12. 21+ Who's ?

15.7K 91 0
                                    

Satu minggu berlalu, Vincent telah menemukan perusahaan investasi yang akan menanamkan modalnya di perusahan milik Nick. Dengan segala kepintaran Vincent dalam menarik investor juga gaya bicaranya yang mumpuni membuat seorang ceo dari perusahaan besar menyetujui kontrak kerja sama dengan el salvador.

Vincent juga lah yang mengatur perpindahan mereka ke Manhattan, mencari rumah yang cukup luas untuk menampung para sanderanya juga rumah pribadi untuk Nick tentunya. Tak lupa investor ini juga memberikan salah satu gedung untuk digunakan sebagai kantor mereka nantinya. Semua berhasil diselesaikan dalam kurun waktu satu pekan. Sungguh hebat keahlian Vincent ini.

"Tuan, semua sudah saya selesaikan dengan baik. Kantor dan rumah baru semua sudah siap."

"Good job."

"Jadi kapan kita akan pindah?"

"Besok pagi."

"Lalu bagaimana dengan para member?"

"Beritahu mereka tentang perpindahan kita."

"Baik."

"Kau pasti melupakan sesuatu?"

Kedua alis Vincent terangkat, ia menghitungnya dengan jari. Pekerjaan yang Nick berikan adalah mencari investor, rumah sekaligus kantor baru. Apa lagi?

"Izin legal dari pemerintah Manhattan." ucap Nick melihat keterdiaman Vincent.

"Tuan, untuk urusan itu akan sangat sulit. Mereka pasti meminta beberapa persen dari penghasilan kita setiap bulannya."

Nick terdiam mengelus dagu yang ditumbuhi bulu halus itu.

"Hmm itu biar menjadi urusan ku."

"Baik tuan, eumm anda sudah siap kembali ke Manhattan?"

"Ck! Kau tenang saja tidak akan ada yang mengenali ku disana karena semua itu sudah berlangsung cukup lama."

Hening.. Nick dengan segala pikirannya membayangkan betapa menyedihkannya setiap kali mengingat kota tersebut.

"Baiklah, semoga saja di Manhattan semua menjadi lebih baik."

"Hmm."

"Saya permisi tuan,"

Vincent berlalu dari ruangan tersisa Nick disana, ia membuka laptopnya mengecek beberapa dokumen yang dikirim melalui email. Semua aman tidak ada yang aneh hanya memerlukan pembaruan member agar Nick bisa langsung mengirimkan video terbaru yang mereka ingin.

Hanya saja satu hal yang membuat kedua alis Nick berkerut, video bertulis privasi sepertinya ada yang berusaha membukanya. Seingat Nick ia tidak pernah membuka file tersebut.

Nick langsung membuka file dan mengecek apakah videonya telah berubah atau tidak.
Huft.. video tersebut masih sama tetap rapi dan aman. Hanya saja melihat penanyangan juga senyum ceria itu membuat dada Nick sesak. Kedua tangannya mengepal ingin sekali membanting laptop tersebut jika tidak mengingat hanya itu satu-satunya kenangan yang tersisa.

Tok..tok..tok...

Loanna muncul dari balik pintu dengan wajah datarnya, "Tuan, makan malam anda telah siap."

"Ya."

Nick menutup laptop berjalan pelan kearah Loanna. Ditatapnya lekat-lekat wajah datar tanpa senyuman itu. Nick memegang bahu seperti ingin menerkamnya sekarang juga.

Apa Nick tahu kalau aku yang membuka laptopnya? Ada apa dengan tatapan ini? Batin Loanna bertanya-tanya.

Hanya dengan tatapan saja membuat Loanna kesulitan bernafas, ia tidak bisa ditatap lekat seperti ini. Rasanya Loanna sangat kecil dan tidak memiliki nyali.

El SalvadorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang