03. Mark 🔞

23.9K 180 0
                                    

Setelah berpisah dengan Jaehyun, Renjun memfokuskan dirinya untuk bisa masuk universitas. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia bisa mendapatkan sosok yang lebih baik di kampus.

Benar saja, laki-laki tampan bertebaran di kampus. Pertanyaannya hanya satu, mana yang mau dengannya?

Ia tak ingin sembarang orang bisa menikmati tubuhnya. Tapi kadang lubangnya berkedut mencari pemasukan. Renjun hanya bisa menahannya dengan bantuan timun, sampai ia bisa menemukan sosok baru.

"Euhmmahhh..." Perlahan timun yang ia beli di pasar kemarin keluar dari lubangnya.

Ia membuang timun itu dan mencari bajunya. Ia sedang telanjang bulat tanpa pakaian.

Setelah berhubungan dengan Jaehyun ia lebih suka tanpa pakaian. Kadang ia berpikir untuk menyewa seorang gigolo saja untuk memuaskannya.

Renjun berangkat ke kampus dengan perasaan senang. Ia tak banyak berharap pada para pria di kampusnya, tapi paling tidak ia memuaskan mata birahinya.

"Hari ini, kita ada acara. Yang mau ikut silakan datang." Seorang kakak tingkat memberi pengumuman.

Renjun tak peduli dengan acara itu. Ia lebih baik mencari seseorang yang bisa menemaninya malam ini.

Takdir berkata lain. Ia terpaksa harus ikut karena temannya memaksa. Incaran mereka adalah mahasiswi baru yang akan datang.

Benar saja, acara itu dipenuhi banyak orang. Kakak tingkat dan teman seangkatan Renjun. Mereka berpesta dengan riang sementara Renjun memilih duduk di pojokan. Bagi yang introvert seperti dirinya, ini adalah spot terbaik.

Ia yang awalnya tak senang dengan acara itu, mendadak bersemangat saat Mark, kakak tingkatnya duduk semeja dengannya. Ia yang tampaknya juga tak suka keramaian lebih memilih untuk duduk di sana menjauh dari keramaian.

Shit! Lubangku berkedut lagi!

Sebagian orang sudah tertidur dan tepar sementara yang lainnya sedang di kamar kosong untuk bermesraan.

Renjun tak beranjak dari tempat duduknya karena Mark masih mengobrol dengan yang lainnya. Renjun menyerah karena sangat ingin buang air kecil.

"Ah leganya." Semua cairan dalam kantong kemihnya keluar. Ia harus menahan diri selama itu agar bisa mengobrol dengan kak Mark.

Krek...

Pintu dibelakangnya terbuka.

"Sebentar," ucap Renjun membelakangi seseorang yang tak memedulikan Renjun dan melangkah masuk.

Renjun berbalik saat resleting celananya sudah full.

"Eh, kak Mark." Tau gitu nggak usah di resleting.

Mark membuka resleting celananya dan mengeluarkan barang miliknya yang tampak berurat dan besar.

Lubang miliknya berkedut lagi. Renjun meneguk salivanya lalu buru-buru pergi.

"Kau kenapa melirikku terus?" Tanya Mark menghentikan langkahnya.

"Eh, enggak..." Bantah Renjun. Otaknya tak berfungsi dengan baik karena matanya tertuju pada benda besar milik Mark.

"Mau?"

"Memang boleh?"

Renjun bahkan tidak menyembunyikan rasa inginnya pada benda itu. Mark menarik Renjun dan membuka celananya.

Ia membalikkan Renjun dan memasukkan jarinya kedalam lubang Renjun. Senyum puas terpancar di wajah Mark saat melihat lubang itu yang tampak sempurna dan sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Tanpa membuang waktu, Mark memasukkan benda miliknya di lubang Renjun.

"Uhmmm..." Renjun mendesah. Sudah lama ia merindukan benda ini.

Badan Renjun meliuk sempurna saat benda itu menyodoknya dari belakang. Renjun mengerang keenakan saat tubuhnya disentuh oleh Mark.

"Ahhh uuhmmm..." Benda itu memberi kepuasan bagi Renjun.

"Dasar binal!" Bisik Mark melepaskannya.

"Udah selesai?" Renjun bertanya bingung. Kurang dari setengah jam mereka bersama. Mark hanya memasukkan bendanya lalu sekali pelepasan dan selesai.

"Kalau kau mau, kita bisa melakukannya lagi." Mark menepuk pantat Renjun yang sintal.

Itu tidak cukup. Renjun butuh semalaman untuk bisa dipuaskan.

Setelah itu, Renjun tak bisa menemui Mark. Ia sibuk dengan tugas kuliah di semester awalnya. Rasanya bahkan tak punya waktu untuk bernapas.

Sampai suatu ketika, saat Renjun berpapasan dengan Mark di toilet kampus. Hanya ada mereka berdua saat itu.

"Kak Mark." Panggil Renjun dengan suara pelan. Ia pernah menghubungi Mark tapi Mark melarangnya dan memblokir nomornya.

"Renjun..." Mark menarik Renjun masuk ke bilik toilet. Ia membalikkan Renjun dan mendudukkannya di atas toilet duduk.

Dari luar terdengar suara beberapa orang yang mengobrol. Mark tak memedulikan itu. Ia melorotkan celana Renjun sampai lubangnya terlihat jelas.

"Kau sebaiknya menutup mulutmu."

Renjun membekap mulutnya sementara Mark secara perlahan masuk ke dalam lubangnya. Renjun ingin mendesah tapi suara orang di luar masih terdengar.

Mark melakukannya dengan sangat pelan sampai tak ada suara bagian perut Mark menyatu dengan bokongnya yang sintal dan empuk.

"Besok sore kesini." Bisik Mark yang selesai dengan kegiatannya. Dibanding Jaehyun, miliknya memang lebih besar dan panjang, tapi ia tak mau melakukannya lebih lama. Selalu kurang dari setengah jam.

Esoknya, Renjun menunggu di toilet sore-sore. Ia menunggu dengan cemas dan takut karena kebanyakan orang sudah pulang.

Saat hampir menyerah, pintu toilet terbuka. Mark menyeringai saat melihatnya menunggu.

"Kau lama."

"Dasar binal."

Mark menarik Renjun ke bilik yang sama seperti kemaren. Lubang Renjun terisi penuh dengan batang Mark yang besar.

"Euhmm..." Desahan Renjun lolos dari bekapannya.

Pantas saja Mark meminta sore-sore, saat seperti ini tak banyak mahasiswa di kampus. Mereka bisa memakai toilet dengan lebih leluasa.

Dalam seminggu, tiga sampai empat kali Renjun harus menungging di toilet. Setiap kali Mark meminta ia datang, Renjun harus menurut.

Agak aneh memang. Kenapa harus di toilet. Mungkin saja Mark memiliki fetish seperti itu. Renjun tak ambil pusing. Selama benda tumpul di lubangnya adalah milik manusia, ia tak peduli apapun.

Hubungannya dengan Mark adalah hubungan tanpa status. Renjun pun tak berharap banyak dari hubungan transaksional itu.

Hingga saat dirinya masuk ke semester tiga, Mark tak pernah menghubunginya lagi. Tak ada perintah menyuruhnya ke toilet.

Renjun yang mencoba mengingat masa-masa indah itu, memutuskan untuk duduk di dalam bilik toilet sore-sore. Sampai-sampai ia mendengarkan suara pria yang ia sangat kenal.

"Cepat masuk!" Perintahnya.

Toilet tempat mereka masuk adalah tempat biasanya Renjun dan Mark melakukan hal intim itu.

"Eunhgnmm..." Suara itu terdengar jelas dari bilik Renjun. Tampaknya Mark sudah menemukan pengganti dirinya.

Renjun tak marah. Ia juga sudah bosan dengan Mark. Suasana baru lebih baik. Renjun keluar dari bilik toiletnya dan memilih pergi.

Sementara itu, di bilik paling ujung, Mark menggagahi adik tingkat barunya. Ia tak merasakan kepuasan yang berarti darinya.

Lebih enakan Renjun kemana-mana. Lubangnya sempit, tubuhnya ramping dan wajahnya cantik. Aku jadi merindukannya.

BINAL 🔞 // Renjun HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang