** Bab 16: Persiapan Perang **

2 2 0
                                    

Setelah kemenangan mereka atas konspirasi yang mengancam kerajaan, Elara dan Rion tahu bahwa tantangan yang lebih besar masih menunggu di depan. Meskipun musuh utama telah dikalahkan, laporan dari mata-mata menunjukkan bahwa ada kekuatan gelap yang lebih besar dan lebih kuat yang masih mengancam perdamaian kerajaan mereka.

Di aula besar istana, Elara dan Rion mengumpulkan semua pemimpin militer dan penasihat kerajaan untuk membahas langkah-langkah berikutnya. Mereka tahu bahwa mereka harus bersiap untuk kemungkinan perang besar yang akan datang.

"Tempat persembunyian musuh yang kita serang hanyalah salah satu dari banyak basis mereka," kata Elara dengan tegas. "Kita harus mempersiapkan diri untuk serangan skala besar."

Jenderal Kael, yang telah menjadi salah satu penasihat paling setia, berdiri dan berbicara. "Pasukan kita kuat, tetapi kita membutuhkan lebih banyak aliansi untuk melawan ancaman ini. Kita harus menghubungi kerajaan tetangga dan mengajak mereka bergabung dalam pertempuran ini."

Elara mengangguk setuju. "Aku akan mengirim utusan ke setiap kerajaan yang kita percayai. Kita harus bersatu untuk melawan kekuatan gelap ini."

Rion, yang selalu berada di sisi Elara, menambahkan, "Selain itu, kita harus memperkuat pertahanan kita di dalam kerajaan. Setiap desa dan kota harus siap menghadapi serangan."

Malam itu, Elara menulis surat-surat untuk para raja dan ratu dari kerajaan tetangga, meminta bantuan dan aliansi. Dia menyadari bahwa kekuatan gabungan mereka akan menjadi kunci untuk mengalahkan musuh yang lebih besar.

Sementara itu, Rion mengatur pelatihan intensif untuk pasukan kerajaan. Dia memastikan bahwa setiap prajurit siap untuk bertempur dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman yang akan datang. Latihan keras dan disiplin ketat menjadi bagian dari rutinitas harian mereka.

Hari demi hari berlalu, dan perlahan-lahan, aliansi mulai terbentuk. Utusan-utusan kembali dengan pesan dari para pemimpin kerajaan tetangga yang setuju untuk bergabung dalam pertempuran melawan musuh yang mengancam kedamaian mereka.

Di antara mereka, Raja Thorne dari Kerajaan Barat dan Ratu Lyra dari Kerajaan Utara adalah dua pemimpin yang paling berpengaruh. Mereka datang ke istana dengan pasukan terbaik mereka, siap untuk bergabung dalam aliansi besar.

"Kami akan berdiri bersama Anda dalam pertempuran ini," kata Raja Thorne dengan suara tegas. "Kekuatan gelap ini harus dihentikan, dan kita akan melakukannya bersama-sama."

Ratu Lyra menambahkan, "Dengan persatuan dan keberanian, kita bisa mengalahkan siapa pun yang mencoba menghancurkan perdamaian kita."

Dengan aliansi yang terbentuk, Elara dan Rion merasakan semangat baru. Mereka tahu bahwa dengan dukungan dari kerajaan-kerajaan tetangga, mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk mengalahkan musuh.

Suatu malam, saat Elara sedang berjalan di taman istana, dia bertemu dengan Rion yang sedang merenung di bawah pohon besar. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang serius.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Elara sambil duduk di sampingnya.

Rion tersenyum tipis. "Aku memikirkan semua yang telah kita lalui. Dari pengkhianatan di dalam istana hingga aliansi besar ini. Perjalanan kita belum berakhir, tetapi aku merasa kita bisa menghadapinya."

Elara mengangguk. "Aku juga merasakan hal yang sama. Bersama-sama, kita telah melalui banyak hal, dan aku percaya kita bisa mengatasi apa pun yang datang."

Dengan semangat baru, mereka kembali ke istana untuk melanjutkan persiapan mereka. Mereka tahu bahwa pertempuran besar sedang mendekat, dan mereka harus siap untuk menghadapi segala kemungkinan.

Hari-hari berikutnya diisi dengan persiapan yang intens. Pasukan dari kerajaan-kerajaan tetangga tiba di istana, membawa serta senjata dan peralatan perang. Latihan gabungan dilakukan, dan strategi pertempuran disusun dengan cermat.

Elara dan Rion bekerja tanpa henti, memastikan bahwa setiap detail diperhatikan. Mereka berbicara dengan para pemimpin militer, mengawasi pelatihan pasukan, dan terus berkomunikasi dengan aliansi mereka.

Suatu pagi, ketika mereka sedang memeriksa persiapan terakhir, seorang mata-mata datang dengan berita penting. "Musuh telah mulai bergerak. Mereka akan menyerang dalam beberapa hari."

Elara dan Rion saling memandang. Mereka tahu bahwa saatnya telah tiba. Dengan keberanian yang kuat, mereka memanggil semua pemimpin aliansi untuk berkumpul.

"Kita akan menghadapi mereka di medan perang," kata Elara dengan suara penuh tekad. "Ini adalah saatnya untuk menunjukkan bahwa persatuan dan keberanian kita lebih kuat daripada kekuatan gelap mana pun."

Dengan semangat yang tinggi, pasukan aliansi bersiap untuk berangkat ke medan perang. Elara dan Rion memimpin mereka dengan kepala tegak, siap untuk menghadapi musuh dan melindungi kerajaan mereka.

Pertempuran besar sudah dekat, dan dengan keberanian dan persatuan, mereka akan melangkah maju menuju kemenangan.

/////

Terimakasih buat teman-teman semua yang sudah membaca sampai sejauh ini!

Jangan lupa untuk terus mendukung aku dengan cara :

1. Sukai ceritanya

2. Share ceritanya

3. Komen ceritanya dengan apapun yang ingin kalian sampaikan ke aku.

Dan jangan lupa, apapun yang kalian lakukan itu, pastikan kalau kalian melakukan nya dengan ikhlas yaa...

Sampai jumpa di bagian selanjutnya!

Spooky Results

Pedang Cinta di Kerajaan AngsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang