Bab 6

2 1 0
                                    

7 tahun yang lalu saat Nalea masih berseragam putih abu-abu....

Bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya untuk murid-murid segera pulang ke rumah masing-masing, namun Nalea malah melipir masuk ke Perpustakaan Sekolah.

“Selamat siang Bu, saya ingin bertanya, apakah ada buku yang berjudul tentang bagaimana cara membuat hiasan dinding Insektarium? ” tanya Nalea kepada Ibu Lina penjaga perpustakaan itu.

“Oh kalau buku seperti itu, Perpustakaan Sekolah gak menyediakan itu neng, Perpustakaan Sekolah hanya menyediakan buku tentang pelajaran Sekolah saja ” jawab Bu Lina.

“Duh Perpustakaan Sekolah gak lengkap lagi buku-bukunya, hmmm... Terpaksa deh aku harus ke perpustakaan daerah,” gumam Nalea.

“Kenapa neng?” tanya Bu Lina kembali, karena seperti mendengar Nalea berbicara sesuatu namun ia tidak dapat mendengarnya dengan jelas.

“Eh gak ada apa-apa kok Bu, saya hanya berbicara sendiri, okeh kalau gitu terimakasih ya Bu, permisi” pamit Nalea, keluar dari Perpustakaan itu.

“Yasudahlah, hitung-hitung aku juga Olahraga aja sekalian, untung aku bawa sepeda, kalau engga bisa boros ongkos untuk ke Perpusdanya.” Tutur Nalea, lalu segera ia berjalan mengambil sepedanya yang sedang terparkir di halaman parkir sekolah.

Sampailah Nalea di perpustakaan daerah, jaraknya cukup jauh, sekitar 30 menit waktu yang ditempuh menggunakan sepedanya.

“Hmmmm, tadi aku baca di katalog ada di sekitar rak ini sih, tapi dimana yah.....” gumam Nalea.

“Cara budidaya magot, kumpulan pantun garing, cara melupakan mantan terindah, cara menjadi manusia, cara membuat insek-... AH KETEMU!” lontar Nalea saat ia melihat buku yang ia cari, akhirnya ketemu juga.

“Shshshshhshshhsh!!” desis pengawas perpustakaan itu, saat mendengar suara Nalea yang terdengar oleh telinganya.

“Ooppss... Maaf... Hehehehe,” bisik Nalea lalu segera mengambil tempat duduk untuk segera mencatat apa saja bahan-bahan yang ia perlukan dan bagaimana caranya membuatnya agar terlihat cantik.

Nalea segera mengambil buku dan pulpen, namun ia merogoh-rogoh tas nya tidak ketemu juga pulpen itu, dia mulai sedikit panik, masa sampai sini ia bisa-bisanya lupa membawa pulpen, namun tiba- tiba ada perempuan sebayanya memberikan pulpennya kepada Nalea.

“Ini, pakai saja punya gua, gua ada banyak, gak usah dibalikin.” papar perempuan itu, lalu pergu begitu saja.

“Apa-apaan perempuan itu, aneh sekali” batin Nalea.

Lalu tanpa menunggu waktu lama lagi ia langsung segera menulis semua yang ia butuhkan ke buku catatannya, karena hari sudah mulai sore, mas Nathan juga sudah menelefon Nalea beberapa kali, namun Nalea tidak menjawabnya.

Dijalan pulang, Nalea sedang mengkayuh sepedanya secepat mungkin untuk segera pulang, karena hari segera gelap, ia kemudian melewati beberapa pengendara motor sedang berbaris di tepi jalan, dan ada dua orang laki-laki berseragam polisi disana seperti sedang melakukan Razia.

“Aneh... tadi saat aku berangkat, tidak ada razia apa-apa disini, lalu kenapa sekarang ada???” gumam Nalea sambil memerhatikan kedua polisi itu.

Saat ia sedang memerhatikan barisan pengendara itu, ia melihat gadis yang tadi memberikannya pulpen di Perpustakaan tadi sedang berbaris juga disana. Sontak Nalea langsung memberhentikan kayuhannya itu dan segera menepi lalu menghampiri gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KriminaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang