pesona gus dingin ~ 1

1.9K 45 2
                                    

Dengan sangat santai seorang alaxska duduk di sofa di hadapan keluarganya, yang paling malas dia temui karena terlalu banyak membuat dia enggan.

Apa lagi keluarganya cerewet cerewet, jadi males kalau harus pulang, apa lagi kembali dalam peraturan pemerintah eh peraturan keraton yang di buat harus ini harus itu membuat seorang alaxska kesal dan kabur dari rumah.

Baru saja alaxska baru data sudah mendapatkan teriakan dari seorang wanita paruh baya membuat dia berdecak sebel dengan ibu dari enam anak itu.

"Ini nih ibunda, gue mendadak amnesia lupa jalan pulang jadi kelayapan tidak jelas udah nggak di kasih uang" ucap alaxska dengan nada di buat buat sedih.

"Salah sendiri kabur dari kraton kan mampus" ucap seorang wanita paru baya yang bernama Inara Bexton.

"Gue kabur ada sebab loh ibunda, karena aturan penyihir sangat mengerikan"

"Ya Tuhan alaxskaaaaa...!!" Pekik Inara Bexton, karena anak bungsunya sangat sulit di atur dan semena-mena sampai membuat dia pusing tujuh keliling.

"Sudahlah alaxska, mulai besok kamu ibunda masukan kedalam pesantren, ibunda sudah males menghadapi kamu yang kelakuannya kaya brandal"

"Astaga puji dewa ibunda tega denganku? Masukan ke dalam pesantren? Ibunda tau kan itu adalah tempat yang sangat mengerikan.. 'tapi kalau banyak topbrut sih nggak apa apa itu itu cari para top" ucap alaxska dramatisnya dengan di akhiri suara pelan.

"Astaga kamu mau cari topbrut? Si pemilik Kon**l gede?" Tanya Violet Adiningrat anak pertama dari keluarga Adiningrat, kakak dari alaxska.

"Sok tau lu"

Violet geram dengan adik bungsunya sehingga dia meremas tangan miliknya di depan alaxska karana saking kesal kepada sang adik.

"Kamu, ya, bener bener bikin orang kesal saja, kalau bukan manungsa udah ku jadikan onde-onde.

"Sudahlah ibunda, masukin aja ke pesantren, kesal juga lama lama dengan kelakuan alaxska yang bikin orang naik darah" ucap kakak kedua dari alaxska, Naira Adiningrat.

"Ayahanda, sudah menyiapkan koper hari ini kamu akan pergi ke pesantren terkenal disini?"

"Pesantren Atmadja kah ayahanda?" Tanya putri ke tiga Isabel Adiningrat.

"Bukan, bukan Pesantren milik atmadja, karena ayahanda denger memiliki keluarga yang tidak harmonis, bahkan si atmadja tidak mengakui cucu-cucunya sampai cicitnya pun tidak di akui sampai mati"

"Dasar kakek gila kalau aku jadi salah satu cucu'nya mungkin aku akan bunuh dia, pasti karena sering mengengkang pergerakan cucu-cucunya" celetuk alaxska, membuat mereka menatap tajam ke arah alaxska.

"Apa?"

"Perkataan mu sungguh kejam Al, jika sampai kedengaran sampai ke keluarganya mungkin sudah di penggal kepala kamu"

"Jadi hantu buntu tanpa kepala dong?" canda alaxska.

"Ayah apa ayah tau apa masalah keluarga Atmadja? Karena dari rumor, mereka terpecah belah karena masalah sepele"

"Ayahanda kurang tau masalah apa, tapi karena memang tuan Atmadja yang terlalu egois, bahkan menghancurkan cucu cucunya, dia lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada keluarganya"

"Tuh kan apa gue bilang kalau atmadja sialan itu memang tersangka utama di balik kehancuran keluarga mereka, kalau gue salah satu keluarga mereka sudah gue pites pites kaya tuma.. bahkan jika perlu gue cincang cincang dan kasih maka tuh serigala"

Plak..

Inara penampar lengan tangan alaxska, karena ucapannya itu sangat kejam, tampa di filter lebih dulu, ingin sekali dia juga bisa menyumpal mulut alaxska dengan kon**l.

"Sakit ibunda, kamu sangat kejam sama anak, nanti aku kutuk baru tau" ucap alaxska kesal kepada bundanya.

"Yang harusnya mengutuk itu ibunda, punya anak nggak ada yang bener"

"Sudahlah mendingan pergi ke kamar, terlalu rindu dengan kamar yang sudah lama tidak di jumpai"

"Ibunda sudah menghancurkan kamar kamu sejak kamu pergi meninggalkan mansion" ucap Inara kepada anak bungsunya yang sedang berjalan ke arah tangga.

Degh.

Alaxska berhenti berjalan, setelah mendengar perkataan ibundanya kalau kamar miliknya di hancurkan, membuat dia menatap ke arah ibundanya.

"Hahaha.. ibunda pasti bercanda kan? Masa ibunda kejam menghancurkan kamar milik anaknya?" Ucap alaxska dengan tawanya.

"Ibunda nggak bercanda, semua itu bener"

Wusssss

Alaxska lari dengan secepat kilat karena dia ingin membuktikan perkataan ibundanya kalau semua ini tidak bener bener terjadi.

"SETAN ALAS, LONT*, KONT*L, TAE-YONG KU, PARA SEME SEME KU OHHHH GUE KEHILANGAN ASUPAN KONT*L MEREKA!!" teriak alaxska membuat orang yang berlalu lalang menggelengkan kepala, sudah biasa dengan teriakan seperti itu, saat si bungsu kembali, jadi mereka tidak terkejut lagi.

"GUE KAGA TERIMA, PLIS GUE KAGA TERIMA KAMAR GUE HANCUR..!!"

Dia langsung keluar kamar dan pergi ke lantai bawa, menghampiri orangtuanya, saat sudah sampai di depan mereka alaxska menatap tajam ke arah kedua orangtuanya.

"Ibunda?"

"Sudah ibunda bilang kalau ibunda tidak pernah bercanda"

"Terus aku harus tidur dimana, katanya gue suruh pulang"

"Hari ini kamu akan masuk ke pesantren milik Al Mukhtar"

"Demi dewa aku tidak mau ayahanda, ayahanda tau keyakinan kita berbeda"

"Ya itu karena kamu terlalu mengikuti idola kamu itu sampai harus pindah, kan goblok, pokoknya kamu pergi pesantren agar kamu tau agama, dan bisa menjadi anak yang baik tidak brandal"

Alaxska tidak menjawab perkataan dari ayahanda, dia lebih baik membiarkan saja dari pada mulut dia yang cape lebih baik diam.

Seorang supir keluarga Mangkubumi datang mengatakan kepada tuan Yama pranata Mangkubumi, kalau semua persiapan keberangkatan sudah selesai. Membuat alaxska menatap ke arah ayahanda dengan curiga.

Yama pranata Mangkubumi, yang melihat tatapan sang putra pun menjelaskan kepada alaxska seperti apa yang dia jelas'kan tadi. "Bukannya ayahanda sudah jelaskan kalau hari ini kamu akan berangkat ke pesantren, agar kamu bisa jalan di jalan yang bener"

"Ya dewa ayahanda, memangnya selama ini gue nggak jalan di jalan yang bener?" Tanya alaxska.

"ENGGAK!!" ucap seluruh keluarga dengan kompak, membuat alaxska mendengus.

"Sudah ayok kita berangkat, karena tidak baik membuat mereka menunggu kedatangan kita, karena mereka sudah mengetahui akan kedatangan kita"

"Gue nggak mau ayahanda, gue udah nyaman seperti ini, jadi jangan paksa gue"

Namun kakak ke empatnya menghampiri alaxska dan membisikan sesuatu yang membuat alaxska terdiam, lalu dia menatap ke arah kakak'nya dengan binar yang terpancar, akhirnya dia menyetujui persetujuan untuk di masukan kedalam pesantren.

Rombongan Mangkubumi, pergi ke pesantren kota yang sangat terkenal, setelah pesantren milik atmadja.

Setelah perjalanan cukup jauh, dan memakan waktu sekitar satu sampai dua jam, mereka terlah sampai di pesantren milik keluarga Al Mukhtar,  bahkan mansionnya sangat besar dan sangat mewah. Membuat mereka kagum.

Mereka keluar dari mobil dan berjalan ke arah keluarga yang sudah menunggu kehadiran keluarga Mangkubumi.

"Selamat datang tuan Yama pranata Mangkubumi"

PESONA GUS DINGIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang