Bab 3
Musim gugur kali ini harusnya tidak begitu dingin di malam hari. Tapi siapa yang mampu memprediksi cuaca yang secara acak mulai berbubah pada suhu hampir mendekati 9 derajat celcius. Ditambah pula angin musim gugur yang menghentak jendela kamar, seperti sedang pengambilan adegan horor.
"Hyung, tidak boleh tidur di sofa. Hawanya sangat dingin!" Taehyung berbicara pada Jungkook yang sedang bimbang. Berdiri di antara pintu kamar.
"Aku pikir kau tidak nyaman tidur seranjang denganku!" Sahutnya jujur, begitu tadi melihat wajah Taehyung yang gelisah dan tangannya yang gemetar.
"Hum bukan begitu, hyung. Aku hanya tidak terbiasa tidur dengan seseorang."
Jungkook menganggukkan kepala mengerti. Lantas berjalan menuju ranjang yang benar-benar menguji adrenalin. Bagaimana tidak? Ukurannya hanya 120x200cm. Dengan gaya tidur Jungkook yang seperti orang senam poco-poco. Tidak mungkin jika nanti dalam keadaan terlelap, ia tetap dalam posisi. Bisa saja kaki Jungkook menendang wajah Taehyung, atau lebih parah membuat Taehyung terjungkal jatuh ke lantai.
Taehyung tidur miring ke kanan, menghadap jendela yang tertutup tirai motif kelinci. Sedang Jungkook terlentang menghadap langit-langit kamar.
Mereka sama-sama tak bisa tidur, tapi berpura-pura seolah sudah masuk ke alam mimpi. Jungkook yang sedang kedinginan, sebab selimut milik Taehyung ukurannya begitu kecil untuk dipakai berdua. Dan Taehyung yang sedang menata debaran di dadanya agar detakannya tidak mengalahkan kerasnya suara angin.
"Taehyung ...." lamat-lamat terdengar suara Jungkook memanggilnya.
Tidak ada jawaban.
"Kau sudah tidur rupanya!" Gumam Jungkook seolah menjawab dugaannya sendiri.
"Hum ... ada apa hyung?" Taehyung menyahut, tanpa merubah posisi masih memunggungi Jungkook.
"Aku kedinginan." Jawaban yang lugas, jujur dan tepat.
Taehyung terhenyak dan segera menoleh, melihat dari atas hingga bawah. Bahwa calon kakak iparnya hanya memakai piyama garis miliknya. Sedangkan kamar ini tidak memiliki pemanas ruangan. Terlihat ujung jari kaki Jungkook pucat dan gemetar.
"Maaf, hyung. Selimutku terlalu kecil, aku akan mengambil selimut nuna di kamarnya-"
Belum sempat kaki Taehyung turun dari ranjang untuk mengambil selimut. Pinggangnya sudah ditarik mendekat, menempel di dada Jungkook.
"Tidak perlu, ini saja sudah cukup," sahut Jungkook. Dengan lembut mengubah posisi. Miring ke kanan untuk mendekatkan diri pada tubuh calon adik iparnya.
"Bolehkah? Sebentar saja!" Jungkook bertanya tepat di samping telinga Taehyung yang tiba-tiba merinding, dengan bagaimana suara dalam calon kakak iparnya itu begitu mendayu didengar.
"Taehyung-ah!" Jungkook memanggil lagi.
Taehyung mengerjap bingung oleh pantulan suara Jungkook di gendang telinganya. Entah kenapa terasa seperti mengajak berumah tangga.
"Iya, Hyung." Taehyung menyahut lembut, tetap dalam posisi.
"Apa kau punya pacar?"
Taehyung terhenyak, mendadak kehilangan kosa kata untuk menjawab.
"Eh, kenapa hyung bertanya?"
"Aku hanya ingin tahu, siapa yang beruntung mendapatkan pemuda secantik dirimu."
"Nunaku lebih cantik, Hyung!"
Tidak ada jawaban, kecuali suara detak jantung mereka yang debarannya mengencang. Seakan berlomba bagai pacuan kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRTUAL SEKS PLAY [ KOOKV VERSION ]
Fanfiction-Apa itu cinta -Tak perlu dijawab, karena itu bukanlah pertanyaan -Juga tak perlu ditanggapi karena itu bukanlah pernyataan #KookV version #Remake pair dari cerita milik @Vkookie1312