Bab 1

12 2 1
                                    

Disaat semua orang tengah tertidur lelap, masih ada seorang wanita yang masih fokus dengan kerjaan di kantornya, padahal jam pulang kerja sudah lewat dari beberapa jam yang lalu, namun wanita ini masih asik berkutat dengan komputer didepannya ini.

“Nalea,” ucap seseorang memanggil nama wanita itu sambil menepuk pundaknya dari belakang.

“Eh Bu, kaget saya, kirain siapa manggil nama saya tengah malam, hehehe...” jawab Nalea dengan muka sedikit kaget.

“Nah justru itu, ini udah tengah malam, kamu kapan pulangnya? Lembur sih lembur Nal, tapi gak sampe jam segini juga, udah–udah, ayok sekarang pulang!" ucap Bu Dina atasanku.

“Baiklah, jika Ibu memaksa, saya bisa apa?” ucap Nalea sambil cengengesan.

“Halah, bisa aja, kalau gitu saya duluan ya, awas kalau saya pergi kamu masiu lanjut kerja!” ancam Bu Dina sebelum pergi meninggalkanku sendirian.

Yah beginilah Nalea, jika ia sudah mulai mengerjakan sesuatu, ia akan fokus pada pekerjaan itu, hingga lupa sudah berapa lama ia mengerjakannya, saat menenggok ke jendela kantor tau–tau saja langit sudah gelap, tak jarang juga hingga lupa makan, untung saja ia memiliki atasan yang cukup baik.

Nalea sudah bekerja selama 1 tahun di kantor ini, tetapi riwayat atasannya marah selama Nalea bekerja disini hanyalah karena ia selalu lupa waktu, Nalea bahkan pernah pingsan di kantor karena lupa makan ditambah hanya minum kopi saja, bayangkan saja, bagaimana asam lambungnya tidak naik dan collapse?

Tetapi Nalea begini karena sebuah alasan, jika ia tidak cukup lelah dalam satu hari ini, Nalea bisa bermimpi buruk, dan itu sangat mengganggu dirinya, karena saat terbangun nanti, Nalea seperti kehabisan nafas, haus, dan juga kepala sedikit pening.

Kling kling~~~

Suara notifikasi hp Nalea berbunyi, itu tandanya ojek onlinenya sudah tiba di lobi.

“Oh Abang sudah sampai yah? Bisa masuk sampai depan lobi tidak yah Bang? Nanti biaya masuk parkirnya saya bayar, okey terimakasih.” setelah menutup telepon Nalea lantas segera bergegas mengambil tas dan turun kebawah.

Suasana malam gelap ini memang lebih cocok dengan Nalea, ketimbang suasana pagi hari, karena tidak ada begitu banyak orang, hanya sedikit saja yang masih terjaga, entah itu karena sengaja mereka begadang atau harus lembur kerja.

Dan ada juga pedagang yang masih jualan karena dagangannya belum habis terjual, kadang Nalea juga suka membeli beberapa, karena seperti biasa, ia melewatkan makan sorenya tadi karena tidak pulang ke rumah, masih sibuk di kantor.

“Hmm.. Bang, didepan sebelah kiri nanti ada tukang odading, saya mau beli itu dulu,” ucap Nalea kepada Abang ojek online.

“HAH? Apaan Neng, gak kedengeran saya, coba ngomongnya lebih keras,” seru Abang ojek.

“NANTI ADA TUKANG ODADING DIDEPAN, BERHENTI!!” ucap Nalea, sambil menaikan nada bicaranya lebih tinggi dari tadi.

“Ooohhh iya Neng, siap.” jawab Abang ojek.

Biasanya Nalea lebih suka membawa kendaraan sendiri, namun akhir-akhir ini ia sering capek dan mengantuk, jadi dari pada membahayakan dirinya maupun orang lain, lebih baik ia menngunakan ojek online saja, hitung-hitung juga membantu mereka untuk mencari nafkah.

“Mang odading biasa” ucap Nalwa sambil melihat-lihat dagangan bapaknya ini, terlihat masih banyak, apakah baru berjualan atau belum laku sejak sore?

“Terimakasih, masih banyak ya Mang dagangannya?” tanya Nalea iseng sambil menunggu kembalian.

“Oh iya Neng, saya soalnya baru mulai dagang barusan tadi, soalnya nganter anak saya berobat dulu” jawab Bapak itu sambil memberikan kembalian.

KriminaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang