Sahabat?

40 5 0
                                    

Assalamualaikum

.
.
.

Happy Reading

Byuurrrr

"Tolong.... tolong..."

Suara teriakan itu sampai di telinga Rakha. Rakha masih berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak terjatuh, cukup sulit tapi Rakha berhasil sampai ke tepi Danau.

Rakha berusah mencari sumber suara tadi, di tengah-tengah Danau sana tampak sebuah tangan mengepak-ngepakan air Danau, kepalanya ilang timbul.

Rakha segera berlari menceburkan diri menolong orang itu, saat semakin dekat Rakha dapat melihat bahwa dia seorang perempuan. Hijab putih, Rok abu-abu dan cardigan biru, Rakha berpikir bahwa dia anak sekolah.

Rakha mempercepat gerakannya agar segara sampai, saat sampai Rakha langsung membawa perempuan itu ke daratan.

Saat sudah menemukan pijakan di Danau itu Rakha mulai menggendong perempuan itu untuk sampai ke tepi Danau. Betapa terkejutnya Rakha saat melihat wajah perempuan itu.

Rakha meletakan perempuan itu di tanah,  menggoyangkan badannya dengan bahu agar segara sadar.

"Han! Hanifah bangun!!" panggil Rakha. Yah, perempuan itu adalah Hanifah.

"Hanifah sadar!" panggil Rakha lagi terus menggoyangkan bahu Hanifah.

Tidak tampak rekasi apa-apa dari Hanifah, Rakha berteriak meminta tolong, berharap ada yang segara datang menolong, tapi sayang, suasana di Danau siang ini sangat sepi.

"Sorry, Han." Rakha meminta maaf kemudian menekan-nekan dada Hanifah untuk melakukan RJP.

Percobaan pertama tidak berhasil, Rakha tidak menyarah ia mencoba lagi namun tidak berhasil juga.

"Han! Ayo sadar! Hanifah plis, gua nggak mau kehilangan, lo!" frustasi Rakha.

Tak kehilangan akal Rakha masih berusah untuk melakukan RJP pada Hanifah, berhasil. Percobaan ketiga kalinya Rakha berhasil. Hanifah tersadar ia terbatuk-batuk mengeluarkan air dari mulutnya.

"Hanifah!" Rakha langsung memeluk Hanifah.

Hanifah memukul mukul lengan Rakha, bayangkan saja baru pingsan sudah langsung dipeluk, apa nggak bakal pingsan lagi?

"Rakha! Aku, sesek napas!"

Rakha langsung melepaskan pelukannya. "Eh Sorry Sorry, Han."

🌼🌼🌼

Di Rumah Hanifah, tepatnya di halaman belakang, Rakha sedang duduk menatap bunga-bunga yang tumbuh dengan cantik.

"Di minum teh nya Den," ucap Bibi, pembantu di Rumah Hanifah.

"Makasi, Bi."

"Saya permisi," kata Bibi hendak pamit.

Rakha mengangguk, "Iya, Bi." Lalu Bibi melangkah pergi meninggalkan Rakha sendiri.

Tak berapa lama Hanifah datang dengan pakaian yang sudah di ganti. Celana yang tidak terlalu ketat, baju kaos putih, dan kerudung bergo hitam.

"Gimana bajunya muat, nggak?" tanya Hanifah duduk disebelah Rakha. Posisi mereka duduk di halangi meja di tengah-tengah.

"Muat kok," jawab Rakha.

"Itu baju Ayah, udah izin juga sama Ayah."

"Sampein ke Ayah, makasih."

17:32 | Hidayah AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang