chapter 1. meet him

856 46 3
                                    

"kamu bakal dipindahin ke asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"kamu bakal dipindahin ke asrama." Ujar seorang wanita, dapat terdengar dari nada bicaranya, seakan dia tidak ingin mendengar penolakan.

"Kenapa? Tante ga bisa mutusin itu secara sepihak dong!, Tante ga berhak-" sepertinya penolakan yang terlontar dari mulut remaja laki-laki itu, membuat sang 'tante' tidak senang, dengan tatapan tajamnya, tangan halus n lembut itu mencengkram erat kedua pipi dari remaja itu.

"Tentu Tante berhak, Rafael. Kamu lupa? Siapa yang merawat mu setelah ibumu tewas? Siapa lagi kalau bukan tante! Kau lupa siapa yang menjagamu setelah keluarga ayahmu sendiri membuang mu, seakan kau adalah sampah?" Ujarnya

Rafael hanya terdiam, dia tidak dapat menjawab, semua itu memang benar, mengingat fakta pahit bahwa keluarga sang ayah sendiri membuangnya, jika bukan karna sang tante mungkin kini ia sudah berada di panti asuhan.

"Tante udah siapin semua kebutuhan kamu di koper, kamu berangkat sore ini."

"Sebenernya apa yang Tante rencanain?"

"Anak-anak kayak kamu ga akan paham, lebih baik kamu ga tau"

Dengan menahan amarahnya, Rafael akhirnya beranjak meninggalkan sang tante yang masih terdiam di tempat, sampai saat ini Rafael masih tidak mengerti apa yang direncanakan oleh tantenya itu, akankah sang tante juga berniat menyingkirkannya? Bagaimanapun Rafael hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh tantenya itu.

Saat kakinya melangkah memasuki kamar yang cukup luas itu, tatapan matanya tertuju pada 3 koper, dan saat ia melihat lemari, semuanya kosong, tidak ada barang yang tersisa.

"Dia benar-benar tidak main-main, mereka sama busuknya, dia pikir aku bodoh?, hah dasar jalang, dia benar-benar berpikir aku tidak tau apa-apa? Bahkan rencana busuknya untuk merebut harta warisan ibuku sudah tercium dengan sangat jelas." Ujar Rafael dengan ekspresi wajah marah.

Ketika sore hari tiba, Rafael sudah bersiap untuk meninggalkan rumah dan menuju asramanya, disepanjang perjalanan, sang tante tidak henti hentinya berkata pada Rafael untuk tidak mencoba kabur, lagipula untuk apa dirinya kabur.

Mobil yang cukup mewah itu akhirnya berhenti juga di depan halaman asrama yang cukup luas dengan banyaknya tanaman hijau di dalamnya.

"Jangan coba-coba memberontak Rafael, kau tau Tante selalu mengawasimu!"

Bukannya menjawab pernyataan sang tante, Rafael malah langsung berjalan pergi meninggalkan tantenya itu.

Disepanjang koridor yang ia telusuri, siswa-siswa yang berada disana menatap Rafael dengan heran, seakan bingung dengan apa yang pemuda asing itu lakukan.

Untungnya tepat dihadapan Rafael terdapat sebuah ruangan dengan nama yang tertulis di pintu 'ruang registrasi' tanpa berpikir lama lagi, Rafael langsung berjalan untuk memasuki kantor itu.

"Ah.. Rafael Joseph Steward?" Panggil seorang guru saat melihat Rafael masuk kedalam ruangan.

Mendengar itu Rafael langsung berjalan cepat menuju meja sang guru

PRETTY ROOMMATE' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang