kembaran!

46 8 3
                                    

Di sebuah ruangan gelap minim cahaya seorang pria tengah berbaring dengan tubuh putih pucat dan pakaian sedikit agak basah hiru mendekati sesosok itu menatap nya begitu aneh terlebih pada pakaian yang di kenakan oleh pemuda tersebut pakaian yang tak pernah ia lihat dan asing di pandangan nya.

Ia sangat keheranan bagaimana bisa methas yang awal ia liat seperti orang yang benar benar sudah akan mati sekarang terbaring di hadapan nya tak terluka sama sekali hanya pucat dikarnakan terlalu lama berada di dalam air terlebih pakaian yg di gunakan pemuda ini berbeda dengan pakaian methas sebelum kejadian itu.

"Hei kau ini sebenarnya manusia atau setan si".gerutu hiru

"Hukc huk huk".ren terbatuk dan membuka matanya

Betapa kaget ren terbangun dan melihat sekeliling yang agak gelap,pikirnya dia sudah mati dan pasti ada di alam kubur namun ia semakin terkejut melihat kesamping pria yang sedang duduk di samping nya menggunakan pakaian baju tradisional jaman kerjaan dahulu.

"Argh kepalaku dimana apa aku sudah mati". Tanya ren

"Kau masih hidup bodoh". Jawab hiru

"Dimana aku dan siapa kau".ucap ren

"Apa kau sangat membenciku pangeran methas hingga kau pura pura tak kenal diriku". Ujar hiru

"Ngomong apasih ". Ren

"Pertama aku minta maaf karna ini kesalahan ku melukai dirimu dan asal kau tau aku bukan gay seperti yang kau pikirkan ". Jawab hiru

Ren makin terkejud akan kata kata hiru

"Ahh sudah aku ada dimana sekarang dan kau pakaian mu?,apa ini lokasi syuting". Ren melihat sekeliling ruangan yg agak aneh

"Apa yang kau katakan pangeran methas aku tidak mengerti ". Ucap hiru

"Aku bukan pangeran siapa methas ? Gua ren rendy dewantara". Ujar ren menjulurkan lengan nya pada hiru

"Kau benar benar gila pangeran atau karna luka benturan kepala mu cukup keras". Tanya hiru

Hiru segera memegang megang kepala ren dan mengecek sekeliling seakan akan akan mencium wajah ren,segera ren mendorong hiru sampai tersungkur.

"Apa kau mencoba menciumku hei maaf aku normal bajingan". Ucap ren

Hiru terkejud apa yang dia barusan baru dengar seluruh penjuru tau kalo pangeran methas seorang gay sekarang yg di hadapan nya mengaku dia normal itu seperti sambaran petir di siang hari.

Ren segera pergi meninggalkan ruangan termasuk hiru yang di dalam betapa terkejud ren matanya seperti melihat sebuah istana ya emang istana,kepala ren seperti akan pecah melihat sekeliling penuh pintu pintu entah akan kemana tujuan nya tiba tiba lengan nya di tarik oleh hiru , ren hanya mengukuti langkah hiru membimbing nya pergi

"Katakan aku ada dimana". Oceh ren berulang ulang

"Tenang saja kau kan di rumah ku apa kau lupa ". Jawab hiru

"Rumah apa sebesar ini,ini seperti kerajaan bukan rumah". Ren

Hiru membalik menatap ren heran atas ucapan ren tadi.

"Hei kerajaan mu lebih besar daripada milik ku". Hiru

"Hahaha kerjaaan! apa ini syuting maaf aku tidak ikut aku bukan aktor ". Ren

"Apa yang kamu katakan aku sama sekali tidak mengerti maksud mu".hiru

"Aku lebih heran tentang ini semua gilaa".ren

Segera ren merogok saku celana nya dan mengeluarkan handphone miliknya namun sayang handphone miliknya mati terlalu lama terendam air,hiru heran melihat apa yg di genggam oleh ren benda apa itu di benak hiru.

"Hei bisakah aku pinjam handphone mu sebentar". Tanya ren

"Handphone apa itu". Ucap hiru

Ren tertawa terbahak bahak mengapa orang seperti dia tidak tau handphone manamungkin punya rumah megah gak bisa beli handphone sungguh mengocok perut ren dia tertawa.

"Apa yang lucu aku benar tidak mengerti bahasa mu". Hiru

"Handphone kau tak tahu hahaha apa kau tidak memiliki uang ah tidak mungkin". Ren

"Apa benda yg di tangan mu itu handphone".hiru

"Benar tapi mati karna terendam air mungkin kalo aku jemur hidup lagi". Ren

"Apa gunanya balok besi itu". Ujar hiru

"Hei bodoh ini bukan balok besi oke nanti aku akan tunjukan pada mu". Ren

Tak lama kemudian ladavhn mendatangi hiru dan ren dengan wajah manis nya dia mendatangi kedua pemuda itu.

"Hai pangeran methas apa kau sudah baik baik saja" ladavhn

"Lihat ini gua bukan pangeran methas gua ren" ucap ren

"Ma sepertinya dia terbentur terlalu keras kepalanya sejak tadi dia selalu berkata bukan methas". Hiru

"Namun aku pikir juga sama dia bukan methas lihat pakaian nya gaya nya benar bukan methas". Ladavhn

"Jadi mae setuju dia bukan methas ". Ujar hiru

"Jelas gua bukan methas gua ren". Sambung ren

Bersambung

PRINCE STALKING { DEWNANI }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang