07

356 16 8
                                    

Malam ini Mala merasa pusing sekali, entah mengapa sejak pulang dari Cafe tadi ia merasa pusing dan mual mual, Mala juga sensitif dengan bau bau yang masuk ke dalam indra penciumannya.

"Huek" mual Mala yang sekarang ada di dalam kamar mandi ia mengeluarkan semua isi perutnya. Rakha yang melihat itu merasa khawatir. Takut jika istrinya kenapa-napa.

"Kita ke dokter ya." Tawarnya dengan mimik wajah khawatir.

"Gak papa kha, mungkin cuma masuk angin aja" ujarnya ingin sedikit menenangkan suaminya.

"Aku takut kamu kenapa Napa, kita ke rumah sakit aja ya" lagi lagi Mala menggeleng.

"Aku gak pa- huek" mualnya lagi, yang membuat Rakha semakin khawatir.

"Udah! Aku gak mau tau, pokonya kita ke rumah sakit" ucapnya penuh penekanan "gak boleh nolak" ucapnya lagi, cepat saat melihat Mala membuka mulutnya.

Mala menghela nafas pasrah lalu mengangguk.

"Iya, yaudah, aku siap siap dulu ya" pasrahnya, karna saat ini Rakha sedang berada di tingkat kekhawatiran yang tinggi dan tak ada yang bisa mmbantah.

Mala keluar dari kamar mandi ia mengganti pakaiannya dan memakai make-up tipis tipis. Lalu menghampiri Rakha yang saat ini sudah ada di ruang tamu.

"Udah?" Tanya Rakha yang di angguki Mala. Rakha segera meraih jaketnya. Memakainya lalu mereka berjalan menuju mobil yang Rakha parkiran di halaman rumah mereka.

Mobil hitam itu melaju dengan kecepatan tidak terlalu tinggi, saat ini Mala masih saja merasa pusing padahal tadi ia telah meminum obat pereda pusing tapi tetap saja tidak mempan.

Rakha yang melihat wajah istrinya semakin pucat sedikit menaikkan kecepatan mobilnya agar cepat sampai ke tempat yang mereka tuju.

Setelah sampai Rakha membantu Mala untuk berjalan ia memegangi lengan Mala agar wanita itu tidak terjatuh, saat ini Mala terlihat sangatlah lemas.

Rakha membawanya ke ruang pemeriksaan ia menidurkan tubuh Mala ke ranjang yang ada di sana. Dokter itu sudah mulai memeriksa kondisi Mala.

Setelah itu dokter pun mengajak Rakha untuk pergi ke ruangannya karna ingin memberi tahukan sesuatu.

"Dok istri saya gak papa kan?" Tanya Rakha kembali dengan mimik wajah yang khawatir.

"Duduk dulu bapak" ujar dokter itu Rakha nurut saja ia duduk di depan dokter yang tadi memeriksa istrinya.

Dokter itu meraih secari kertas yang sudah di masukkan ke dalam amplok coklat.

"Selamat istri bapak hamil, ini hasil pemeriksaannya" ujar sang dokter memberikan secari kertas tadi.

Dengan cepat Rakha membuka aplok coklat itu lalu membaca kertas yang ada di dalamnya. Mata nya berbinar, ternyata benar saat ini Mala sedang hamil. Ia seperti bermimpi akhirnya harapan yang selama ini ia simpan terkabul.

"Alhamdulilah" syukurnya, tanpa sadar air mata jatuh dari kelopak matanya. Ia benar benar senang saat ini. Ini adalah hari terindahnya.

Ia kembali ke ruangan Mala. Di lihatnya wajah wanita yang masih pucat tapi sama sekali tak mengurangi kadar kecantikannya. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Mala dengan senyum dan juga air mata yang masih saja terjatuh.

suami manjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang