin enggak sopan masuk duluan yang punya dibelakang" protes Veranda.
Sampai dirumah Kinal dan Veranda disambut oleh si ganteng Aaron Kinal langsung memasang wajah manisnya.
"Hai kak Kinal" sapa Aaron,
"Ehm... ehh.. hai dek hahahah" Kinal nervous,
"Ayok kak keruang makan Mamah udah nunggu" ajak Aaron.
"Kakak enggak diajak dek? Ehem" ucap Veranda sebal.
"Kakak enggak usah" Aaron menggandeng tangan Kinal, Veranda mendecak kesal melihatnya, seperti api ingin keluar dari ubun-ubun kepalanya.
"Ehh Kinal ayo sini Nal" ajak ibunya Veranda.
Kinal duduk dimeja makan, Veranda yang akan duduk disebelahnya didahului oleh Aaron.
"Heheheh kakak duduk disana aja" ucap Aaron sambil tersenyum.
"Huft sabar Ve sabar" Veranda mengelus-elus dadanya.
"Duh kok aku jadi deg-degan yah hihihi rasanya bagaikan melempar Veranda ke danau ehheheheh" Kinal tertawa sendiri, Aaron yang duduk disampingnya melihatnya heran.
"Kenapa Kak?" Tanya Aaron,
"Eh enggak kok dek heheheh itu kamu kok..."
Allahu akbar...allahu akbar..
Sayup-sayup azan berkumandang tanda waktu berbuka puasa tiba.
"Udah udah jangan ngobrol itu udah azan Kinal pimpin doa ya" ucap Ibunya Veranda.
Kinal membaca doa berbuka puasa.
Ibunya Veranda memberinya nasi dalam piring, ya meskipun tidak melaksanakan puasa keluarga Veranda sangat bertoleransi soal agama. terlebih anaknya Veranda yang bersahabat dengan Kinal yang notabene berbeda agama.
Kinal terlihat mulai lepas kontrol, setelah menghabiskan es campur satu gelas ia mengambil martabak dan kolak pisang. Veranda dan ibunya hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
"Aduh Tante makahih" ucap Kinal dengan mulut penuh, saat ia hendak meminum es campur Aaron menahan tanganya.
"Kak Kinal ini punya aku"
Degggg....
"Ya ampun gagal tsundere gue mampus deh gue duhhh muka mau taruh dimana" gumam Kinal sambil nyengir kuda.
Veranda tertawa puas melihatnya.
"Hahah rasain Nal skak mat ya hahah hahah" Veranda sampai tersedak karena tawanya.
"Uhukk uhukkk"
"Aduh Ve makan pelan-pelan dong aduh nih minum" ibunya menyodorkan segelas air putih yang langsung diteguknya, sambil punggungnya diusap pelan ibunya.
"Woles Ve makanya" ucap Kinal dan Aaron yang menertawainya.
"Udah-udah jangan ribut lanjutin makanya, Kinal ayo makan lagi sekalian kamu bawa buat sahur nanti tinggal diangetin" ucap ibunya Veranda.
"Heheheh iya tante makasih"
Tbc.....

Martabak KejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang