Page 4 Cafe

411 71 4
                                    

Kana Atmajaya Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kana Atmajaya Putra

🍭

"Woy Kana! mana duit lu siniin, kemarin lu kalah ya anjing!" teriak Bagas yang mendatangi meja Kana yang sedang duduk di kantin.

Dengan santai Kana hanya menoleh pada Bagas dan menaikkan kedua alisnya, "kalah? gua? kemarin taruhannya gagal, ngga adil dong lu mau nyelakain gua," ucap Kana lalu ia kembali menyuap makanannya dan hal itu membuat Bagas semakin kesal, alhasil Bagas menggebrak meja hingga menimbulkan suara nyaring dan atensi seluruh orang di kantin kini melihat mereka berempat. Iya, Kana bersama temannya —Albian dan Bagas bersama seorang temannya juga.

Apa Kana takut? tidak sama sekali. Dari sekian banyak orang, ia tidak takut pada siapapun di kampus. "kemarin soal balapan nggak adil tapi lo mau uangnya? hahaha, lo butuh berapa? mau gua sumbangin?"

"Anjing!" Bagas langsung menarik kerah baju Kana hingga sang empunya harus berdiri dibuatnya. Tapi Kana langsung menepis tangan Bagas dengan keras dan menatap Bagas dengan tatapan tajam. "Jangan sentuh gua. Gua orangnya adil, kalo kemarin gua bilang lo curang ya lo curang, lo pasti ngelak karena ngga ada bukti kan? Oke, gua bayar. Harga diri lo berapa?"

Sudah ketebak apa yang terjadi selanjutnya? Yap, Kana kena pukulan keras tepat di pelipis wajahnya hingga membuatnya jatuh tersungkur. Tapi Kana malah tertawa membuat Bagas semakin kesal.

Sikap Kana dan omongannya benar-benar sengaja hanya untuk membuat Bagas semakin kesal dan ia berhasil.

Semua orang di kampus pun sudah tidak kaget lagi atas apa yang terjadi. Kana memang sering buat ulah dan sering berantem. Ia terkenal karena keburukkannya sekaligus karena latar belakang keluarganya. Walau begitu keburukan yang dilakukan Kana bukanlah hal yang memang benar benar jelek, itu terjadi karena Kana selalu berbicara frontal dan menghardik orang yang menurutnya berprilaku buruk.

"Lo nggak kompensasi ke gua nih udah tonjok wajah gua gini?" ucap Kana seraya berdiri. Sedangkan Albian, ia menghela nafas panjang di sisi Kana. Sudah lelah atas sikap Kana. Tapi akhirnya Albian berbisik sesuatu hal hingga Kana menyerah dan membiarkan Bagas agar masalah tidak semakin membesar.

"Oke, gua bayar. No rekening lu mana," tanya Kana.

Bagas pun memberi rekeningnya dengan ogah-ogahan walaupun hatinya mau tapi gengsi. Sejujurnya ucapan Kana adalah kenyataannya tapi yang salah memang selalu lebih mudah tersulut emosi. Itulah sikap manusia.

Setelah selesai dan Bagas pergi dari area kantin. Kana kembali duduk dengan rapih bahkan ia sempat membereskan barang-barang di mejanya lalu ia menyentuh pelipisnya yang terasa nyeri. "Emang bajingan, ogah gua balapan sama dia lagi. Eh, atau—"

"Berhenti berpikir balas dendam. Lo bukan anak kecil," potong Albian dengan santai. Hanya Albian lah yang berani bersikap dingin dan tegas pada Kana dan hanya Albian lah yang mampu menghentikan perilaku Kana. Rasanya Albian dan Jakah mirip, begitulah pikir Kana.

Hope in my home || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang