20 - Tentang Perkenalan

2.3K 205 4
                                    

Untuk ukuran orang yang memiliki banyak problem, Naura masih terlihat baik-baik saja. Rajendra memergokinya keluar dari Erick Kayser, tempat menjual dessert dengan harga mahal di Plaza Senayan.

"Pak Jendra." Sapa Naura sopan seraya menganggukan kepala kepada dua orang lainnya.

"Kenalin, ini adik saya, Rembulan." Mereka saling bertukar senyum dan berjabat tangan. "Ini dokter Zavier, calon suaminya."

Rajendra sudah pernah menceritakan tentang Naura pada Rembulan ketika ia meminta pendapat adiknya untuk membayar hutang keluarga gadis itu. Karena tidak yakin, Rembulan ingin bertemu langsung dengan Naura untuk menilainya sendiri. Bertahun-tahun bekerja di Dhana Group membuat insting si bontot lebih bagus daripada Rajendra dalam hal menilai orang lain.

Tapi, Rajendra belum menuruti keinginan Rembulan karena masih malu untuk bertemu Naura setelah ia mengutarakan niatnya pada ayah gadis itu.

"Yah, yang tadinya mau take away jadi dine in deh?" Tanya Rembulan ramah.

Naura terkekeh seraya membuka boks dessert-nya. "Nanti beli lagi."

"Kamu suka dessert?"Rembulan menggigit eclair-nya.

Naura mengangguk. "Kalau habis makan yang asin, langsung nyari yang manis."

"Hmm, dateng dong ke F&B Dhana Group." Rembulan menunjukan foto-foto cafe dan restaurant milik Dhana Groupd melalui handphone-nya pada Naura.

Adiknya itu lalu beralih menatap Rajendra yang duduk di seberangnya. "Mas ada promosiin restoran kita nggak sih di kantor?"

"Nggak." Balas Rajendra cepat.

Rembulan mendesah kesal. "Tim dinner atau meeting pakai punya keluarga kek sekali-kali."

Rajendra memang masa bodoh. "Ngapain? Kalian bisa tetap menjadi raksasa tanpa gue."

Di tahun 1975, Dhana Group mengawali bisnisnya dengan melakukan jual-beli mobil bekas hanya bermodalkan garasi rumah yang bisa memuat tiga mobil saja.

Seiring dengan berjalannya waktu, Kakek Rajendra, Tjokro Aradhana melebarkan sayapnya untuk menjadi importir dan distributor pertama mobil Jepang di Indonesia.

Melihat bisnisnya kian menanjak, Tjokro menantang dirinya untuk melakukan import mobil mewah seperti Mercedes, Bugatti sampai Maserati.

Passion tersebut beliau turunkan pada Mahesa Aradhana, orang tua Rajendra dan Rembulan.

Di tangan Mahesa, Dhana Group semakin ambisius. Beliau tidak ingin bisnisnya hanya bergerak di bidang otomotif. Sehingga, Dhana Group berhasil menjajaki bisnis properti, teknologi, kelapa sawit, aset manejemen hingga portfolio investasi.

Lalu, setelah Rembulan menjadi salah satu director, adiknya itu mencetuskan lini bisnis yang baru seperti pengelolaan limbah, food and beverages dan baru-baru ini, Rembulan ingin menyaingi Gading Group, sang importir mobil listrik Tesla, dengan membawa Piëch Automotive ke Indonesia.

Rajendra tahu, Mahesa berharap anak laki-laki pertamanya yang akan mewariskan ketekunan tersebut. Sayangnya, Rajendra tidak pernah mau berurusan dengan Mahesa sejak kehilangan mendiang Yusni, sang ibunda.

"Emang, punya bos kayak Mas Jendra mah nggak asik." Cibir Rembulan. "Aku baru mau buat tempat afternoon tea ala ala TWG gitu, Nau."

Sejauh ini obrolan mereka lumayan nyambung. Pikir Rajendra.

"Ih seru tuh, Mbak. Apalagi yang kayak Peacock di Fairmont." Celoteh Naura.

Rembulan terlihat terpesona dengan Naura. "Nah aku inspirasinya Grosvenor House di UK, dia desainnya juga ala ala peacock tapi lebih lux lagi."

Tentang PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang