06. Jisung (2) 🔞

13.2K 125 3
                                    


Kehadiran Jisung agak memusingkan Renjun. Bagaimana tidak. Ia terus mengikuti Renjun seperti anak ayam. Kalau Renjun marah barulah ia pergi.

Setiap hari, ia datang ke kosan Renjun. Sampai-sampai, ia harus sembunyi darinya.

"Kak Renjun, aku sudah banyak menontonnya."

Astaga!

Bisakah kau memercayai itu? Renjun sudah merusak otak polos anak itu.

"Benarkah?" Renjun memasang senyuman diwajahnya. Terakhir kali ia memarahi Jisung, ia hampir menangis.

"Ayo kita coba." Jisung penuh semangat.

Hmmm... Apakah aku jadi bahan uji cobanya?

"Jisung, kan kemaren udah, masa hari ini lagi? Kakak capek loh."

"Dede Jisung yang mau."

Dede yang dimaksud Jisung adalah batangnya yang mengeras. Ia tidak tahu bahwa dirinya terangsang, hanya tahu bahwa dede-nya yang mau.

Renjun bingung bagaimana orang tuanya melepaskan anak sepolos ini ke kampus. Beruntung ia bertemu Renjun, bagaimana kalau orang lain yang jahat.

Jisung pernah cerita bahwa dirinya home schooling yang artinya interaksinya dengan orang lain sangat kurang.

"Mau ya kak, Dede Jisung mau pipis lagi."

"Iya, iya." Renjun mengalah demi Jisung yang tampak senang.

"Horeee!"

Jisung sudah tak sekaku awal pertama. Ia bisa mencium dan melumat bibir Renjun. Bahkan tangannya mulai menggerayangi tubuh Renjun.

"Kak Renjun, dede-nya susah masuk."

"Dorong aja! Achhhh..."

Renjun tak bisa bohong bahwa adik tingkatnya itu sangat enak. Dede-nya yang panjang masuk sampai ke inti kenikmatan Renjun.

Suara seperti tepuk tangan menggema di ruangan saat bokong Renjun bertemu dengan kulit Jisung.

"Kak, pipis."

Cairan hangat mengalir di rongga lubang Renjun. "Jisung, kakak capek nungging."

"Oh iya kak." Jisung membiarkan Renjun tidur telentang.

"Dede masuk lagi ya." Jisung meminta izin.

Hal yang paling ribet dari Jisung ini adalah keseringan minta izin. Ia tak bisa melakukan apapun yang ia pikirkan dan inginkan. Harus selalu Renjun yang memberi tahu.

"Eumchhh...." Jisung melumat bibir Renjun. Ia tak pernah meminta izin untuk hal ini karena kadang ia hanya ingin melakukannya.

"Maaf ya kak kalau sakit."

"Duduk!" Renjun mengambil alih.

Jisung yang tahu tugasnya langsung duduk. Batangnya tergolek dan Renjun harus mengocoknya agar kembali tegang. Barulah ia membelakangi Jisung untuk menduduki batang itu.

"Achh eummm aahhhh..." Renjun kenikmatan memompa. Ia menggerakkan pinggulnya agar benda tumpul itu mengenai spot-nya.

"Enak banget kak." Sudah kesekian kalinya Jisung 'pipis' dalam lubang Renjun.

Tiba-tiba, handphone Jisung berbunyi. Ia mengangkat telpon ibunya.

"Jisung di tempat kak Renjun mah."

Gila! Dia malah ngaku.

"Kak, kata mamah, mereka mau kesini."

"Untuk apa?" Renjun jadi panik. Anak bodoh ini pastilah mengatakan sesuatu tentang hubungan mereka.

"Enggak tahu. Tadi cuma nyari Jisung."

Renjun menepuk jidatnya. Tak habis pikir. "Buruan pakai pakaianmu!"

Bisa-bisa orang tua Jisung datang saat mereka masih telanjang. Benar saja, orang tua Jisung datang.

Untungnya mereka tak menimbulkan keributan sampai membangunkan tetangga.

"Dasar jalang!" Ibu Jisung menunjuknya dengan penuh  amarah. "Kau merusak anak polos ini!" Setelah itu mereka membawa Jisung pergi.

"Apa yang aku lakukan?"

Orang tua Jisung pantas marah karena ulahnya. Jisung tak tahu banyak tentang dunia ini, dan malah berhadapan dengannya.

.

Renjun, ayo ke toilet.

"Tidak bisakah dia mencari mangsa baru saja?" Gerutu Renjun saat mendapatkan pesan di handphonenya.

Meski ia mengomel, ia tetap melangkah ke sana. Sudah sebulan lebih ia tak melakukan HS setelah kepergian Jisung yang keluar dari kampus.

"Apa laki-laki mu tidak bisa memuaskanmu?" Cibir Renjun saat bertemu dengan Mark di toilet.

"Tak sepuas denganmu." Mark menarik Renjun ke bilik toilet yang sudah menjadi saksi bisu permainan Mark ke adik tingkatnya.

Setelah sekian lama, akhirnya Renjun bisa merasakan kepuasan. Tak ada yang menandingi nikmatnya batang Jisung, tapi perlakuan yang diterimanya jauh berbeda.

Mark melumat bibir Renjun sambil asik memainkan batang Renjun yabg menggantung dan bergoyang-goyang di setiap hentakan Mark.

"Eummhmm Mark, lebih ahhh kerasss..."

BINAL 🔞 // Renjun HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang