0.6

341 45 4
                                    

•Bahasa Korea
•𝘉𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢

Happy Reading

"Berguling ke kiri!"

"Kiri!"

"Berguling ke kanan!"

"Kanan!"

Pekikan kembali terdengar seraya mereka berguling-guling ditanah karena hukuman dari Letnan Lee, mereka semua sudah lelah akibat latihan tadi dan sekarang ditambah dengan hukuman ini.

"Peleton 2 berdiri!"

"Berdiri!" Seluruh murid berdiri dengan pakaian yang sudah kotor dan nafas dan terengah-engah, dihadapan mereka Letnan Lee menatap tajam para pelajar.

"Mulai sekarang, kalian bukan lagi seorang pelajar. Aku akan memperlakukan kalian sebagai tentara, kalian tidak bisa bersikap seperti bayi dan tidak ada hak istimewa sebagai seorang pelajar. Kalian harus mengikuti setiap perintah yang kuberikan sebagai tentara." Jelas Letnan Lee dengan suara tegas.

Para pelajar itu pun mendesah kesal saat mendengar perkataan dari Letnan Lee, dan banyak dari mereka yang menatap tak suka pria dewasa itu.

"Kalian mengerti?!"

"Mengerti, Pak!" Sahut mereka lemas. Tak lama Letnan Lee pun memerintahkan para murid untuk melakukan push-up dan berteriak.. "Satu!"

"Satu!"

"Dua!"

"Dua!"

Melihat anak-anak itu push-up dengan tidak benar, Letnan Lee memerintahkan para murid untuk fokus.. "Apa ada lagi yang berfikir ingin pulang?!" Ujarnya yang tidak dijawab, dan akhirnya Letnan Lee menyuruh mereka berdiri.

"Mulai sekarang, jika kalian keluar dari sini, itu artinya pembelotan. Dan kalian akan diadili di pengadilan militer."

Letnan Lee mengambil senapan dan mengisinya dengan peluru, lalu melemparkan nya pada Sersan Kim.. "Mulai saat ini juga, siapapun yang pergi tanpa izin akan dianggap pembelot. Dan mungkin akan di tembak dibawah perintah ku."

Sara menatap So-Yeon yang sepertinya shock berat dengan ucapan Letnan Lee, ia juga melihat teman-temannya yang lain tak kalah terkejut.

Akhirnya mereka diperbolehkan untuk kembali ke asrama, Sara yang memang sudah tidak bisa tidur pun memilih untuk berdiri didekat jendela dan menatap kearah luar ruangan.

Ia melihat beberapa tentara sedang berpatroli di bawah sana, begitupula dengan lampu sorot yang sedari tadi berputar.

"Apa komandan peleton sudah gila? Mereka sungguh akan menembak kita?" Seru Hana di sela-sela keheningan.

"Tidak mungkin.. Komandan peleton tidak mungkin sejahat itu." Bantah So-Yeon, namun Hana tetap tidak percaya dan mengatakan bahwa mungkin saja.

"Itu akan sangat menyakitkan." Sahut Bora.

"Kita sungguh akan tetap disini?" Tanya Hana lagi.

"Mau bagaimana lagi? Tidak ada pilihan lain. Bertahan atau bergeming." Jawab Bora yang dibalas Yeon-Joo.

"Bukankah itu sama saja? Bertahan atau bergeming.."

"Maka dari itu, kita tidak punya cara lain."

Melihat para gadis itu putus asa membuat Sara merasa bersalah, ditambah mereka tidak diizinkan untuk keluar dari sekolah. Jika terus begini ia akan terjebak di dalam alurnya, maka dengan tekat yang bulat Sara akan mencoba membiarkan para murid kelas untuk memberontak.

Make A Changed (Duty After School) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang