“Selamat pagi Ma,” ucap Nathan kepada sang Mama sambil mengambil segelas air untuk diminum.
“Pagi Nak, eh udah bangun jam segini? Biasanya kamu bangun nya bukan jam segini deh,” tutur Rita.
“Iyanih, mau fitting baju buat nikahan, jadi harus lebih pagian jalannya Mah, soalnya ke arah sana tuh jalanannya macet. Oh iya, ngomong-ngomong si Nalea masih tidur kah? Katanya dia mau jalan bareng Mas semalam ngechat,” tanya Nathan sambil mengambil botol minumnya yang ada di kulkas.
“Kayaknya dia lupa deh, yaudah bentar Mama bangunin dulu dia ya,” jawab Rita.
“Okedeh, Mas mau mandi dulu ah,” ucap Nathan sembari hendak mengambil handuk.
Rita menuju kamar putrinya itu, saat hendak membuka gagang pintu, ia tiba-tiba mendengar suara anaknya berteriak, sontak membuatya terkejut dan langsung menggedor-gedor pintu kamar Nalea, namun karena pintu itu di kunci, Rita tidak bisa masuk.
Nathan yang juga mendengar suara sang adik, mengurungkan niatnya untuk mandi dan bergegas langsung menghampiri dari mana asalnya teriakan itu.
“Mama ada apa?? Kenapa tadi Mamas denger ada suara Nalea teriak?” tanya Nathan kepada Ibunya.
“Mama juga gak tau Nak, ini Mama mau masuk tapi gak bisa dibuka, sepertinya dikunci, padahal semalam saat Mama masuk buat nyelimuti Adekmu, pintunya itu gak di kunci!” jawab Rita khawatir.
“Mama mundur, biar Mas dobrak aja, takutnya Nalea kenapa-kenapa didalam sana”
BUG... BUG... BRAKKK...
Tiga kali percobaan mendobrak pintu, saat yang ketiga baru terbukalah pintu kamar Nalea, langsung saja mereka berdua masuk kedalam sana, untuk melihat keadaan Nalea. Rita langsung menyadarkan putrinya itu untuk segera bangun, ternyata Nalea teriak dalam keadaan masih tidur dan Nathan segera membuka gorden jendela dan menyalakan lampu agar ada cahaya masuk kedalam kamar.
“Adek! Adek bangun dek!!” ucap Rita sambil menggoyang-goyangkan tubuh Nalea agar segera sadar dari mimpinya.
Disisi lain Nathan malah asik sendiri, ia sedang memerhatikan hiasan dinding yang dimiliki sang Adik dikamarnya, karena begitu banyak bingkai disana, namun bingkai itu bukan berisi foto, tetapi serangga-serangga yang diawetkan dan di pajang didalam sana.
“Hmmm... ngh? Mama? Mas Nathan? Kalian kenapa ada disini?” tanya Nalea saat ia masih setengah sadar, karena baru saja membuka mata, ia sudah melihat Kakak dan Mamanya berada dikamarnya ditambah muka mereka yang terlihat begitu sangat cemas.
“Tadi kamu itu teriak kencang sekali, Mama sama Mas Nathan jadi khawatir, lalu kami menerobos masuk kesini, Masmu juga sampe dobrak pintu,” jawab Rita sambil mengarahkan matanya ke arah pintu yang telah rusak itu.
“Nal, ini sejak kapan dah kamu ngoleksi serangga mati begini? Masa anak perempuan koleksinya kayak anak cowok sih suka sama serangga, dimana-mana tuh anak perempuan sukanya koleksi bunga gituloh!” tanya Nathan sembari melihat-lihat ada hewan apa saja di dinding kamar Adiknya itu.
“Ih Mas Nathan payah deh, ini tuh namanya Insektarium, udah banyak orang kok yang hobi kayak aku gini, Mas Nathan aja bergaulnya kebanyakan sama semen, pasir, dan batu, huuuu,” ledek Nalea sambil memeletkan lidahnya.
“Eh kok malah bahas serangga sih, tadi pertanyaan mama jawab dulu, kamu mimpi apa sampai teriak kencang begitu Nak, hm?” tanya Rita mengembalikan topik ke awal.
“Nah iyadah cepetan jawab, kamu ini bikin jantung Mas hampir mau copot loh, tadi mas mau mandi, untung Mas belum buka baju,” sahut Nathan.
“Emmm... Itu.... Engga tau juga, Adek mimpinya gak begitu jelas alurnya, jadi itu kayak Adek pulang sekolah atau les gitu, dijemput sama Mas Nathan, nah pas kami berdua dah mau masuk rumah, itu didalam rumah kayak ada suara pecahan gelas Mah, Mas. Lalu di mimpi itu Mas Nathan bilang ke Adek, kalau....” belum selesai Nalea menjelaskan mimpinya secara mendalam, tetapi sudah dipotong saja oleh Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kriminalea
ChickLitNalea, walau terlihat seperti gadis biasa pada umum nya, namun ia memiliki masa lalu yang begitu berat saat usianya masih berumur 5 tahun, ia mendapatkan sebuah kenangan buruk yang menyebabkan dirinya trauma serta membuat ingatannya hilang sebagian...