Aku mulai membuka mataku perlahan-lahan.
“Hei juli! Bangun! Hei lihat dia sudah siuman” Luis berteriak kencang sekali.
“Astaga, kau benar” Ibnu mengusap kepalanya.
“A...apa yang terjadi. Di mana kita?” Aku menatap sekitar. Ini sangat aneh. Kenapa di sekelilingku ada rerumputan.
“kita terhisap ke dalam game” Zai menjawab cepat.
“Tunggu... Apa?!” Aku berseru kaget. Bergegas bangkit berdiri.
Sepertinya aku masih berhalusinasi. Tidak ini pasti mimpi. Aku mengusap wajahku ini sangat mengherankan. Mana mungkin aku bisa sadar jika sedang bermimpi.
Sepertinya yang dikatakan Zai ada benarnya atau mungkin tidak. Aku tidak tahu. Sekarang di sekelilingku dipenuhi rerumputan setinggi satu jengkal tangan. Di sisi lain, di ujung sana terlihat penuh dengan pepohonan yang lebat. Burung-burung berterbangan di atas langit. Matahari mulai tenggelam dibalik pegunungan.
“Berapa lama aku pingsan? Ngomong-ngomong kenapa kau memakai baju seperti itu Zai?” Aku bertanya. Kembali duduk di atas rumput. Aku baru menyadari sesuatu Zai dan Ibnu memakai baju hitam-hitam. Tunggu di mana Luis, perasaanku dia ada disini tadi. Aku mendengar suaranya saat aku sudah siuman.
“Sangat lama.” Seorang wanita menjawab.
“Ibnu, Zai, dia siapa?” Aku berbisik pelan. menunjuknya dengan isyarat mata.
Penampilannya terlihat elegan. Dia mengenakan seragam yang sama seperti yang dikenakan Zai dan Ibnu. Dengan gaya rambut pendek berwarna hitam, mata yang terlihat tajam, kulit berwarna putih. Dia terlihat cantik.
“Astaga sudah kuduga, ini akan terjadi lagi” wanita itu berseru kesal. Wajahnya tertekuk.
Ibnu dan Zai kompak tertawa. Aku menggaruk rambutku yang tidak gatal, tambah bingung.
“Jadi begini. Kau masih ingat karakter game yang ada di PG tadi? Nah, sekarang kita berubah menjadi karakter itu” Zai menjelaskan setelah tawanya reda.
“Itu artinya wanita ini Luis?” aku bertanya lagi. Zai dan Ibnu kompak mengangguk.
“Bagaimana kalian bisa seyakin itu?” aku masih tidak bisa mempercayainya.
“Oi! Jika kau tidak percaya ya sudah, lupakan saja. Aku sudah muak” wanita itu berseru kesal. Kalau dipikir-pikir suaranya hampir sama dengan Luis.
“Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang lebih baik kita pergi mencari desa atau tempat layak huni. Hari mulai malam, ini membuatku tidak nyaman jika lama-lama disini” Zai berkata.
Aku mengangguk. Semua pertanyaan itu akan ku simpan. Kami berempat berjalan ke arah hutan. Entah kenapa tubuhku menjadi lebih ringan dan juga tinggi. Tidak hanya itu, aku baru menyadari bahwa bajuku sama persis seperti karakter di game ini. Di perjalanan menuju hutan Zai dengan senang hati menjelaskan masalah yang terjadi kepada kita. Entah kenapa semua penjelasan Zai selalu masuk akal, mungkin karena dia pintar.
***
Tinggal beberapa meter lagi kami sampai hutan.
Pohon-pohon terlihat menjulang tinggi. Langit mulai gelap pertanda malam akan tiba. Burung-burung berukuran kecil juga berterbangan di atas kepala, sayapnya berwarna-warni indah. Serangga berbunyi nyaring di dalam hutan. Zai telah selesai menjelaskan setiba kami di dalam hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bayangan Malam
AcciónSinopsis: Dari sinilah awal kejadian tidak terduga itu terjadi dalam hidupku. Berkeinginan untuk mencoba permainan baru, bersama ketiga sahabat karib. Tanpa kami sadari, permainan itu justru menjadi sebuah bencana. Membuat kami terseret ke dalam d...