Part#23

49 6 3
                                    

Happy reading💖

✿✿✿

Mytia mengikat tali sepatunya dengan kuat, moodnya sedang baik hari ini. Kenapa? Tentu saja karena ucapan Brian kemarin. Bahkan dirinya sampai tidak bisa memejamkan matanya tadi malam, dirinya terus terbayang dengan ucapan Brian yang padahal cukup sederhana itu.

Hanya sekedar "iya," saja sudah membuat Mytia berpikir jika nyawanya sudah amtot, alias aman total. Mytia pikir, untuk apa Brian khawatir bila nantinya ia akan membunuh gadis itu? Yahh ... setidaknya Mytia bisa cukup sentosa dengan bermodalkan perkataan Brian kemarin.

Saat Mytia akan membuka pintu untuk menunaikan perjalanannya menuju sekolah tersayang, seseorang tiba tiba memanggilnya. Dan yang terpenting, suaranya terdengar sangat familiar, orang itu adalah yang membuat Mytia tidak bisa tidur semalaman.

"I-Iya?" Mytia menatap Brian gugup, tidak biasanya pria itu memanggil Mytia disaat ia akan berangkat ke sekolah.

"Gunakan ponselmu," ucap Brian. Sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Mytia, yang mana membuat sang empu gelagapan.

"Aelahh, selain lemah sama bentakan, lemah juga sama tatapannya. Kuat dikit dong ni hati!" batinnya.

"Tapi kan ngga ada kuotany-"

"Pakai ponselmu setelah kamu pulang nanti." Setelah mengatakan itu, Brian berbalik dan berjalan menuju ke ruangannya lagi.

Mytia melongo, jika Brian ingin dia menggunakannya saat ia pulang nanti, kenapa mengatakannya tidak nanti saja?

Tidak mau ambil pusing, Mytia segera berjalan menuju ke gerbang, menunggu ojek langganannya sampai.

Setelah beberapa menit, ojek yang di tunggunya sampai dan berhenti di hadapannya.

"Pagi Neng Mytia," sapa Bang Joko sembari menyodorkan sebuah helm kepada Mytia.

"Pagi Bang Jok," Mytia mengambil helm yang disodorkan Bang Joko, lalu segera naik ke jok belakang motornya.

"Neng, abang boleh minta sesuatu, nggak?" tanyanya tiba tiba.

Mytia mengerutkan alisnya, "minta apa, Bang? Asal jangan minta motor baru, mobil, apalagi istri baru, " balas Mytia.

"Waduh, ya engga dong, abang cuman mau minta buat nama panggilannya bisa langsung sebut aja 'Bang Joko' ngga?"

"Emangnya kenapa, Bang?"

"Ya supaya lebih enak didenger aja gitu."

Mytia memasangkan helm tadi ke kepalanya,"lah, emangnya 'Bang Jok' ngga enak didenger?"

"Bukan gitu, Neng. Cuman vibes nya kayak ...," gantung Bang Joko.

"Kayakkk??" tanya Mytia tidak sabaran.

"Tinggal tambahin kata 'beli' aja."

"Hah? Jadi ... Bang Jok beli? Aduh, otak saya masih ngang ngeng ngong, Bang."

"Masih mending nama abang Joko, jadinya di panggil Bang Jok. Kalau nama abang Satria, jadi manggilnya Bang S-"

"Eh eh, atos atos. Maksud abang itu, di otak abang nyambungnua kayak ..., "

"Bang, beli Jok," lanjutnya. Mytia yang mendengar itu pun lantas mengangguk anggukan kepalanya.

"Imajinatif sekali, ya," puji Mytia seraya sedikit bertepuk tangan. "Baiklah, ayo kita berangkat Bang Jok!"

Bang Joko menghela nafas, walaupun itu hanya hal sepele tapi dirinya gregetan saja. Padahal tinggal sisa huruf 'o', kenapa tidak digabungkan saja langsung?

MyTia [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang