-ʊ-
Suara lantai yang pijak bergema di penjuru bangunan yang disebut 'penjara' bawah tanah. Rasa dingin dan suasana sunyi mendominasi keadaan. sesosok laki-laki bersurai putih dengan mata merah menyala adalah pemilik suara pijakan tersebut.
Sosok laki-laki yang masih berusia 10 tahun itu berjalan dengan santai tanpa memperdulikan mayat mayat yang bergeletak disetiap lorong. Langkah nya membawanya naik dan keluar bangunan 'penjara' itu. Dengan tubuh yang terdapat luka dalam ia menguyur nya dengan air dingin yang berasal dari air terjun disungai yang berada jauh dari 'penjara'
Mata elang dengan iris merah itu menutup untuk merasakan air yang mengenai lukanya. Hingga sebuah suara guyuran mengalihkan pandangan laki-laki itu. Iris merah nya menangkap sosok anak laki-laki yang sedang berendam disungai tanpa takut terbawa ombak. Atau sesuatu yang lebih buruk dari ombak.
Suara tawa yang terdengar merdu di telinga nya ditambah wajah berseri membuat nya betah menatap anak laki-laki itu, anak laki-laki itu sama sekali tidak menyadari keberadaan nya.
Semakin dipandang membuat sesuatu di dalam dirinya terasa aneh. Anak laki-laki itu duduk ditepi sungai dengan kaki yang diayunkan, iris onyx nya terdapat binar indah ditambah senyuman yang tak hilang dari wajahnya yang manis.
"Beautiful." Gumamnya.
-ʊ-
"Semua nya sudah dirakit sesuai keinginan anda, tuan."
"Bagus, buat dia seperti yang kau lihat didepan mu."
Seorang pria berjas putih itu mengangguk. Lalu kembali ke ruangan yang penuh dengan alat alat. Hologram yang ada di balik dinding transparan itu menyala menampilkan robot yang masih belum sempurna.
Pria yang ada didepan hologram itu hanya menatap layar dengan diam. Iris merah nya mengamati penyempurnaan robot yang dilakukan bawahannya.
Sebuah panggilan masuk mengalihkan atensi nya. Pria itu menunggu suara dari Earphones yang bertengger di telinganya.
"Apa lagi yang ingin anda tambahkan di bagian otaknya, tuan?"
"Cip Memori yang terhubung dengan pikiran ku."
"Kau sudah membuat nya, 'kan?"
"Sudah, tuan."
"Good. Lakukan apa yang ku perintahkan."
Tut!
Pria itu menatap sebentar hologram yang masih menyala lalu berbalik dan pergi dari sana. Dia berjalan menuju ruangan nya untuk memandangi foto seseorang.
Pintu itu terbuka, ia langsung memasuki ruangan yang memiliki dinding mendominasi warna hitam dan merah. Dia berjalan ke meja lalu mengambil bingkai foto. Memandang sebentar setelah itu membawanya ke balkon.
Ia menyesap nikotin nya seraya menatap foto seorang pria manis yang memakai bando tanduk ungu tersenyum dengan satu mata yang tertutup.
Cklek
"Bagaimana?" Tanya orang yang baru saja masuk keruangan pria itu.
"Hampir sempurna. " jawabnya tanpa mengalihkan pandangan nya.
"Kau benar-benar gila. Membuat semua itu hanya untuk 'dia'. Bagaimana jika dia tau apa yang kau lakukan nanti?"
"I know, kau lebih baik diam, jangan banyak bicara."
Pria bersurai coklat itu mendengus, "Ck. Kapan robot itu kau taruh ditempat 'nya'?"
"Malam ini."
"Tapi- katamu, robot itu belum sempurna 'kan?"
"Hampir bukan berarti belum."
"Ck, terserah kau saja."
"Kau memandang fotonya lagi? Sampai kapan kau akan seperti itu."
Pria berkata merah itu mematikan nikotin nya, "sampai keadaan menyetujui nya. Lagipula aku tidak ingin kelepasan saat bertemu langsung dengan nya."
"Kau tau, melihat nya saja membuat ku mati-matian menahan gejolak."
"Seperti nya kau tertular virus bajingan itu."
Ia terkekeh pelan setelah mendengar ucapan yang dilontarkan temannya. Bingkai foto itu ia pandang kembali seraya mengusap wajah didalam foto kemudian berjalan masuk dalam meninggalkan teman nya yang masih berdiri sembari misuh-misuh Karena ditinggal.
Setelah Duduk ke kursi kerja, ia meletakkan bingkai foto dimeja lalu memandang layar laptop yang menampilkan seseorang dengan pria bersurai putih dan mata merah menyala tersebut mengukir seringai dibibirnya.
"This robot is especially for you, my dear, I hope you accept its behavior well."
••••
Selamat datang di cerita baru alle(*^^*)//Udah ketebak kan alur nya nanti gimana....
KAMU SEDANG MEMBACA
Not just a robot
RomanceBucky awalnya hanya berniat menaruh barang-barang tak terpakai di gudang, namun Saat iris onyx miliknya menangkap benda yang tertutup kain, rasa penasarannya semakin membesar. Ketika kain tersebut ditarik, ia terkejut mendapati sosok robot pria gaga...