Page 13 Hari sial

345 50 2
                                    

Kana memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya dan di waktu bersamaan sebuah mobil juga ikut berhenti di sampingnya. Kana sudah tahu jelas siapa orang itu hanya dari mobilnya saja.

Lelaki berjaket denim itu lalu keluar dari mobil dan menunggu Danial melakukan hal yang sama. Ia hanya ingin menyapa kakaknya itu. Tapi tanpa disangka Danial membawa seorang perempuan bersamanya.

Kana tahu perempuan itu dan hanya sekedar tahu, tidak secara personal. Walau begitu Kana tidak menyukai kekasih baru Danial. Tidak disangka juga Danial — lelaki dingin dan cuek lalu ambisius itu memiliki seorang kekasih. Sangat mengejutkan.

"Ini udah dua kali lo bawa pacar lo Dan," ucap Kana yang mendapatkan tatapan dingin Danial. Karena Danial tidak suka saat dimana Kana blak-blakan memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap Gia. Ia rasa itu tidak sopan dan tidak seharusnya Kana melakukan itu.

Danial menghela nafas kasar, "masuk sana, gausah peduliin gua." Danial lalu menutup pintu mobilnya dan bersama Gia, ia lalu masuk ke dalam rumahnya. Sementara Kana memilih untuk pergi ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil segelas minum.

Di rumah, baik Farah dan Yudha sedang tidak berada disana. Entah kedua orang tuanya sibuk bekerja atau hal lain. Akhir-akhir ini bahkan Kana jarang melihatnya. Juga Jakah, kakak tertua itu juga selalu pulang larut atau bahkan dua hari sekali membuat Kana benar-benar merasa bosan dan karena itu ia sering keluyuran ke rumah teman-temannya.

Tapi disaat ia ingin beristirahat di rumah, mengapa Danial malah datang bersama orang asing? Kana tidak menyukainya.

Alasan lain Kana tidak menyukai pacar Danial adalah karena Gia terkadang mendekatinya dan memberikan perhatian padanya. Entah memang sifat gadis itu seperti itu atau gadis itu sedang menggodanya? Tapi Kana yang sudah membatasi dirinya, ia tidak ingin terlalu dekat yang mungkin bisa berakibat buruk. Lebih baik ia menjauh untuk mencegah hal-hal tidak menyenangkan.

"Halo Kana," sapa Gia dengan senyum lebar, kemudian ia memberikan sekotak box makan yang entah apa isinya itu. "Buat lo. Gue nggak bikin banyak, maaf ya."

"Gausah repot repot Gi."

"Nggak masalah karena buat lo gue nggak merasa repot."

Kana menaikkan sebelah alisnya lalu ia tersenyum tipis, "Oke thanks kalo gitu."

Gia mengangguk dan berbicara hal lainnya bersama Kana di sana. Lebih tepatnya Gia oversharing dengan Kana yang lebih mudah bergaul. Kana pun mau tidak mau menjawab pertanyaan Gia, walau akhirnya ia memilih pamit pergi ke kamarnya karena perasaan tidak nyaman yang ia tidak tunjukkan itu secara langsung.

Setelah pergi ke lantai atas, Kana berdecak sambil terkekeh merasa lucu atas kakak kedua nya itu. Ia pun lalu mengambil vape dan pergi ke beranda rumah untuk menghisap vape sambil memainkan ponselnya.

Disaat itu Danial yang baru saja selesai berganti baju menghampiri Kana, "gue cabut lagi, katanya bang Jakah balik sebentar lagi. Lo nggak kemana-mana kan?"

"Nggak. Oh iya, cewek lu belum di kenalin ke bang Jakah?"

Danial menggeleng. Ia tidak ada niat menyembunyikan hal itu juga tapi waktunya saja selalu tidak tepat.

Kana lalu mengangguk dan mempersilahkan Danial untun pergi.  Lebih enak juga di rumah sendirian dibanding adanya keberadaan sepasang kekasih baru.

🍭

"Goblok! Lu kalo salah ya minta maaf tolol! Berani sama gua hah!" bentak seorang lelaki yang berpenampilan nyentrik. Matanya yang penuh amarah menatap tajam pada Alaska yang sedang mengusap lengannya karena sakit yang ia rasa.

Hope in my home || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang