-ʊ-
Seorang pria berdiri di tengah ruangan dengan nuansa gelap, hanya diterangi oleh cahaya remang yang memantul dari jendela kecil di sudut. Otot-otot tubuhnya terlihat tegas, menunjukkan kekuatan mentah yang memancar dari setiap gerakannya. Wajahnya tajam dengan rahang yang kuat, namun dipenuhi bekas luka yang mengungkapkan sejarah kegilaannya jejak pertempuran dan kekerasan yang pernah dihadapinya. Di dada dan lengannya, ada bekas luka yang masih tampak baru, merah gelap, menambah kesan liar dan berbahaya. Tatapannya dingin, penuh amarah terpendam, namun ada keindahan brutal dalam dirinya sebuah magnetisme yang membuat siapa pun yang melihatnya tak bisa berpaling. Dalam kesunyian ruangan itu, sosoknya tampak bagaikan bayangan kekacauan yang tak bisa dikendalikan.
Pria itu meletakkan sembarang arah baju nya yang baru di lepas, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan sisa darah yang masih menempel pada tubuh nya. Suara gemercik air memenuhi ruangan lembab setelah pria itu menyalakan shower. Tetes demi tetes darah mengalir dari tubuh nya.
Nafasnya sedikit berat, tangan nya bertumpu pada dinding. Rambut putih bercampur hitam dibeberapa helai yang basah itu ia sibak agar air yang mengalir dari rambut nya tidak mengganggu penglihatannya. Kilauan iris merah darah menjadi gelap disusul kekehan ringan setelah sebuah ingatan mengesankan terlintas dibenak nya.
"I'm starting to go crazy because of it.. " Pria itu menatap bayangannya di cermin, wajahnya yang luka menciptakan gambaran yang mengerikan sekaligus menarik. Gambaran wajah Manis seseorang masih tersimpan di pikiran nya. "Yeah.. I've been crazy for a long time."
Dalam keremangan yang melingkupi dirinya, sosok itu seorang lelaki manis yang tidak pernah bisa lepas dari pikirannya. Meskipun tampaknya tak ada yang spesial dari penampilannya, senyumnya dan wajahnya lah selalu berhasil merobek tirai kegelapan yang melingkupi hatinya. Kenangan akan pria itu, dengan tatapan lembut dan tawa yang ceria, menempel erat dalam ingatannya, menciptakan perasaan campur aduk.
Tapi di balik kekacauan itu, ada sesuatu yang lebih dalam. Ketertarikan yang ia rasakan terhadap pria itu tak hanya sekadar hati dan fisik, tapi sebuah obsesi yang mengakar kuat dalam dirinya. Pria manis itu adalah satu-satunya yang bisa membuatnya merasa hidup, meskipun pada saat yang sama, ia juga membuatnya merasa rentan.
"Meski dia akan sangat takut setelah semuanya terungkapkan, aku tidak akan melepaskan nya begitu saja." katanya pelan, tatapannya kembali pada bayangannya yang terpecah di cermin. "I will continue to chase you... meskipun itu berarti aku harus menghancurkan dunia ini demi mendapatkanmu."
Dalam hatinya, ia tahu bahwa tak ada jalan kembali. Lelaki manis itu adalah tujuannya, cintanya, obsesinya, dan mungkin juga kehancurannya.
Tubuh yang terbalut kimono hitam masih sedikit meneteskan air dari tubuh nya hingga membasahi lantai ruangan sebelum nya, mengelap seinci wajah yang basah sesekali menekan luka di beberapa sisi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not just a robot
RomanceBucky awalnya hanya berniat menaruh barang-barang tak terpakai di gudang, namun Saat iris onyx miliknya menangkap benda yang tertutup kain, rasa penasarannya semakin membesar. Ketika kain tersebut ditarik, ia terkejut mendapati sosok robot pria gaga...