** Bab 17: Pertempuran di Padang Luar **

2 2 0
                                    

Pagi itu, sinar matahari yang keemasan menerangi pasukan besar yang berkumpul di padang luas di luar istana. Ribuan prajurit dari berbagai kerajaan berdiri bersama dalam barisan yang rapi, siap untuk menghadapi musuh. Elara dan Rion berada di barisan depan, berdiri tegak di atas kuda mereka, memandang ke arah cakrawala di mana musuh akan datang.

Raja Thorne dan Ratu Lyra berada di sisi mereka, memberikan semangat kepada pasukan mereka. "Hari ini, kita bertempur bukan hanya untuk kerajaan kita, tetapi untuk masa depan yang damai bagi semua orang," kata Raja Thorne dengan suara lantang yang bergema di seluruh padang.

Elara merasakan detak jantungnya berpacu. Ini adalah saat yang telah mereka persiapkan selama berminggu-minggu. Dia tahu bahwa pertempuran ini akan menentukan nasib kerajaannya dan masa depan rakyatnya. Dengan napas dalam, dia mengangkat pedangnya ke udara, memberikan isyarat kepada pasukannya.

"Untuk kerajaan dan perdamaian kita!" seru Elara, suaranya penuh dengan keberanian dan tekad.

Dengan sorakan yang menggema, pasukan aliansi bergerak maju. Mereka berbaris dengan disiplin, siap untuk menghadapi musuh yang datang. Suara derap kuda dan langkah kaki prajurit menggema di padang luas itu, menciptakan suasana yang penuh dengan ketegangan dan harapan.

Di kejauhan, mereka mulai melihat bayangan musuh yang bergerak mendekat. Pasukan musuh yang besar dan menakutkan tampak seperti gelombang hitam yang siap menghancurkan apa pun yang ada di hadapannya. Elara dan Rion saling memandang sejenak, saling memberikan dukungan melalui tatapan mereka.

Saat dua pasukan besar itu bertemu di tengah padang, suara senjata yang beradu dan sorakan perang mengisi udara. Pertempuran yang sengit pun dimulai. Elara memimpin pasukannya dengan keberanian yang luar biasa, mengayunkan pedangnya dengan ketepatan dan kekuatan. Di sisinya, Rion bertarung dengan keterampilan yang luar biasa, melindungi Elara dan memastikan bahwa mereka tetap aman di tengah kekacauan pertempuran.

Raja Thorne dan Ratu Lyra juga bertarung dengan gagah berani, memimpin pasukan mereka dengan strategi yang cermat. Mereka bekerja sama dengan Elara dan Rion, memastikan bahwa setiap gerakan mereka terkoordinasi dengan baik. Pasukan aliansi bertempur dengan semangat yang tinggi, terinspirasi oleh keberanian pemimpin mereka.

Namun, musuh tidak mudah dikalahkan. Mereka bertempur dengan kejam dan tanpa ampun, mencoba memecah barisan pasukan aliansi. Elara menyadari bahwa mereka menghadapi musuh yang lebih kuat dari yang mereka duga. Dengan keberanian yang kuat, dia memerintahkan pasukannya untuk bertahan dan terus bertarung.

Di tengah pertempuran, Elara melihat sosok musuh yang tampaknya menjadi pemimpin pasukan lawan. Dengan tekad yang kuat, dia memutuskan untuk menghadapi musuh itu langsung. "Aku akan menghadapi pemimpin mereka," kata Elara kepada Rion. "Kau lindungi pasukan kita."

Rion mengangguk, meskipun hatinya penuh kekhawatiran. "Hati-hati, Elara. Kita membutuhkanmu."

Dengan keberanian yang kuat, Elara melangkah maju menuju pemimpin musuh. Pertempuran di sekitarnya seolah-olah melambat saat dia fokus pada satu tujuan. Musuh itu, seorang prajurit besar dengan baju zirah hitam, menatapnya dengan tatapan dingin.

"Kau pikir bisa mengalahkanku, Putri Elara?" tanya pemimpin musuh dengan suara mengejek.

Elara mengangkat pedangnya, matanya berkilat dengan tekad. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan kerajaanku."

Pertarungan antara Elara dan pemimpin musuh itu sengit dan brutal. Mereka bertukar serangan dengan kekuatan yang luar biasa, pedang mereka beradu dengan dentuman yang menggema di seluruh padang. Elara menggunakan segala keterampilannya, mengingat latihan dan persiapan yang telah dia lakukan.

Di tengah pertempuran itu, Elara menemukan kekuatan baru dalam dirinya. Dia menyadari bahwa dia tidak bertarung hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang dia cintai dan untuk masa depan yang lebih baik. Dengan tekad yang kuat, dia menyerang musuhnya dengan keberanian yang luar biasa.

Akhirnya, dengan satu serangan yang tepat, Elara berhasil melumpuhkan pemimpin musuh. Pasukan musuh, yang melihat pemimpin mereka jatuh, mulai kehilangan semangat dan mundur. Pasukan aliansi, yang terinspirasi oleh kemenangan Elara, menyerang dengan semangat yang lebih besar dan berhasil memukul mundur musuh.

Dengan musuh yang akhirnya mundur, Elara dan Rion berdiri di tengah padang yang penuh dengan kemenangan. Mereka tahu bahwa pertempuran ini adalah langkah besar menuju perdamaian yang mereka inginkan. Pasukan aliansi bersorak dengan kemenangan, merayakan keberanian dan persatuan mereka.

Elara memandang ke arah pasukannya, matanya penuh dengan rasa syukur dan kebanggaan. Dia tahu bahwa mereka masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun kembali kerajaan dan memastikan perdamaian yang abadi. Namun, dengan keberanian dan persatuan yang mereka tunjukkan hari ini, dia yakin bahwa masa depan mereka akan lebih cerah.

Dengan hati yang penuh harapan, Elara dan Rion memimpin pasukan mereka kembali ke istana. Mereka tahu bahwa tantangan masih akan datang, tetapi dengan persatuan dan keberanian, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang datang.

//////

Terimakasih buat teman-teman semua yang sudah membaca sampai sejauh ini!

Jangan lupa untuk terus mendukung aku dengan cara :

1. Sukai ceritanya

2. Share ceritanya

3. Komen ceritanya dengan apapun yang ingin kalian sampaikan ke aku.

Dan jangan lupa, apapun yang kalian lakukan itu, pastikan kalau kalian melakukan nya dengan ikhlas yaa...

Sampai jumpa di bagian selanjutnya!

Spooky Results

Pedang Cinta di Kerajaan AngsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang