** Bab 7: Perjalanan Menuju Gunung Angsa **

7 5 0
                                    

Mendekati Gunung Angsa, perjalanan Elara dan Rion bersama pasukan yang tersisa dipenuhi dengan bahaya dan tantangan yang semakin besar. Musuh tampaknya mengetahui tujuan mereka dan menyiapkan berbagai perangkap di sepanjang jalan. Namun, semangat mereka tidak pernah pudar. Setiap langkah diwarnai dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan Kerajaan Angsa.

Saat mereka mulai mendaki lereng Gunung Angsa, mereka dihadang oleh sekelompok pasukan musuh yang lebih besar dan lebih terorganisir. Pemimpin pasukan musuh, mengenakan jubah hitam yang menyelimuti tubuhnya dan topeng yang menutupi wajahnya, berdiri di puncak bukit, menatap dingin ke arah pasukan Elara.

"Berhentilah, atau kalian akan menghadapi kematian!" seru pemimpin musuh dengan suara yang bergema di seluruh lembah.

Elara, dengan cermin di tangannya, maju ke depan. "Kami tidak akan berhenti. Kerajaan Angsa harus diselamatkan," jawabnya dengan suara penuh keberanian.

Pertempuran pun pecah dengan hebat. Suara pedang yang saling beradu dan teriakan para pejuang menggema di seluruh gunung. Elara dan Rion bertarung dengan gagah berani, melindungi Cermin Cahaya dengan segala cara. Musuh semakin mendesak, tetapi semangat mereka tidak pernah surut.

Di tengah-tengah hiruk-pikuk pertempuran, Elara melihat seorang prajurit musuh menyerang Rion dari belakang. Dengan cepat, dia melompat ke arah Rion, menghalangi serangan itu dan melukai musuh tersebut. Namun, dia sendiri menerima luka di lengannya.

"Elara, kau tidak apa-apa?" tanya Rion dengan cemas.

"Aku baik-baik saja," jawab Elara sambil menahan rasa sakit. "Kita harus terus maju."

Dengan luka yang semakin parah, Elara dan Rion berusaha mencapai puncak gunung. Namun, musuh-musuh mereka tampaknya tidak ada habisnya. Mereka terus muncul dari bayang-bayang, menyerang tanpa henti. Elara dan Rion harus menggunakan semua keterampilan dan keberanian mereka untuk bertahan hidup.

Di saat-saat kritis, Rion terluka parah saat melindungi Elara dari serangan fatal. Dia jatuh ke tanah dengan darah mengalir dari lukanya. Elara merasakan hatinya hancur melihat Rion terbaring tak berdaya.

"Rion, bertahanlah!" seru Elara dengan air mata mengalir di wajahnya. "Kita hampir sampai."

Dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, Elara mengangkat Cermin Cahaya dan berlari menuju puncak gunung. Dia tahu bahwa hanya dengan menempatkan cermin di Altar Suci, mereka bisa menghentikan kegelapan yang mengancam kerajaan mereka.

Di puncak Gunung Angsa, Elara menemukan Altar Suci yang telah lama hilang dalam legenda. Altar itu terbuat dari batu putih yang bersinar di bawah cahaya bulan. Dia menempatkan Cermin Cahaya di atas altar dan mengucapkan mantra kuno yang telah diajarkan oleh ratu.

 Dia menempatkan Cermin Cahaya di atas altar dan mengucapkan mantra kuno yang telah diajarkan oleh ratu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat mantra selesai diucapkan, cermin mulai memancarkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya itu menyebar ke seluruh kerajaan, mengusir kegelapan dan menghancurkan kekuatan gelap yang telah menguasai musuh. Elara merasakan kekuatan besar mengalir melalui dirinya saat dia memfokuskan energinya pada cermin.

Pemimpin musuh, yang ternyata adalah penasihat kerajaan yang khianat, merasakan kekuatannya menghilang. "Tidak! Ini tidak mungkin!" teriaknya sebelum akhirnya lenyap dalam cahaya yang memurnikan.

Dengan kemenangan di tangan, Elara turun dari gunung, membawa harapan baru bagi Kerajaan Angsa. Dia menemukan Rion yang terluka, dan dengan bantuan Cermin Cahaya, dia mampu menyembuhkannya. Mereka berdua kembali ke istana dengan disambut sorak sorai dan kebahagiaan oleh rakyat yang selamat.

Raja dan ratu, dengan bangga, memuji keberanian mereka. "Kerajaan kita berhutang budi kepada kalian berdua. Kalian telah menunjukkan bahwa cinta dan keberanian bisa mengalahkan kegelapan."

Elara dan Rion, kini lebih dari sekadar pahlawan, menjadi simbol harapan dan keberanian di Kerajaan Angsa. Mereka berdua, dengan cinta yang semakin kuat, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin datang di masa depan.

Dan dengan itu, petualangan mereka di Kerajaan Angsa mencapai akhir yang penuh kemenangan, tetapi juga awal dari banyak kisah baru yang menanti untuk dijelajahi.

/////

Terimakasih buat teman-teman semua yang sudah membaca sampai sejauh ini!

Jangan lupa untuk terus mendukung aku dengan cara :

1. Sukai ceritanya

2. Share ceritanya

3. Komen ceritanya dengan apapun yang ingin kalian sampaikan ke aku.

Dan jangan lupa, apapun yang kalian lakukan itu, pastikan kalau kalian melakukan nya dengan ikhlas yaa...

Sampai jumpa di bagian selanjutnya!

Spooky Results

Pedang Cinta di Kerajaan AngsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang