Hujan gerimis turun perlahan di sebuah kota kecil menciptakan suasana yang melankolis di sekitarnya.
Di sebuah rumah tua di pinggiran kota, seorang wanita tua bernama ibu teti duduk sendirian di ruang tamu yang dipenuhi dengan kenangan.
Beliau memegang sepucuk surat tua yang sudah kotor dan berdebu lambang dari masalalu yang telah lama berlalu.Surat itu adalah surat terakhir yang beliau terima dari cinta sejatinya yaitu pak sukiran.
Mereka bertemu di masa perang, ketika cinta mereka mekar dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian.
Pak sukiran adalah seorang prajurit yang pergi ke medan perang meninggalkan bu teti dengan janji akan kembali.Mereka saling menulis surat selama tahun-tahun perang, berbagi harapan, rindu dan impian mereka. Surat itu adalah satu-satunya yang menjaga mereka selalu bersama walaupun jarak memisahkan. Namun, satu hari surat dari pak sukiran tiba dengan berita yang menghancurkan hati bu teti.
Pak sukiran telah gugur dalam medan perang meninggalkan bu teti seorang diri dalam dunianya yang sunyi.Setelah itu, bu teti memutuskan untuk tidak pernah menikah lagi dan beliau menjalani hidupnya dengan kenangan cinta yang telah hilang begitu cepat. Hujan di luar jendela seolah-olah menangis bersamanya, mengingatkan akan kenangan indah yang pernah beliau miliki.
Di tengah hujan gerimis itu, bu teti membuka surat itu lagi, merenungkan kata-kata terakhir dari pak sukiran walaupun menyedihkan namun surat itu membawa senyum ke bibirnya karena beliau tahu walaupun cinta mereka berakhir dengan tragis namun cintanya akan selalu hidup didalam hatinya.
Bu teti merasa bahwa hujan adalah cara alam untuk mengingatkanya pada masalalu yang telah berlalu dan hujan adalah cara alam untuk mengungkapkan kesedihan. Bu teti membiarkan air mata jatuh bersama dengan hujan, merayakan cinta yang pernah ada walaupun hanya sesaat dalam hujan.
Tahun demi tahun berlalu dan bu teti tetap tinggal di rumah tua itu merawat kenangan-kenangan cinta yang telah berlalu. Beliau menghabiskan waktu berjam-jam di dalam perpustakaan rumahnya untuk membaca kembali surat-surat dari masalalu dan setiap kata dalam surat itu seolah-olah membawa pak sukiran kembali kepadanya bahkan jika hanya dalam kenangan.
Dalam diam, bu teti teringat akan janji terakhir pak sukiran yang akan kembali dalam mimpi dan kenangan bu teti jika mereka harus berpisah.
Dalam perasaan yang masih menyala, bu teti sering bermimpi tentang pak sukiran.
Mimpi itu adalah saat-saat berharga yang dia tunggu-tunggu meskipun hanya sementara.Suatu hari ketika hujan turun dengan deras, bu teti duduk di kursi berayun di halaman belakang rumahnya.
Beliau membiarkan hujan membasahi tubuhnya karena beliau yakin bahwa seperti itu adalah cara pak sukiran menghampirinya.
Beliau membiarkan kenangan-kenangan mereka mengisi pikiranya sehingga beliau terhanyut dalam dunia yang penuh dengan perasaan.Tiba-tiba bu teti merasa seolah-olah ada sesuatu yang hadir bersamanya di kursi berayun.
Dia mendongak dan di hadapkan pada pemandangan yang membuat hatinya berdebar kencang.
Di hadapanya berdiri seorang pria dengan senyuman yang beliau kenal sejak dulu.
Ya itu adalah pak sukiran cinta sejatinya yang muncul di hadapanya seperti yang pernah beliau janjikan dahulu.Bu teti merasa tidak percaya apakah ini malaikat, mimpi atau kenangan yang hidup?
Pak sukiran menjelaskan bahwa beliau adalah semacam penjelmaan dari kenangan dan cinta mereka yang kuat.
Beliau datang untuk memberikan bu teti perasaan terakhirnya bahwa cinta mereka tidak pernah mati meskipun fisiknya telah pergi.Mereka duduk bersama dikursi berayun, merenungi tentang kenangan indah yang mereka bagikan.
Bu teti tahu bahwa ini hanya sesaat tetapi beliau merasa bahagia bisa melihat pak sukiran lagi.
Mereka tertawa, berbicara dan melepaskan semua rindu yang mereka simpan selama bertahun-tahun lamanya.Seiring berjalanya waktu, hujan mereda dan pak sukiran memberikan pelukan terakhir kepada bu teti kemudian memberikan senyuman lembut dan menghilang secara perlahan kembali ke kenangan abadi.
Bu teti masih duduk di kursi berayun merenungkan pertemuan singkat yang melampaui batas antara dunia nyata dan kenangan.Meskipun pak sukiran telah pergi lagi, bu teti merasa damai karna beliau tahu bahwa cinta mereka akan selalu ada bahkan jika hanya dalam kenangan dan mimpi.
Beliau memutuskan untuk menjalani sisa hidupnya dengan kebahagiaan dan mengenang cinta yang pernah beliau miliki lalu melanjutkan perjalanan hidupnya dengan senyuman.Dihari-hari yang akan datang, bu teti terus menjalani hidupnya dengan semangat dan melupakan rasa sepi yang pernah beliau rasakan.
Hujan yang pernah beliau rasakan kini menjadi pengingat akan cinta abadi yang pernah beliau miliki dan setiap kali hujan turun, bu teti tahu bahwa pak sukiran selalu ada bersamanya meskipun hanya dalam hujan dan kenangan.Meskipun bu teti mengalami pertemuan luar biasa dengan penjelmaan pak sukiran, beliau juga tahu bahwa kenyataanya adalah beliau telah kehilangan cinta sejatinya untuk selamanya.
Melupakan dan merelakan adalah proses terberat tetapi beliau tahu bahwa itu adalah bagian dari perjalanan hidupnya.Setelah pertemuan itu, bu teti memutuskan untuk membereskan semua surat dan foto dari masa lalunya.
Ini adalah langkah pertamanya untuk melupakan dan merelakan pak sukiran.
Beliau menyimpan semua kenangan itu didalam kotak khusus dan meletakanya di loteng rumahnya seperti menyimpan kenangan di tempat yang aman dan tersembunyi.Bertahun-tahun berlalu, bu teti menjadi wanita bijaksana yang merenungkan perjalanan hidupnya. Beliau tau bahwa cinta sejatinya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya meskipun pak sukiran telah tiada.
Beliau memahami bahwa melupakan dan merelakan bukan berarti menghapus kenangan tetapi mengizinkan diri untuk melanjutkan hidup dengan damai.Dalam crita hidupnya yang menyedihkan bu teti menemukan kebijaksanaan dalam kesederhanaan.
Beliau menghargai setiap momen yang diberikan oleh kehidupan karena Beliau tahu betapa berharganya setiap saat yang Beliau miliki.
Cinta dan rindu adalah bagian alami dari perjalanan manusia dan mereka membentuk siapa kita seiring berjalannya waktu.Crita bu teti adalah pengingat bahwa cinta sejati bisa bertahan dalam kenangan bahkan jika waktu yang telah berlalu.
Melupakan dan merelakan adalah bagian dari proses menjadi manusia yang kuat dan bijaksana meskipun hujan-hujan turun dalam melankoli, bu teti tahu bahwa cinta mereka akan selalu ada dan membawanya melalui setiap hujan dan kenangan yang datang.Selesai....