chapter 5. bryan's girlfriend

372 35 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ᕙ⁠༼⁠◕⁠ ⁠ᴥ⁠ ⁠◕⁠༽⁠ᕗ


"Sayang—" derap sepatunya langsung membubarkan pandangan mata dua orang yang sedang saling menatap.

Vanya Jane Josephin seorang gadis dengan paras menawan, tinggi semampai bagai model, tidak lupa dengan bodygoals miliknya yang dapat dengan mudahnya memikat  para lelaki yang haus akan selangkangan wanita.

Siapa yang akan sadar bahwa meskipun ia sudah memiliki seorang kekasih, nyatanya Vanya tidak pernah berniat untuk meninggalkan dunia yang telah penuh oleh kenistaan yang telah ia lakukan, Bryan sendiri tidak pernah peduli dengan siapa kekasihnya itu bergaul, sebab selama ini pula Bryan hanya menggunakan Vanya sebagai pelampiasan hasrat seksualnya saja, tidak lebih. benar-benar pasangan yang sangat amat cocok.

Bryan segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Vanya yang terlihat bingung dengan apa yang baru saja di lihatnya.

"Sayang? Ngapain disini?" Tanya Bryan sambil membawa Vanya menuju sisi lain kamar.

"Tadi Henry bilang, kamu habis berantem sama Nathan anak IPA 2? Bener?" Deretan pertanyaan mulai dilontarkan oleh Vanya, namun Bryan Bryan terlihat tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Bryan terlihat agak kesal, kenapa gadis ini selalu ingin mencampuri urusannya?

"Sayang bener kamu berantem sama Nathan? Jawab dong!"

"hm..."

"Kamu ini kenapa sih!, aku kan udah pernah bilang buat ga usah berurusan sama dia lagi!"

"Hahaha— belain aja terus si Nathan sialan itu! Vanya, gue ga pernah ngelarang Lo buat Deket sama cowok manapun!, tapi gue ga nyangka lo bakal masukin dia dalam daftar cowok simpanan lo" Bryan menatap rendah Vanya, seringainya membuat Vanya maupun Rafael yang melihat itu bergidik ngeri.

"Maksud kamu?"

"Ga usah berlagak bodoh, Vanya sayang—" timpal Bryan sambil menepuk-nepuk pipi Vanya .

Rafael yang sedari tadi tidak sengaja menyimak pertengkaran keduanya merasakan ketegangan mulai menyeruak diantara sepasang kekasih itu.

Api amarah dalam diri Bryan telah menyala, tapi bagaimanapun Vanya tetap tak mau kalah.

Bryan menyeringai sambil memandangi mimik tegang Vanya yang takut rahasianya akan terbongkar.

"Lo kira gue ga tau selama ini? Asal Lo tau sayang—gue biarin Lo sama si brengsek karna sejujurnya gue ga pernah menganggap Lo sebagai kekasih atau semacamnya" kekeh Bryan.

Malu. Hanya kata itu yang cocok dengan Vanya saat ini, ia samasekali tidak berani membalas tatapan mata Bryan yang sedari tadi terus menatapnya dengan tatapan yang sangat mengintimidasinya.

PRETTY ROOMMATE' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang