JANGAN LUPA KOMEN, VOTE, DAN SHARE YAA SAYAANGKUUBTW.. AKU PALING SENENG BALASIN KOMEN2 KALIAN SEMUAA. MAKASIIHHH YAAAA❤️
***
Malam ini. Berselimutkan langit gelap yang menumpahkan segala isinya berupa air hujan, di sebuah ruangan gelap gulita yang hanya bercahayakan kilatan petir yang seoĺah saling menyambar, seorang pemuda tampan itu tengah bersemangat mengacungkan tinjunya pada sebuah samsak. Menumpahkan segala keluh kesahnya pada benda mati itu. Tidak perduli bahwa bisa saja tangannya akan terluka.
Pukulan demi pukulan ia layangkan dengan penuh semangat, tidak perduli dengan rasa sakit yang mulai menjalari sekujur tangannya.
"Hyung!"
"Euhgg Sehun-a?" Jawab seseorang di sebrang sana saat Sehun yang setengah berteriak memanggil namanya melalui sebuah earphone yang bertengger di telinga.
"Kapan kau kembali ke Korea?" Tanya Sehun to the poin. Ia tidak mau membuang waktu sedikitpun dengan basa-basi yang terlanjur basi untuk kakaknya itu.
"Kenapa? Kau butuh sesuatu?" Tanya kakaknya. Paham betul maksud dan tujuan sang adik jika sudah bicara langsung ke inti.
Hening sesaat. Hanya terdengar suara debaman dari setiap pukulan yang Sehun layangkan. Napasnya yang memburu seolah ikut membakar jiwanya, mengalirkan rasa panas membara di sekujur tubuhnya. Membuat Sehun semakin bersemangat melayangkan tinjun, membabi buta menyerang samsak itu tanpa ampun.
"Dark Monster. Aku ingin semua anggota di Korea berkumpul, tanpa terkecuali!" Itu adalah perintah mutlak. Jika Sehun berkata demikian itu artinya adalah perintah mutlak yang bahkan tidak bisa di bantah siapapun termasuk sang kakak. Sehun jarang mengumpulkan anggota atau bahkan ikut andil dalam beberapa kegiatan, atau yang lainnya. Tapi jika ia sudah memberi perintah, maka tak seorangpun berani menolak.
"Minggu depan. Aku akan mendarat di Korea bersama Black Eyes." Ucap sang kakak sembari menyebutkan sebuah nama yang berisikan kumpulan orang-orang kepercayaan mereka yang ahli dalam segala hal. Baku hantam, tembak-menembak, membasmi, mengatur segala macam strategi, dan lainnya. Mereka ahli dalam segala macam tindakan keji lainnya.
***
Malam ini, Lisa memutuskan untuk berada di rumah sakit, memantau perkembangan kondisi kedua orang tuanya yang bahkan masih belum sadarkan diri setelah hampir dua minggu lamanya.
Lisa berdiri di depan pintu, mengintip dari luar tanpa berani masuk ke dalam kamar inap orang tuanya. Ada gurat kesedihan yang tidak bisa ia tutupi, hanya mampu membuatnya menghela napas berat tanpa bisa melakukan apa-apa.
"Nona?"
Lisa menoleh saat merasakan sebuah tangan menepuk pundaknya pelan. Memperhatikan sosok wanita yang sepertinya seumuran ibunya.
"Kau pasti merasa sangat sedih-" perempuan itu menjeda kalimatnya. Menggenggam tangan Lisa yang terlihat begitu ramping dan indah. Mengelus pelan permukaan tangan gadis cantik itu seolah mengalirkan kehangatan dalam jiwanya.
"Kau pasti merasa bersalah melihat keadaan orang tuamu. Tapi, kau harus tau bahwa itu bukan salahmu." Perempuan itu berusaha menenangkan Lisa yang beberapa hari ini jarang berkunjung ke rumah sakit, entah karena apa.
"Aku hanya... merasa tidak adil dengan takdir yang menimpaku." Lisa menatap lurus manik kelabu milik perempuan tua itu, berusaha menumpahkan segala sendu yang bersarang di hatinya.
"Masih banyak hal yang ingin aku lakukan bersama ayah dan ibuku, tapi..." Lisa tidak mampu melanjutkan ucapannya saat perempuan itu menariknya dalam sebuah pelukan. Mengelus pundaknya lembut dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE LOVE AGAIN
RomanceAngin malam yang terasa dingin perlahan menusuk permukaan kulit pemuda tampan itu, ia berdiri memandang kelap-kelip pemandangan kota seoul dari jendela kamarnya. Bersedekap dada sembari termenung memandang kejauhan. Ia berulang kali menghela napas...