Mereka bertiga sekarang sedang dalam perjalanan menuju tempat Dokter Wulan, yang berada di daerah Surabaya, cukup jauh memang dengan Jakarta, namun apa boleh buat, hanya Dokter Wulan lah yang memiliki catatan kesehatan Nalea sedari ia kecil ia berobat disana.
“Mas Nathan, nanti didepan berhenti dulu dong di tempat rest area, aku mau ke toilet bentar,” pinta Nalea kepada kakaknya itu.
“Ish ngapain sih? Biar cepet nyampe tuh gak usah mampir-mapir lah, emangnya gak bisa ditahan dek?” tanya Nathan kepada Nalea.
“Ihhhh gak bisaaaaa, sebentar kok sebentar janji!” jawab Nalea.
“Udah nak, kita juga sekalian makan siang aja, ini kebetulan udah siang juga, jangan sampai telat makan,” ucap Rita kepada Nathan.
“Oke fine... kita istirahat selama 30 menit” ujar Nathan sambil membelokkan stir mobil nya memasuki rest area.
Nalea langsung lari ke arah toilet berada, lalu Nathan pergi ke restoran dengan sang mama. Agar Nalea nanti tidak kehilangan Nathan dan Rita, Nathan mengirim pesan dimana lokasi mereka akan makan.
KLING~~ KLING~~~
Ponsel Nathan berdering
*Nathan*
[Nal, kita makan di restoran sederhana, cepetan!]*Nalea*
[Ok]Namun setelah mengirim pesan dari Nalea, Nathan melihat ada pesan masuk dari kekasihnya Tasya.
*Tasya*
[Kamu gak datang ke tempat fitting baju lagi?]
[Janji terakhir kamu bilang ada keadaan darurat, terus kali ini apa lagi alasan kamu?]*Nathan*
[Maaf...]
[Nanti malam pulang jam berapa? Saya akan jelasin ada apa nanti lewat panggilan]
[Untuk sekarang tunggu dulu ya, saya lagi perjalanan ke Surabaya]
[Ini baru aja sampe rest area untuk istirahat dan makan siang]
[Bisakah kamu ngertiin saya kali ini?]*Tasya*
[Kamu di Surabaya?]
[Hmm... baiklah, aku akan nunggu penjelasan dari kamu]
[Hati-hati ya! Love you <3]*Nathan*
[Terimakasih sudah mencintai saya Tasya]
[Udah makan siang? Kalau belum saya pesenin ya?]*Tasya*
[Gak apa-apa, aku udah pesen kok]
[Eh pesananku udah datang, aku makan dulu ya, bye-bye love!]*Nathan*
[Selamat makan]Beruntung sekali Nathan, ia memiliki kekasih yang amat perhatian, dan sangat mengerti keadaan pasangannya, ia tidak menuntut banyak, dan selalu berada disisi Nathan dan sangat sabar menghadapi Nathan yang kadang plin-plan dalam berpikir.
“Pesan dari Tasya ya nak?” tanya Rita kepada Nathan.
“Iya Mah, dari Tasya, tapi Nathan udah jelasin kok sama Tasya, dan untungnya dia mengerti Mah,” jawab Nathan.
“Jangan terlalu sering membatalkan janji secara mendadak sama Tasya, Nak. Mama juga perempuan, membatalkan janji yang sudah dibuat dari jauh-jauh hari itu tidaklah baik.” ujar Rita kepada anak laki-lakinya itu, sekalian memberikan nasehat.
“Tapi mah inikan darurat, kalau gak darurat Nathan gak tega juga batalin janji sama Tasya,” bantah Nathan.
Percakapan mereka terpotong, karena makanan telah tiba...
“Permisi saya mau nganterin pesanannya...” ucap Pramusaji.
“Ah iya silahkan, terimakasih yah,” ujar Rita.
“Sama-sama, selamat menikmati makanannya, saya permisi...” ucap Pramusaji itu setelah menaruh makanan dan minuman, ia lalu kembali lagi ke dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminalea
ChickLitNalea, walau terlihat seperti gadis biasa pada umum nya, namun ia memiliki masa lalu yang begitu berat saat usianya masih berumur 5 tahun, ia mendapatkan sebuah kenangan buruk yang menyebabkan dirinya trauma serta membuat ingatannya hilang sebagian...