Putus?

28 2 0
                                    

Assalamualaikum

.
.
.

Happ Reading

Di sebuah rumah sakit dengan cat dominan biru putih itu Aiza dan Icha tengah menunggu kabar dari dokter yang sedang menanangani paman nya. Dengan perasaan cemas Aiza mondar-mandir di depan pintu UGD. 30 menit berlalu dokter tak kunjung keluar, bagaimana kabar paman nya.

"Cha, Dian beneran sudah di hubungi, kan?" tanya Aiza dalam kecemasan.

Icha mengangguk. "Udah, Ka."

"Kenapa belum dateng juga siihh!!" kesal Aiza.

Dian adalah sepupu Aiza, anak tunggal paman nya yang kini tengah menempuh pendidikan di pesantren. Usianya sepantaran dengan Icha.

"Sabar, Ka di pesantren memang agak susah untuk izin keluar," ucap Aiza menenangkan.

Tak lama kemudian dokter keluar dari pintu. Ini yang dari tadi Aiza tunggu dengan harapan mendapat kabar baik.

"Pak Guntur kini dalam kondisi baik-baik saja, hanya saja butuh istirahat total, jantung nya sangat lemah, jadi tolong jangan berpikir terlalu berat dan aktivitas berat," ucap dokter itu Aiza dan Icha menyimak baik-baik.

Di sebuah kamar VIP Icha dan Aiza tengah menjaga paman nya namun sampai kini Dian belum juga datang.

Guntur memang tinggal seorang diri, anak nya yang memutuskan untuk Mondok. tak bisa Guntur cegah, sedangkan Aiza dan Icha menolak untuk tinggal dengan nya sejak ayahnya meninggal. Guntur adalah adik dari Ayah Aiza dan Icha.

"Kebetulan kalian ada, Om mau ngomong sesuatu sama kalian," ucap om Guntur yang tengah berbaring di kasur rumah sakit.

"Ada apa, Om?" tanya Aiza.

"Aiza, kamu sebentar lagi lulus, kan?" tanya Om Guntur. "Sudah tau mau lanjut apa setelah lulus?"

"Rencana Aiza sekarang pengin kerja dulu, Om baru beberapa tahun setelahnya Aiza kuliah." Aiza menjawab dengan menatap lantai takut om nya tidak setuju.

"Kalau langsung lanjut kuliah aja gimana?" tanya Guntur lagi.

"Aiza belum ada biaya nya, Om."

"Soal itu kamu tenang saja." Guntur hendak duduk. Dengan sigap Icha membantu.

"Aiza nggak mau ngerepotin, Om. Biar Aiza cari uang untuk sekolah Aiza sendiri," tolak Aiza cepat.

"Om akan ngerasa sangat bersalah kalo terus biarin kalian hidup sendiri." Guntur menatap mata kedua keponakan nya itu.

Aiza menatap bingung, Ia menoleh ke Icha untuk mencari Jawaban, sedangkan Icha hanya mengedikan bahu tanda tidak tahu.

"Ayah kalian sudah menyiapkan dana untuk pendidikan kalian, jumlahnya sangat cukup untuk kalian sampai lulus sarjana, dan Om merasa sudah saat nya kalian menggunakan uang itu untuk pendidikan kalian selanjutnya." Guntur menjelaskan semuanya.

"Om berencana untuk Aiza melanjutkan kuliah secepatnya, Om harap kamu tidak menunda pendidikan ini, Ayah kamu berpesan agar kamu lanjut ke pesantren, tapi berhubung dulu sekolahmu nanggung jadi, Om tunda hingga kamu lulus." Aiza cukup terkejut mendengarnya.

17:32 | Hidayah AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang