Chap.22

1.3K 62 0
                                        

Selamat membaca...





































Setelah pertemuan mereka kemarin, agatha dan aurell sekarang semakin sering bertemu untuk saling melepas rindu karena sudah hampir enam tahun mereka tidak saling berkabar

Mereka sering bertemu walaupun sebenarnya keduanya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, tetapi sesibuk apapun pekerjaan mereka keduanya selalu menyempatkan diri untuk bertemu

Dan disinilah mereka berdua berada, ditaman dekat kantor yang sering agatha kunjungi untuk sekedar menenangkan pikirinnya walau hanya sejenak

"ell"

"ya kenapa?"

"kamu masih sayang ga sama aku?"tanya agatha

"kok nanya gitu?"jawab aurell heran

"engga, aku cuma pengen tau apa perasaan kamu ke aku masih sama kaya dulu atau udah berubah..."ucap agatha pelan

Aurell tak menjawab apapun tentang pernyataan agatha itu, lalu dia menggandeng tangan agatha untuk duduk di salah satu kursi taman yang ada disana

Aurell masih belum bicara apapun kepada agatha, dia malah terus menatap agatha dengan tatapan yang agatha pun tak mengerti arti tatapan itu

Aurell pun menangkup pipi agatha dan mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir agatha lembut, agatha pun membalas ciuman itu tak kalah lembut dan tersenyum di sela-sela ciuman itu

Setelah merasa cukup dengan ciuman itu aurell pun mengakhirinya dan mengatur nafas nya

"harus pake cara apalagi biar kamu sadar kalau aku itu cinta sama kamu tha? harus pake cara apalagi biar kamu tau seberapa besar cinta aku ke kamu?"tanya aurell dan agatha hanya terdiam tak menjawab

"selama hampir enam tahun aku gapernah punya pikiran untuk mencintai oranglain selain kamu tha, aku bahkan gapernah tertarik sama siapapun selain kamu"

"tiga tahun lalu aku pernah di jodohkan sama papa, tapi apa? aku nolak perjodohan itu, tapi papa terus bersikeras dan maksa aku untuk nikah sama pria yang bahkan aku ga kenal siapa dia"

"aku kecewa sama keputusan papa untuk menjodohkan aku sama orang yang asing buat aku, aku cuman pengen hidup bersama orang yang aku cintai bukan bersama orang asing yang bahkan tidak mengerti aku sedikitpun, karena papa terus maksa aku buat nikah sama pria itu aku hampir bunuh diri dengan cara gantung diri tapi usaha aku gagal karena pria yang papa jodohkan sama aku tiba-tiba datang masuk ke rumah dan marahin aku karena usaha bunuh diri aku tadi"

"dia meluk aku dan nenangin aku yang masih terus nangis, setelah aku tenang dan ga nangis lagi dia nanya kenapa aku sampe senekat itu, dan aku jawab kalau aku gamau nikah sama dia, pria itu menghela nafas dan ngomong lembut ke aku "kalau kamu gamau nikah sama aku gausah sampe senekat ini, kamu pikir nyawa itu bisa dibeli sama uang apa?, yaudah nanti aku bakalan ngomong ke orangtua aku untuk ngebatalin perjodohan ini" setelah dia bilang gitu diapun ngelus rambut aku dengan sayang dan dia pamit buat pulang, tapi sebelum dia pergi dia ngasih aku sebuah kalung dan dia bilang "ambil ini buat kenang-kenangan, terserah mau di pake atau engga" dan dia bener-bener pulang dari rumah aku"

"ini kalung yang dia kasih waktu itu"ucap aurell sambil menunjukkan kalung yang ia pakai

"aku sering pake kalung ini karena cuman dengan pakai kalung ini aku bisa berterimakasih ke dia karena udah nyelamatin aku dari usaha konyol yang aku lakuin dulu"

"dia sebenernya baik banget ke aku, dia bener-bener memperlakukan aku dengan sangat baik, tapi dengan semua usaha yang udah dia lakuin ke aku itu gapernah bikin aku jatuh cinta sedikutpun ke dia, karena aku masih nunggu seseorang yang bakal bikin hidup aku jadi jauh lebih bermakna"ucap aurell panjang lebar

TEMAN SEKELAS (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang