Pagi hari, tepat di depan gerbang Fang yang tengah mengarah utara yaitu terarah kepada kota Seraphim. Benar, ini waktunya. Dimana semua pengendara jabarian berkumpul bersama motornya dan juga beberapa Fang yang akan dikirimkan bersama dengan Jabarian menuju Kota Seraphim.
"Apa kau begadang semalaman Dylan? kau tampak lesu." Poebe datang sambil memasangkan sarung tangan di kedua tangan nya menuju arah Dylan yang sedang terduduk pada motornya.
Dylan yang tersadar dari lamunannya yang menenggelamkan kepalanya dalam kedua tangannya tepat di atas spidometer motor, segera mencari arah suara itu berasal dan mendapati Poebe yang sudah tepat berdiri di sebelahnya.
"Tentu tidak mungkin, badanmu sungguh berat untuk aku beri bonceng. Tentu aku butuh asupan energi-" Poebe menyambat kepala Dylan dengan sapu tangannya. "Ouch! Sakit."
"Maksudmu tuan?" Poebe mengangkat satu alisnya ke atas.
"Hehehehe, lupakan. Aku hanya bercanda gurau." Dylan cekikikan.
"Kau terlihat gugup."
"Tidak, tidak. Hanya tegang."
"Bukannya itu sama saja?" Poebe sedikit terkecoh dengan perkataan Dylan.
"Aku, hanya tegang. Fede berbeda pagi ini."
Jantung Poebe seketika langsung berdetak dengan cepat, Ia mulai mengernyitkan dahinya. "Maksudmu?"
"Selamat pagi, Dylan?" Ucap seseorang yang memotong percakapan mereka. Orang itu datang dengan motornya, memarkir motor itu tepat di sebelah kanan Dylan. Dengan model rambut seperti baru saja dicukur, tinggi yang mungkin tidak jauh dari Dylan. Dengan kostum pemburu Fang dan. . wajah yang familiar.
"Farren." Dylan sedikit menundukkan wajahnya sebagai simbol menyapa.
Lalu Farren beralih kepada Poebe. "Poebe. ."
"Farren Horra, Sungguh cocok potongan rambutmu itu." Poebe membalasnya dengan senyum.
Awalnya Farren terlihat ragu untuk memulai percakapan, namun karena melihat Poebe yang tersenyum kepadanya membuatnya sedikit yakin. "Ini demi misi, anggap saja aku mengikuti style-nya Jabarian?" Farren mulai tersenyum.
"Pfft, Hahaha. Ternyata potongan ku lumayan juga." Dylan mulai menyugar rambutnya yang berwarna coklat benderang itu.
" 'style-nya Jabarian', dan itu belum tentu kamu." Ejek Poebe.
"Tidak, tidak. Lihat, Style kita mirip!"
"Bagian Poni tidak."
"Apa kau pernah tes mata sebelumnya? Karena tembakan mu sebelumnya juga meleset"
"Kau sekarang benar-benar tidak bercanda gurau kan?"
Sementara Farren hanya terdiam melihat kedua kakak beradik ini bercakap.
"Tidak, tidak. Dengarkan aku, aku terlihat bisa membaca karakteristik orang." Ucap Dylan.
"Maksudmu, dirimu seorang dukun?" Balas Poebe.
"Apakah aku terlalu terlihat mistis bagimu? apa kamu bahkan punya mata batin? ayolah Pebe, apakah dirimu sendiri sedang bercanda gurau?"
"Sekarang kau memuji mataku seolah aku sudah tidak perlu tes lagi."
"Aku bahkan tidak memujimu! apakah mata batin bahkan adalah sesuatu penghargaan? melihat hantu saja sudah membuat ku kurus seperti bambu, seperti nyawa ku berdiri rapi diatas kepala."
"Nah, sekarang kau ternyata tidak bercanda gurau!"
"Siapa yang memulai bercanda gurau!"
Sebelum melanjutkan balasannya, Poebe serentak merasakan sesuatu pada hatinya untuk tetap diam. Dia merasakan angin menerpa pasir dan rambutnya, merasakan kedatangan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
POEBE (Era Luxury)
Action[Dystopian-Romance] DI dalam Dunia ini, Kota memiliki kecakapan nya sendiri seperti sebuah karakteristik tersendirinya. Sebagai contoh kota Arklem yang dikenal dengan kota penuh arloji dan pakaian renda, Mungkin juga dengan kota Mefto yang dikenal d...